Mohon tunggu...
Sri Wahyuni
Sri Wahyuni Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa UIN Bandung (Ilkom Jurnalistik)

Menulis everytime

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Perbedaan Makan Berlebihan dan Binge Eating Disorder yang Harus Diketahui!

24 Desember 2024   11:33 Diperbarui: 24 Desember 2024   11:33 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Orang yang mengalami makan berlebihan akibat stres.  (Sumber: Pixabay)

Makan berlebihan atau overeating sering kali disalahartikan sebagai gangguan makan berlebihan atau binge eating disorder (BED). Meskipun keduanya sama-sama melibatkan konsumsi makanan dalam jumlah besar, tidak semua orang yang makan berlebihan dapat dikategorikan mengalami BED.

Berikut penjelasan mengenai perbedaan makan berlebihan dan binge eating disorder.

1. Frekuensi dan Intensitas

Perilaku makan berlebihan biasanya hanya terjadi sesekali. Misalnya, seseorang mungkin mengonsumsi makanan secara berlebihan pada satu hari dan kembali melakukannya di lain waktu.

Sebaliknya, pengidap BED mengalami episode makan berlebihan secara berulang. Dalam satu episode, mereka dapat terus makan dalam jumlah besar selama dua jam atau lebih.

Pada kondisi normal, seseorang yang makan berlebihan akan berhenti saat merasa kenyang atau tidak nyaman. Sedangkan, pengidap BED sering kali tidak mampu mengontrol kapan harus berhenti makan.

2. Faktor Penyebab

Makan berlebihan dapat dipicu oleh berbagai hal, seperti kebiasaan makan banyak saat stres, rasa lapar yang berlebihan, pola makan yang tidak teratur, atau membeli makanan dalam jumlah terlalu banyak.Sementara,  binge eating sering kali dipicu oleh stres atau respons terhadap emosi tertentu, tetapi penyebab mendasar BED lebih kompleks. 

Orang dengan BED umumnya memiliki pandangan negatif terhadap diri mereka sendiri, terutama terkait citra tubuh (body image) dan kemampuan mereka. Gangguan ini juga sering dikaitkan dengan masalah kesehatan mental, seperti depresi atau kecemasan, yang saling memengaruhi.

3. Dampak

Baik makan berlebihan maupun BED dapat menyebabkan ketidaknyamanan fisik, seperti sakit perut. Saat terlalu banyak makanan masuk ke tubuh, perut akan membesar melebihi ukuran normalnya, menekan organ-organ di sekitarnya, dan memicu rasa tidak nyaman, termasuk naiknya asam lambung ke kerongkongan.

BED juga membawa dampak psikologis yang serius. Pengidap sering merasa bersalah, malu, atau jijik terhadap diri sendiri setelah makan dalam jumlah besar. Perasaan ini sering kali membuat mereka kembali makan untuk mencari kenyamanan, menciptakan lingkaran setan yang sulit dihentikan.

Di sisi lain, makan berlebihan tanpa BED tidak selalu disertai dengan perasaan bersalah atau penyesalan. Meski begitu, kebiasaan makan berlebihan yang tidak terkendali dapat berkembang menjadi BED.

Dalam jangka panjang, BED berpotensi menimbulkan komplikasi kesehatan serius, seperti obesitas, tekanan darah tinggi, penyakit jantung, diabetes, dan berbagai masalah kesehatan lainnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun