Mohon tunggu...
Sri Wahyuni
Sri Wahyuni Mohon Tunggu... Mahasiswa -

i'm a pluviophile. i really love writing and singing. ordinary girl. and addctd with coffee (:

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Bunga Sakura dan Musim Semi

8 November 2017   21:20 Diperbarui: 8 November 2017   21:38 890
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Gadis itu terlihat begitu sumringah ketika berjalan mengitari taman kota. 

Jalan yang di penuhi bunga-bunga sakura yang berguguran. Bunga Kesukaannya.

Nama gadis itu Madyline Rose. 

Setiap musim semi berlangsung, Rose memang selalu ke Jepang untuk sekedar melihat Indahnya bunga Sakura. 

Rose adalah Warga Negara Indonesia. Namun Ia adalah Gadis belasteran. Ayahnya Asli Jawa Barat, sedangkan Ibunya Belanda.

Siapapun yang melihat Rose akan jatuh cinta. Parasnya seperti sebuah lukisan yang sempurna.

Seperti sebuah boneka kayu dengan pahatan yang detail dan Lekukan yang menawan.

Rose berumur 17 Tahun dan belum lama lulus dari Sekolah Menengah Atas.

Rose berbeda dengan gadis-gadis yang lain. Rose tidak suka dengan keramaian. 

Jepang hari ini begitu Dingin dan juga begitu Indah.

Sebuah cup berisikan Cappucino latte panas tergenggam di tangannya. Mengalirkan sebuah rasa hangat di Tangan Rose.

Rose menuju ke tempat favoritnya di tengah-tengah taman Kota.

" Watashi wa shinchōde wanai " (Maaf Saya tidak hati-hati) Kata Pria yang menabrak Rose. Sehingga Jaket tebal Rose yang berwarna putih tulang itu kini kotor. Rose kaget. Pipinya memerah, Menandakan Rose sedang menahan kesal. Ia menengadahkan kepalanya untuk melihat siapa sosok yang merusak moodnya hari ini?  Ketika Ia melihat sosok itu, Hati kecil Rose tergerak. Ia melihat Pria yang sedang berdiri di hadapannya saat ini menggunakan tongkat khusus untuk tuna netra. Niat untuk memarahi Pria itu pupus sudah di hati Rose

" Hai, daijōbudesu. " (Ya, tidak apa-apa) Hanya itulah yang di katakan Rose. Lagipula menurut Rose hanya jaketnya saja yang kotor. Ia kemudian membuka jaket tebalnya itu. Kini Rose hanya menggunakan baju berlengan panjang saja berwarna hitam. Rose menatap wajah pria itu. Rose tersenyum. Menurut Rose, Pria ini tampan. Sangat tampan. Mata yang cipit khas Orang jepang. Kulit putih dan memiliki tinggi badan yang seperti atlet basket. 

" Anata wa machigainaku nihonjinde wa arimasen? " (Kamu Pasti bukan orang jepang? ) Kata Pria itu sambil tertawa. Ia mungkin menertawakan gaya berbahasa Rose. Rose pandai berbahasa Jepang namun sepandai-pandainya Ia, pasti nada dan dialegnya berbeda dengan penduduk asli jepang.

" Hai, Indoneshia shusshindesu. Watashi wa Nihon ni itte haru to sakura o tanoshimu. Shikashi, anata wa kyō subete o dainashi ni shita " (Ya, Aku dari Indonesia. Aku ke Jepang untuk menikmati musim semi dan bunga sakura. Tapi kamu merusak segalanya hari ini) Kata Rose Kesal. Awalnya Rose tidak ingin kasar terhadap Pria yang tidak di kenalnya ini. Namun Pria yang di hadapannya ini hanya menertawakan nya Saja. 

Rose kemudian pergi meninggalkan Pria itu. Ia berjalan dengan cepat tanpa melihat kebelakang. Sampailah ia di bangku Favoritnya. Tepat di bawah pohon sakura. Meskipun moodnya sedikit rusak, Ia tetap menikmati Sesuatu yang sudah di anggap seperti ritual baginya. Bunga-bunga sakura itu di ciumnya dan di hirupnya. Wanginya menenangkan hati. Rose bercita-cita ingin memiliki sebuah rumah di jepang. Rumah yang memiliki taman yang luas dan berisikan Pohon bunga sakura. Kurang lebih 2 jam Rose duduk diam menikmati udara Kota Jepang di bangku ini. Rose mulai merasa kedinginan. Rose memutuskan untuk kembali ke hotel. 

Hari terasa cepat berlalu. hari ini Rose memutuskan untuk wisata kuliner. Berbekal dengan google map.  Rose hari ini tidak berjalan kaki. Ia memutuskan untuk menggunakan sepeda saja. Ia menyewa, tentu saja. Rose mengayuh sepeda pelan. Ia melewati jalan yang kemarin. Ketika ia menuju taman kota. Ketika di tengah perjalanan, Seseorang yang kemarin menabrak Rose,itu berdiri tepat di tempat yan sama. Saat ia menumpahkan kopi dengan tidak sengaja ke Jaket Rose. Rose bingung, Untuk apa Pria itu berdiri disana? Aneh. Pria itu menggenggam sebuah kotak. Entah kotak itu apa Isinya. Rose tak ingin tahu.

Kemudian Rose terus mengayuh sepedanya, hingga Ia melewati Pria itu. Kemudian Terdengar Pria itu berteriak dari belakang..

" Nē, anata wa watashi ga kinō kōhī o koboshita joseidesu! " (Hei,Kamu perempuan yang ku tumpahkan kopi kemarin!) Begitu katanya. Rose terkaget-kaget. Bagaimana Ia bisa mengenali Rose? Padahal dia adalah seorang tuna netra. Apakah Ia hanya berpura-pura saja? Rose kemudian memutar balikkan sepedanya. Menghampiri Pria itu penuh dengan rasa malu dan penasaran. Bagaimana tidak, semua mata tertuju pada mereka berdua akibat ulah dari pria tersebut.

"Anata wa kurutteru? Naze anata wa sakende imasu ka? Soshite naze watashi o ninshiki dekimasu ka? Anata wa mōmokutekina furi o shite imasu ka?
 " (Apakah kamu gila? Kenapa kamu berteriak? Dan kenapa kamu bisa mengenaliku? Kamu pura-pura buta?) Tanya Rose penuh penekanan. Lagi-lagi, pria itu hanya tertawa kecil. Dasar aneh. Begitu batin Rose berkata. 

"Anata wa amarini mo ōku no shitsumon o shimasu. Watashi wa chōdo sore o anata ni okuritai, kinō no shazai to shite. " (Kamu terlalu banyak bertanya. Aku hanya ingin memberikan Ini kepadamu, Sebagai permintaan maafku mengenai hal yang kemarin.) Kata Pria tersebut. Lalu pria tersebut memberikan kotak yang di genggamnya kepada Rose. Rose menolaknya. Namun pria tersebut memaksa. Kemudian Rose mengambil kotak tersebut. Di bukanya kotak tersebut, ternyata berisikan Sebuah jaket berbulu dan juga bermerk. Merk salah satu yang begitu terkenal akan desain dan juga harganya yang selangit. Rose menerima pemberian Jaket mahal dari Pria itu. Bukan karena harganya, melainkan menghargai pemberian orang.

" Watash ino namaeha taka Murayama" (Nama Saya Taka Murayama) Kata Pria tersebut sambil menundukkan badannya. Namanya adalah Taka.Rose tersenyum.

"Watash ino namaeha Madyline Rose" (Nama Saya Madyline Rose) Kata Rose.

Sejak saat perkenalan yang resmi itu, Rose dan Taka semakin dekat. Taka mengenalkan Jepang kepada Rose. Dan Rose semakin menyukai Jepang.  Rose dan Taka menjadi teman baik. Ketika Rose Di Indonesia, Rose tetap menghubungi Taka melalui telefon. Waktu memang begitu cepat berlalu. Seakan roda dunia begitu cepat berputar. 4 Tahun sudah mereka berteman baik. Bahkan tumbuh benih-benih cinta antara mereka berdua. Namun, mereka saling menyembunyikan perasaan tersebut. 2 Tahun yang lalu Taka juga berkunjung ke Indonesia. Dan Rose memperkenalkan Taka kepada kedua orang tuanya. Sebagai Teman saja. 

Tepat di hari ke 1460 mereka saling kenal, musim semi juga sudah tiba. Rose sudah menunggu Taka di bawah pohon Bunga Sakura di tengah taman Kota. Mereka memiliki janji bertemu hari ini. Rose berniat untuk mengungkapkan segala isi hatinya kepada Taka. 10 Menit Rose menunggu, Akhirnya Taka datang. Saat itu benar-benar canggung. Mereka berdua sibuk dengan fikiran masing-masing. Saling merasa takut untuk mengungkapkan perasaan. Beberapa saat kemudian, sebuah cairan berwarna merah dan kental keluar dari hidung Rose. Itu Darah. Sangat Banyak. Penglihatan ROse mulai kabur. Kepalanya pusing. Taka menjadi panik. Ia Bingung harus berbuat apa. Taka mencoba untuk menggendong Rose, namun ROse menolak. 

" Watashitachi wa koko ni iru. Watashi wa anata ni tsutaetaikoto ga arimasu." (Kita disini saja. Ada yang ingin aku sampaikan kepadamu.) Kata Rose sambil tersenyum dan mencoba menenangkan Taka. Taka mencoba untuk tidak panik dan mencoba memahami Keadaan Rose.

"Anata no kata ni katamukete mo īdesu ka? "(boleh aku bersandar di bahumu?) Tanya Rose dan di jawab Taka dengan sebuah anggukan. Rose bersandar di bahu sebelah Kanan Taka. Entah apa yang membuat Tangan Taka spontan mengelus kepala Rose perlahan. 

"Anata o aishite irunara, watashi o yurushitekudasai. Kono kanjō wa watashi o fusegu koto ga dekimasen. Watashi wa nani no riyū mo naku anata o aishiteimasu. Haru no ōka no yō ni. Watashi wa Nihon ni motto fukaku shitte morau koto ni kansha shitai. Watashi o kaiteki ni shite kurete arigatō. Anata wa watashi no mottomo utsukushī harudesu. Itsuka anata ga miru koto ga deki, watashi wa mō anata to inai, itsumo kono basho ni kuru koto o wasurenaide kudasai. Otagai o shitte iru basho." (Maafkan aku jika aku menyayangimu. Perasaan ini tak bisa ku cegah. Aku menyayangimu tanpa alasan. Seperti Bunga Sakura yang gugur di musim semi. Aku ingin berterima kasih karena kamu sudah membuatku mengenal Jepang semakin dalam. Dan terima kasih karena sudah membuatku nyaman. Kamu adalah Musim Semi terindahku. Jika suatu saat kamu bisa melihat, dan aku tidak bersamamu lagi, Jangan lupa untuk selalu datang ke tempat ini. Tempat di mana kita saling kenal) Rose mengatakannya semakin lambat. Perlahan nasafnya berkurang. Hingga akhirnya Nafas Rose habis. Rose telah pergi. Rose meninggalkan Taka dengan sejuta angan. Angan yang mereka bangun bersama. 

" Aku Mencintaimu Rose " Kata Taka sambil Menangis dan mengeluarkan sebuah kotak yang berisi Cincin. Taka memeluk Erat Rose. Di peluknya Rose dengan penuh penyesalan.

Beberapa tahun kemudian, Taka sudah bisa melihat. Rose mendonorkan Matanya untuk Taka. Yang Ia sampaikan melalui sepucuk surat saat itu. Taka masih mencintai Rose. Baginya, Rose adalah sosok yang tak tergantikan. Bagi Taka Musim semi tak akan Indah lagi sejak kepergian Rose. Yang di nantikan Taka saat musim semi hanyalah Bunga sakura. Karena ketika bunga sakura bermekaran, Serasa Ia merasakan Rose sedang bersamanya. Bagi Taka, Rose adalah Bunga Sakura-nya. Bunga Musim Seminya ..

Note : Aku mohon saran dan kritiknya. Dan menurut kalian cerita ini bagaimana? 

Terima Kasih sudah meluangkan waktu kalian untuk membaca cerita yang di tulis dan di ketik oleh tangan mungil ini. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun