Setiap orang tua tentu menginginkan anak yang penurut dan sesuai dengan harapan mereka. Namun, perlu dibedakan antara ambisi dan toleransi dalam pola asuh.Â
Tidak sedikit orang tua yang terlalu menuntut anak untuk mencapai standar yang mereka idamkan, seperti menjadi juara kelas atau berprestasi dalam berbagai bidang. Namun, apakah mereka menyadari bahwa anak juga memiliki impian dan keinginan sendiri?
Pada masa kanak-kanak, anak cenderung lebih menurut dan mengikuti arahan orang tua. Namun, seiring bertambahnya usia, mereka mulai mengenal dunia luar dan memiliki opini sendiri.Â
Hal ini sering kali menimbulkan perdebatan kecil yang bisa berkembang menjadi konflik lebih besar jika tidak disikapi dengan bijak. Orang tua mungkin menganggap anak terlalu berlebihan, sementara anak merasa bahwa pendapatnya perlu didengar.
Sebagai orang tua, penting untuk mengedepankan komunikasi yang baik dan memberikan pemahaman yang nyata kepada anak. Misalnya, jika anak terinspirasi oleh karakter kartun yang bisa terbang, orang tua bisa mengarahkan imajinasi tersebut dengan memberikan mainan atau penjelasan yang sesuai.Â
Dengan begitu, anak tetap merasa dihargai tanpa kehilangan esensi pendidikan yang diberikan orang tua.
Mengapa Anak Sering Melawan Orang Tua?
Ada beberapa faktor yang menyebabkan anak bersikap menentang orang tua, di antaranya:
Pilih Kasih
Perbedaan perlakuan antara anak dapat menimbulkan rasa iri dan ketidakadilan. Jika tidak disikapi dengan bijak, hal ini bisa berdampak seumur hidup. Oleh karena itu, orang tua perlu bersikap adil dalam memberikan perhatian dan kasih sayang.Orang Tua Terlalu Kritis
Selalu mengkritik dan meremehkan usaha anak dapat membuat mereka merasa tidak dihargai. Sebaliknya, apresiasi dan dukungan positif akan lebih membantu anak berkembang tanpa merasa terkekang.-
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!