Mohon tunggu...
Sri Wahyuni Amirudin
Sri Wahyuni Amirudin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Program Studi Antropologi Sosial, Fakultas llmu Budaya - Universtas Khairun, Ternate. Maluku Utara.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pengguna Media Sosial dengan Tingkat Agresivitas di Kalangan Remaja

10 Januari 2023   01:35 Diperbarui: 10 Januari 2023   01:52 312
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Media sosial adalah sebuah media online, dengan para penggunanya bisa dengan mudah berpartisipasi, berbagi, dan menciptakan isi meliputi blog, jejaring sosial, wiki, forum dan dunia virtual. Media sosial membawa pada pola pikir individu (neurologis) yang akan mempengaruhi sikap dan perilaku termasuk didalamnya adalah agresifitas. Agresifitas merupakan tingkah laku individu yang ditujukan untuk melukai atau mencelakakan individu lain yang tidak menginginkan datangnya tingkah laku tersebut.

Media sosial bagi para pelajar merupakan hal yang penting tidak hanya sebagai tempat memperoleh informasi yang menarik tetapi juga sudah menjadi lifestyle atau gaya hidup. Banyak pelajar yang tidak ingin di anggap ketingalan karena tidak memiliki akun media sosial. Media sosial bagi para pelajar biasanya di gunakan untuk mengekspresikan diri, berbagi segala hal tentang dirinya kepada banyak orang terutama teman-teman dan media sosial juga bisa di jadikan sebagai tempat untuk menghasilkan uang. 

Besarnya dampak media sosial tidak hanya memberikan dampak postif tetapi juga memberikan dampak negatif kepada manusia terutama dampaknya bagi interaksi sesama manusia yang saat ini telah di pengaruhi media sosial. Penggunaan Media sosial dapat membuat seseorang menjadi ketergantungan terhadap media sosial. 

Media sosial sedikit demi sedikit membawa kita ke suatu pola budaya yang baru dan menentukan pola pikir kita. Pola pikir individu (neurologis) akan mempengaruhi sikap dan perilaku termasuk didalamnya adalah agresisifitas. Myers (2010) Faktor faktor yang mempengaruhi agresifitas adalah neurobiologis, genetis, biokimia, serotonim rendah serta interaksi antara biologis dan perilaku.

Agresivitas diartikan sebagai tingkah laku individu yang ditujukan untuk melukai atau mencelakakan individu lain yang tidak menginginkan datangnya tingkah laku tersebut. Tingkah laku ini mencakup empat faktor, yaitu tujuan untuk melukai atau mencelakakan, individu yang menjadi pelaku, individu yang menjadi korban dan ketidakinginan korban menerima tingkah laku sipelaku (Baron,2002) .

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Agresifitas;

  • Pengaruh Neurologis Agresi merupakan perilaku yang komplek, tidak ada satu titik pun diotak yang mengendalikannya. Akan tetapi para peneliti telah menemukan system saraf yang menjadi saluran agresi pada manusia. Pada saat peneliti mengaktifkan area otak tersebut, kemarahan meningkat, dan ketika dinonaktifkan kemarahan menurun.
  • Pengaruh Genetis Hereditas mempengaruhi kepekaan system syaraf terhadap isyarat-isyarat agresif.
  • Pengaruh Biokimia Kandungan bahan kimia dalam darah dapat mempengaruhi kepekaan saraf terhadap stimulasi agresif. Alkohol dapat meningkatkan agresifitas karena dengan mengkonsumsi alcohol dapat mengurangi kemampuan mawas diri (self-awareness), pemusatan perhatian pada hal-hal yang dapat memancing kemarahan dan asosiasi orang-orang secara mental mengenai alkohol dan agresi. Testoteron sebagai hormone testoteron laki laki juga mempengaruhi agresivitas manusia.
  • Serotonim yang rendah Rendahnya tingkat serotonin, neurotrasmiter yang membuat lobus frontalis memiliki banyak reseptor yang melakukan pengendalian impuls. Kadar serotonin yang rendah pada manusia sering ditemukan pada anak-anak dan remaja yang rentan melakukan penganiayaan.
  • Interaksi antara biologis dan perilaku Arus pertukaran antara testoteron, serotonim dan perilaku mengalir dua arah. Serotonim mungkin memperkuat perilaku dominasi dan agresifitas, tetapi perilaku mendominasi atau mengalahkan juga dapat meningkatkan testoteron.

Jenis-Jenis Agresivitas Pada Manusia;

  • Agresi fisik aktif langsung: tindakan agresi fisik yang dilakukan individu/kelompok dengan cara berhadapan secara langsung dengan individu atau kelompok lain yang menjadi targetnya dan terjadi kontak fisik secara langsung, seperti memukul, mendorong, menembak dll.
  • Agresi fisik pasif: tindakan agresi fisik yang dilakukan individu / kelompok dengan cara berhadapan dengan individu/ kelompok lain yang menjadi targetnya, namun tidak terjadi kontak fisik secara langsung, seperti demonstrasi, aksi mogok, aksi diam.

Remaja 

Masa remaja remaja merupakan masa transisi sehingga banyak penyesuaian - penyesuaian yang dialami. Penyesuaian diri pada masa remaja ini biasanya akan menimbulkan koflik, jika tidak diarahkan dengan benar maka akan mengalami penyimpangan perilaku. Remaja dibagi menjadi tiga kategori yaitu, remaja awal, remaja pertengahan dan remaja akhir. Remaja awal usia 11-14 thn, remaja pertengahan 14-16 thn dan remaja akhir 16-18 tahun. Perkembangan sosial dan emosional remaja pertengahan meliputi : 1) menggabungkan ciri-ciri diri menjadi sebuah konsep diri yang teratur, 2) penghargaan diri menjadi semakin berbeda dan cenderung meningka, 3) kemungkinan terlibat dalam pengambilan perspektif kemasyarakatan, 4) semakin menekankan resiprositas ideal dan hukum kemasyarakatan sebagai landasan bagi penyelesaian dilema moral, 5) terlibat dalam penalaran lebih halus mengenai konflik antara masalah sosial konvensional, dan pilihan personal moral, 6) intensifikasi gender menurun, 7) kemungkinan sudah mulai kencan, 8) kesesuaian dengan tekanan teman sebaya mulai menurun.

Media Sosial

J.A. Barnes (dalam Nawawi M.R, 2008) menyebutkan bahwa media sosial merupakan struktur sosial yang terdiri dari elemen-elemen individual atau organisasi. Jejaring ini merupakan suatu jalan dimana seseorang bisa bergabung karena memiliki kesamaan sosial, mulai dari mereka yang dikenal sehari-hari sampai dengan keluarga. Meskipun memiliki daya tarik yang berbeda, pada dasarnya media sosial ini memiliki tujuan yang sama yaitu untuk berkomunikasi dengan mudah dan lebih menarik karena memilikiberbagai macam fitur yang memanjakan penggunanya.

Media sosial yang populer saat ini antara lain Facebook, Instagram, Youtube, WhatApp, dan Twitter. Jika media tradisional menggunakan media cetak dan media broadcast, maka media sosial menggunakan internet. Media sosial akan mengajak siapa saja yang tertarik untuk berpertisipasi dengan memberi kontribusi dan feedback secara terbuka, memberi komentar, serta membagi informasi dalam waktu yang cepat dan tak terbatas. Saat teknologi internet dan mobile phone makin maju maka media sosial pun ikut tumbuh dengan pesat. Kini untuk mengakses facebook atau twitter misalnya, bisa dilakukan dimana saja dan kapan saja hanya dengan menggunakan sebuah mobile phone. Demikian cepatnya orang bisa mengakses media sosial mengakibatkan terjadinya fenomena besar terhadap arus informasi tidak hanya di negara-negara maju, tetapi juga di Indonesia. Media sosial juga mulai tampak menggantikan peranan media massa konvensional dalam menyebarkan berita-berita. Seorang pengguna media sosial bisa mengakses menggunakan social media dengan jaringan internet bahkan yang aksesnya lambat sekalipun, tanpa biaya besar, tanpa alat mahal dan dilakukan sendiri tanpa karyawan. Kita sebagai pengguna social media dengan bebas bisa mengedit, menambahkan, memodifikasi baik tulisan, gambar,video, grafis.

Ciri-ciri media sosial adalah; 

  • Pesan yang di sampaikan tidak hanya untuk satu orang saja namun bisa keberbagai banyak orang contohnya pesan melalui SMS ataupun internet
  • Pesan yang di sampaikan bebas, tanpa harus melalui suatu Gatekeeper
  • Pesan yang di sampaikan cenderung lebih cepat di banding media lainnya
  • Penerima pesan yang menentukan waktu interaksi.

Media Sosial dengan Tingkat Agresifias Remaja

Teori belajar sosial menyatakan bahwa perilaku agresif sebagai perilaku yang dipelajari, lewat eksperimen dan pengamatan terhadap orang lain. Teori belajar social memungkinkan pengaruh keluarga kelompok masyarakat dan media terhadap agresi. Teori belajar sosial menekankan kondisi lingkungan yang membuat seseorang memperoleh dan memelihara respon-respon agresi.

Sarana yang canggih seperti smartphone membuat remaja semakin mudah mengakses media sosial yang lain dimana media sosial itu lebih mudah digunakan terutama untuk saling membangun hubungan atau relasi dengan orang lain. ini menunjukan bahwa penggunaan media sosial mempengaruhi tingkat agresifitas pada remaja terbukti bahwa semakin tinggi tingkat penggunaan media sosial maka semakin tinggi pula tingkat agresifitas remaja. Dari sini kita juga bisa melihat salah satu sisi lain dari penggunaan facebook ini bisa menjadi salah satu modelling bagi remaja untuk bisa belajar mengenai agresifitas baik secara verbal maupun non verbal.

Para remaja akan membully teman-temannya melalui media sosial, mengumpat dengan sesuka hati bahkan mengancurkan pesaingnya dengan pembunuhan karakter. Perilaku remaja yang lebih ekstrim adalah dengan seringnya mereka meng up load foto foto sadis membuat mereka menjadi pribadi yang agresif, tidak mempunyai hati nurani. Sekarang ini banyak kita jumpai perilaku perilaku yang seharusnya tidak dilakukan remaja misalnya pesta narkoba yang berujung pada bentrokan, geng motor dan tawuran. Kejadian seperti ini banyak dipicu dari seringnya remaja melihat atau membaca status yang menampilkan agresifitas.

Tidak bisa dipungkiri kehadiran media sosial membawa dampak positif dan negatif bagi remaja. Dampak positif dari penggunaan media sosial adalah dapat memfasilitasi remaja untuk menjalin pertemanan dan komunikasi dengan orang lain tanpa mengenal jarak dan waktu. Selain itu keuntungan yang diperoleh dengan menggunakan media sosial yaitu remaja dapat membina pertemanan yang sempat hilang, bisa bergabung dalam satu komunitas yang sama, dapat menyalurkan hobby ataupun digunakan sebagai sarana bisnis. Dampak negatif dari penggunaan media sosial adalah remaja banyak yang kecanduan menggunakan media sosial sehingga prestasi belajar mereka turun, tidak peka dengan lingkungan sosial serta meningkatnya agresifitas dan perilaku kriminal pada remaja. Sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Bushman. B.J. ( 2014) menyatakan dalam penelitiannya yang membedakan tingkat agresivitas ditinjau dari agresifitas yang dilakukan secara fisik dengan menonton media dan tanpa menonton media didapatkan hasil bahwa efek terbesar dari perilaku agresi adalah dari menonton media.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun