Setelah materi selesai diberikan, dilanjutkan dengan praktik pembuatan kompos yang dilakukan oleh peserta kegiatan secara bersama-sama. Praktik dimulai dengan memasukkan sampah daun kering, sisa sayuran, sisa buah-buahan kedalam kantong kompos yang berukuran 20 liter. Setelah semua bahan dimasukkan selanjutnya menambahkan bakteri komposter (EM-4) untuk membantu proses pembusukan.Â
Kemudian kantong kompos ditutup dan dibiarkan selama kurang lebih 2-3 bulan. Praktik berikutnya adalah pembuatan ecoenzim dari sampah kulit buah-buahan yang masih baru (segar). Pada praktik ini, Ibu-Ibu kader PKK RT dan RW desa Banyudono dibagi menjadi 5 kelompok, dengan tiap kelompok beranggotakan kurang lebih 4-5 orang. Setiap kelompok diberikan wadah berupa toples untuk menampung kulit buah, air, dan gula jawa.Â
Bahan-bahan yang telah dirajang hingga berukuran kecil selanjutnya dicampur dan diaduk dalam air hingga merata dan selanjutnya dibiarkan selama kurang-lebih 3 bulan sampai ecoenzim dapat dipanen. Setiap kilogram sampah kulit buah memerlukan 10 L air dan 1 kg gula jawa (atau molasses).Â
Gula jawa dipilih yang kualitas sedang atau jika tersedia bisa menggunakan molasses, yaitu bahan untuk membuat kecap yang harganya lebih murah. Selama proses fermentasi akan terbentuk gas sehingga peserta perlu memahami detail dari proses ini agar dapat menguasai ilmunya walaupun dalam tingkat yang sederhana.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H