Mohon tunggu...
Sri Wahyuningsih
Sri Wahyuningsih Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hobby syaa memasak

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Teori Psikososial yang Dikemukakan oleh Erik Erickson

23 Oktober 2024   07:31 Diperbarui: 23 Oktober 2024   07:43 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Teori Psikososial yang dikemukakan oleh Erik Erikson adalah salah satu teori perkembangan manusia yang paling berpengaruh. Teori ini menekankan pentingnya interaksi sosial dan pengalaman sepanjang kehidupan seseorang. Erikson berpendapat bahwa perkembangan psikologis manusia terjadi dalam delapan tahap yang berbeda, mulai dari masa bayi hingga usia lanjut. Setiap tahap ditandai oleh konflik atau krisis psikososial yang harus diselesaikan untuk perkembangan yang sehat.

Berikut adalah delapan tahap dalam teori psikososial Erikson:

Kepercayaan vs. Ketidakpercayaan (0-1 tahun)

Pada tahap ini, bayi belajar apakah dunia di sekitarnya dapat dipercaya. Jika orang tua atau pengasuhnya memberikan perawatan yang konsisten dan penuh kasih sayang, bayi akan mengembangkan rasa kepercayaan. Sebaliknya, jika pengasuhan tidak konsisten atau tidak responsif, bayi akan merasa tidak aman dan mengembangkan rasa ketidakpercayaan.

Kemandirian vs. Rasa Malu dan Keraguan (1-3 tahun)

Pada masa toddler, anak mulai mengembangkan rasa kemandirian. Mereka belajar untuk melakukan berbagai hal sendiri, seperti berpakaian dan menggunakan toilet. Jika orang tua mendukung usaha ini, anak akan mengembangkan rasa otonomi. Namun, jika mereka terlalu membatasi atau terlalu mengontrol, anak dapat merasa ragu dengan kemampuannya dan mengembangkan rasa malu.

Inisiatif vs. Rasa Bersalah (3-6 tahun)

Pada usia prasekolah, anak mulai mengembangkan rasa inisiatif melalui permainan dan eksplorasi. Mereka belajar untuk merencanakan dan melaksanakan kegiatan. Jika inisiatif mereka didukung, mereka akan merasa percaya diri dalam kemampuan mereka. Sebaliknya, jika usaha mereka sering dikecilkan atau dihukum, mereka bisa merasa bersalah dan enggan untuk mencoba hal-hal baru.

Kerajinan vs. Rasa Rendah Diri (6-12 tahun)

Selama tahun-tahun sekolah, anak mulai mengembangkan rasa kompetensi dengan menguasai keterampilan baru. Mereka belajar untuk bekerja keras dan merasa bangga dengan pencapaian mereka. Jika mereka berhasil, mereka akan mengembangkan rasa rajin. Namun, jika mereka merasa gagal dalam mencapai harapan, mereka bisa mengembangkan rasa rendah diri.

Identitas vs. Kekacauan Identitas (12-18 tahun)

Pada masa remaja, individu mulai mengeksplorasi siapa diri mereka sebenarnya dan apa peran mereka dalam masyarakat. Mereka mungkin mengalami kebingungan identitas jika mereka kesulitan dalam menentukan arah hidup mereka atau jika mereka mengalami tekanan sosial yang bertentangan. Jika berhasil mengatasi konflik ini, mereka akan mengembangkan rasa identitas yang kuat.

Keintiman vs. Isolasi (dewasa muda)

Pada tahap ini, individu mulai mencari hubungan yang intim dengan orang lain. Keberhasilan dalam tahap ini menghasilkan hubungan yang erat dan mendukung, sedangkan kegagalan dapat menyebabkan rasa kesepian dan isolasi sosial.

Produktivitas vs. Stagnasi (dewasa tengah)

Pada usia dewasa tengah, individu berfokus pada kontribusi terhadap masyarakat, baik melalui pekerjaan, keluarga, atau komunitas. Mereka yang berhasil dalam tahap ini akan merasakan produktivitas dan makna dalam hidup. Namun, mereka yang gagal mungkin merasa stagnan dan kurang arah.

Integritas vs. Keputusasaan (usia lanjut)

Pada tahap akhir kehidupan, individu melihat kembali hidup mereka dan merenungkan pencapaian dan pengalaman. Jika mereka merasa puas dengan kehidupan mereka, mereka akan mengembangkan rasa integritas. Namun, jika mereka menyesali keputusan hidup mereka, mereka mungkin mengalami keputusasaan.

Teori Erikson memberikan pemahaman yang mendalam tentang bagaimana individu berkembang melalui interaksi sosial dan pengalaman hidup. Setiap tahap membawa tantangan unik, dan cara seseorang menghadapinya dapat mempengaruhi kesejahteraan psikologisnya sepanjang hidup.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun