Halo kompasianer, Kali ini Saya datang lagi membawa 2 informasi yang tidak penting, yaitu :
- Cerpen ini adalah part 2 dari cerpen Saya yang sebelumnya "Ketika Cinta Di Uji Oleh Waktu" . Bagi yang baru baca, sebaiknya baca bagian pertama dulu. Biar mengerti alurnya.
- Kalau part pertama di ambil dari sudut pandangnya Bunga, Kali ini Saya akan bercerita melalui sudut pandang Bayu
20 Januari 2022
Matahari begitu cerah hari ini. Tak seperti biasanya, ia malu untuk menampakkan sinarnya. Sama seperti Matahariku, Ia malu untuk menampakkan kecantikan dirinya. Namaku Bayu Panji Dwisasongko. Umurku kini 23tahun. Aku baru saja lulus dari UGM dan mendapat gelar S.T.Â
" Kamu berangkatnya jam berapa nak? " Kata Ibu.
Ibuku adalah seorang Pegawai Negeri Sipil. Nama Ibuku adalah Marina Kusumawati. Ibu adalah sosok yang lembut tetapi tegas. Menurutku, Ibu adalah seseorang yang paling tahu baik busuknya Aku. Ibu ku ini berbeda dari Ibu-ibu yang lain. Jika Ibu mu pandai memasak, tidak dengan Ibuku. Ibuku hanya bisa memasak Nasi,membuat roti bakar, susu,teh dan kopi. Tapi Ayah tetap mencintai Ibu dengan seluruh kekurangan Ibu. Ayah tak pernah memaksa Ibu untuk memasak. Terkadang, Jika Ayah sedang libur, Ayahlah yang memasak untuk kami.
" jam 1 Bu. " Jawabku. Siang ini Aku akan kembali Ke Jogja. Aku sudah memutuskan untuk memilih bekerja di Jojga. Tempat dimana Aku lahir dan besar. Ayah,Ibu dan Adikku Sekar masih akan menetap di Jakarta selama setahun kedepan. Dan itu artinya Aku akan tinggal sendirian di rumah lamaku Yang di Jogja. Aku benar-benar merindukan Jogja,Aku merindukan gudeg, Senja, Dan juga Matahariku. Tak bisa ku bayangkan, Bagaimana cantiknya Matahariku saat ini. Aku sudah berkemas-kemas. Dan tinggal menunggu Ayah pulang untuk mengantarku ke Terminal. Aku memang lebih suka naik kereta, dengan alasan Hemat biaya dan Aku tak suka naik pesawat. Setelah beberapa jam berlalu, Ayah sudah datang untuk menjemputku. Ayah dan Ibu saja Yang mengantarku ke Terminal. Kesha sedang di sekolah. Perjalanan menuju ke terminal tidak begitu lama. Hanya sekitar 15 menit saja.Â
" Sampai disana, jangan nakal Bay, cepat cari pekerjaan dan menikah" Kata Ayah. Ayah memang sudah sangat ingin Aku menikah. Yang benar saja, Aku baru saja lulus dan belum memiliki pekerjaan. Mau ku kasih makan apa nanti istriku kelak?Â
" Ayah ini loh, Bayu kerja dulu baru menikah. " Kata Ibu sambil mencubit perut Ayah. Aku hanya bis tertawa melihat tingkah mereka berdua. Kupeluk Ayah dan Ibuku untuk salam perpisahan. Ah, sedih sekali rasanya untuk berpisah dengan mereka walau hanya untuk satu tahun. Setetes air mata sudah di ujung pelupuk mataku. Malu Aku di tertawai Ayah. Tapi kulihat, Mata Ayah juga berkaca-kaca. Kalau Ibuku? Jangan Kamu tanya, Ibuku ini sangat cengeng. Setelah itu Aku memasuki kereta malam. Eh -,-..Perjalanan menuju Jogja sangatlah jauh. Kurang lebih menempuh waktu 13 jam. Ku putuskan untuk tidur saja.Â
..............................................................................................................................................................................................................................................................................
Setelah menempuh perjalanan yang cukup panjang, Sampailah Aku di Jogja. Waktu sudah menunjukkan pukul 11.30 malam. Ayah dan Ibu juga sudah tidur pastinya. Ku putuskan untuk mengirimi mereka pesan singkat saja dan memberi tahu bahwa Aku sudah sampai. Aku menuju rumahku yang lama menaiki grab. Sesampainya dirumah, Aku langsung tidur. Rumahku memang sudah di bersihkan oleh Mang Ujang. Mang Ujang adalah orang yang menjaga rumahku saat kami semua di Jakarta. So, Terima kasih banyak mang Ujang.
21 Januari 2022.
Wangi bunga mawar milik Ibu begitu menyejukkan pagiku. mang Ujang memang handal dalam merawat rumah dan juga tanaman. Ku lihat, Matahari juga sudah mulai terbit. Menampilkan jingganya dengan sempurna. Sesaat Aku tersenyum. Membayangkan Lagi, betapa Cantiknya sosok matahariku kini. Waktu menunjukkan pukul 07.30, Kuputuskan untuk bersepeda saja keliling kompleks dan memberikan kejutan untuk Matahariku.
Kamu tahu Matahariku? Bukan, Bukan matahari yang di atas. Yang ku maksud adalah Bunga Lily Susanteo. Gadis Matahariku. Kini Aku kembali ke Jogja untuknya. Untuk semua pertanyaan yang kini banyak bersarang di kepalanya.Â
Ku kayuh sepedaku pelan. Hingga Aku sampai di depan rumah Bunga. Sekilas trumah Bunga tak banyak berubah. Hanya sedikit di ubah halamannya dan juga catnya. Lalu Aku masuk dan memencet Bel. Jantungku berdegub kencang. 5 Tahun sudah Aku tak bertemu dengannya. Ku coba untuk menstabilkan jantungku, tetap saja tak bisa. Kemudian gagang pintu bergerak. Sepertinya ada seseorang yang akan membuka pintu. Aduh, lututku begitu gugup dan tanganku juga begitu dingin..
" Maaf, cari siapa yah?" Tanya seseorang yang tak ku kenal yang kini berdiri di hadapanku. Seorang gadis. Kira-kira berusia 15. Apa mungkin dia saudara Bunga?Â
" Bunganya ada? " tanyaku
" maaf, disini tidak ada yang namanya Bunga Mas" Apa Aku salah dengar? Atau Aku salah rumah? Ku rasa tidak.Â
" Kalau Pak Krisna Susanteo ada?"Â
" Maaf mas sepertinya orang yang mas cari sudah tidak tinggal disini" Jawabnya, Aku tak mengerti. Aku hanya mengernyitkan dahiku saja seolah minta penjelasan yang lebih detail.
" Begini yah mas, Saya sama orang tua saja baru saja pindah dirumah ini 2 minggu yang lalu. Mungkin orang yang mas cari adalah pemilik rumah sebelumnya. Sudah yah mas, Permisi " Kata Gadis itu kemudian menutup pintu.Â
Bunga pindah? Dan tidak mengabariku? Astaga, bagaimana bisa Ia mengabariku jika Aku tak pernah mengabarinya sama sekali. Ini semua salahku. Aku harus mencari Bunga. Kuputuskan untuk pulang berganti pakaian dan memutuskan untuk mencari Katty. Katty adalah sahabat Bunga sejak SMA.
Dengan kecepatan penuh, Aku membawa mobil menuju Rumah Katty, Aku hanya berdoa bahwa Katty masih tinggal dirumahnya yang lama. Ku pencet bel rumah Katty dengan gusar. Kemudian seseorang keluar dengan setelah Kemeja Putih dan juga Rok span berwarna hitam di atas lutut.
" Kamu mau apa kesini? Pulang sana. Mau cari Bunga? Untuk apa Kamu cari Bunga, setelah Kamu meninggalkan dia tanpa kepastian. " Hardik Katty padaku. Aku tahu ini memang salahku. Aku yang begitu bodoh meninggalkan Bunga tanpa kabar.
" Aku mohon Kat, Kasih tau Aku dimana Bunga sekarang "Â
" Aku gak bakal kasih tau Kamu. Kamu tau? Dia nunggu Kamu selama bertahun-tahun. Udah kayak orang gila Dia Bay. Dan sekarang Apa? Hidup Bunga sudah lebih baik lalu Kamu datang lagi? Kamu pikir Bunga itu mainan apa Bay!"Â
" Aku mohon Kat, Aku mohon kasih tau Aku dimana Bunga"Â
Akhirnya Katty memberi tahuku dimana Bunga berada. Aku segera pergi menemui Bunga. Aku akan mengatakan segalanya kepada Bunga.
Setelah sampai dirumah Bunga, tak ada siapa-siapa kecuali pembantunya. Kata pembantunya Bunga sedang di taman. Dengan penuh semangat Aku pergi menuju taman yang di beri tahukan pembantu Bunga. Dari kejauhan Kulihat Dia, Sosok Matahariku. Sosok yang paling ku rindukan selama ini. Bunga..Aku menghampiri Bunga yang sedang bermain bersama seorang bayi yang di letakkan di kereta dorong.
" Bunga .." Kataku pelan. Kini matahari ku sudah di depanku. Begitu cantiknya Ia kini. Tak pernah berubah. Dan Kalung yang ku berikan sebagai hadiah ulang tahunnya  beberapa tahun yang lalu, Masih Bunga gunakan. Aku tersenyum simpul. Dan kemudian kulihat Bunga menangis. Baru kali ini kulihat Bunga menangis. Ia menangis tanpa Suara. Matanya menyorotkan bahwa Ia benar-benar sangat merindukanku dan juga benci padaku.
" Untuk apa Kamu kesini Bayu? Untuk Apa? Setelah semua yang Kamu lakukan Padaku, Pergi tanpa kabar? Menyuruhku untuk menunggumu tanpa kepastian? Membuatku gila akan dirimu? Membuatku pernah hidup bersama masa lalu? " Kata Bunga sambil menangis. Hatiku rapuh. Melihat sosok yang ku cintai menangis karena Diriku. Pedih rasanya.
" Maafkan Aku Bunga, Aku tak bermaksud seperti Itu. Kini Aku datang. Untuk memperbaiki semuanya Bunga. " Aku menggenggam erat tangan Bunga. Tangannya begitu dingin dan bergetar.
" Tidak ada gunanya Kamu datang Bay, semuanya sudah berubah" Katanya sambil terseduh-seduh
" Apanya yang berubah? Kamu masih mencintai Aku kan? Aku juga mencintaimu Bunga. Sungguh mencintaimu "Â
" Segalanya memang sudah berubah. Aku, dan kamu tak akan pernah bisa menjadi kita. Aku memang masih mencintaimu, tapi tak seperti dulu.. Segalanya telah berubah" Jelas Bunga
" tidak Bunga. Kita akan menjadi Kita" Kataku sambil berusaha memeluk Bunga. Namun Ia menolak
" Aku kini sudah menjadi milik orang lain Bayu. Dia orang yang menggenggam erat tanganku di saat Aku terpuruk dengan kepergianmu. Dia mau mengobati luka yang telah Kamu buat. Dia orang yang mampu membuat senyumku kembali lagi, Maafkan Aku bayu. Aku sudah menikah" Dang!! Kalimat yang membuat duniaku runtuh. Bunga sudah menikah. Matahariku sudah bukan milikku lagi. Ia kini telah berlain arah. Ini semua salahku. Aku menyesal.  Ku dengar bayi yang di kereta tersebut menangis. Dan kulihat Bunga menggendong Bayi tersebut  berusaha menenangkan.
" Ini Anakku. Namanya Karell Bayu Pratama. " Kata Bunga sambil tersenyum. Hatiku begitu tersayat mendengar nama itu. Bunga sungguh-sungguh mencintaiku. Dan Aku menyia-nyiakan Dia.Â
" Maaf Aku menggunakan Namamu di tengah Namanya. Aku berharap anakku akan menjadi sepertimu kelak. Cerdas, Pandai bermusik dan juga Ramah serta memiliki senyum yang indah. " Aku hanya bisa diam dan meneteskan air mata.Â
Apa yang harus kulakukan? Hanya menyesal yang bisa ku rasa. Kini ku tahu, membuat seseorang menunggu tanpa kabar itu menyakitkan. Kini Matahari bersinar bukan untukku lagi. Matahari kini telah memiliki Dunia barunya.Â
Aku merelakan Bunga untuk Pria beruntung itu. Biarlah cintaku perlahan hilang di telan bumi. Biarlah cintaku ini pergi bersama angin.Â
Kini Bungaku sudah Layu. Matahari sudah hilang..Â
Namun Aku tetap harus melanjutkan hidupku. Dan mencari Matahari baru untuk kehidupanku. Biarlah Bunga menjadi bagian terindah di dalam hidup dan hatiku..
                                   " Cinta dapat mengubah duniaku dalam sepersekian detik"
                                              - Ketika Cinta Di Uji Waktu
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H