Di sela-sela ini, terdapat hal-hal kecil yang sering luput dari perhatian. Misalnya, keberadaan flora dan fauna endemik yang hanya ditemukan di kawasan ini, seperti burung elang jawa yang terancam punah. Atau, ritual ngalokat cai---sebuah tradisi purifikasi air yang diam-diam masih dilakukan oleh segelintir warga tua. Semua ini adalah bagian dari warisan yang perlu kita rawat.
Cisanti sebagai Puisi Alam
Situ Cisanti adalah sebuah puisi alam, sebuah narasi geologis dan antropologis yang mengalir dari hulu hingga muara. Di tepiannya, Kita tak hanya menyaksikan air yang mengalir, tetapi juga waktu yang bergerak perlahan. Ia membawa pesan tentang asal-usul, keseimbangan, dan keberlanjutan.
Ketika Kita berdiri di sana, membiarkan angin gunung menyapa kulit, ada sesuatu yang lebih dari sekadar ketenangan. Kita seperti sedang membaca lembaran awal dari sebuah kisah panjang. Cisanti mengajarkan kita bahwa setiap tetes air adalah saksi Sejarah. Setiap hembusan angin adalah bisikan masa lalu. Dan setiap langkah manusia di atas tanahnya adalah tanggung jawab untuk masa depan.
Selamat datang di Situ Cisanti, sebuah hulu yang menyimpan jejak waktu
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI