Pohon Natal buatan pertama kali dibuat di Jerman pada akhir abad ke-19 menggunakan bulu angsa yang dicat hijau. Saat ini, pohon buatan yang terbuat dari plastik PVC sangat populer karena lebih tahan lama dan praktis. Namun, pohon alami tetap menjadi pilihan favorit banyak orang karena aroma khasnya yang menciptakan suasana Natal.
6. Tradisi diberbagai negara
Setiap negara memiliki tradisi unik terkait pohon Natal:
Di Italia, pohon Natal sering digantikan dengan piramida kayu yang dihias dengan lilin dan dekorasi kecil.
Di Filipina, dekorasi Natal dibuat dari bahan lokal seperti bambu dan dihias dengan lampu warna-warni.
Di New York, tradisi pemasangan pohon Natal raksasa di Rockefeller Center dimulai sejak tahun 1931 dan menjadi daya tarik wisata dunia.
7. Isu lingkungan dan daur ulang
Banyak orang mengkhawatirkan dampak lingkungan dari penggunaan pohon Natal, baik alami maupun buatan. Pohon alami dianggap lebih ramah lingkungan jika ditanam dan diolah dengan benar. Setelah perayaan usai, pohon-pohon ini sering diolah menjadi mulsa atau kompos untuk pertanian. Sementara itu, pohon buatan dapat digunakan kembali selama bertahun-tahun untuk mengurangi limbah.
8. Hiasan tradisional yang berkembang
Dekorasi pohon Natal telah berevolusi dari ornamen sederhana seperti apel, kacang-kacangan, dan kue menjadi ornamen kaca, lampu, dan pita yang lebih modern. Tren ini berkembang dari Jerman dan menyebar ke seluruh dunia.
Pohon Natal bukan hanya sekadar dekorasi, tetapi juga simbol harapan, kehidupan abadi, dan tradisi yang menghubungkan berbagai budaya di dunia. Dengan sejarah panjang yang penuh makna, pohon Natal terus menjadi elemen penting dalam perayaan yang penuh kebahagiaan ini.