Mohon tunggu...
Sri Sutrianti
Sri Sutrianti Mohon Tunggu... Guru - Guru SMP

tertarik belajar menulis sebagai upaya ekspresif terapi.

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Selebrasi Anggrek di Gedung Sate Bandung

20 Desember 2024   07:30 Diperbarui: 19 Desember 2024   20:46 107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Peserta pameran Anggrek dengan Anggrek jagoannya. Dokumentasi DPD PAI Jabar. 

Kontes anggrek pada tanggal 14 dan 15 Desember 2024 adalah bagian dari acara Healthy Culture Run (HCR). Sebuah gelaran yang menyatukan olahraga, pertanian, dan kesadaran lingkungan di Gedung Sate, Bandung.
Acara ini bukan hanya ajang kompetisi bagi pecinta anggrek, tetapi juga menjadi panggung penghormatan terhadap kekayaan biodiversitas Indonesia, khususnya Jawa Barat. Kontes Anggrek ini membawa misi mengingatkan masyarakat akan pentingnya melestarikan keanekaragaman hayati sekaligus mendorong inovasi dalam dunia budidaya tanaman.

Anggrek-anggrek peserta kontes. Dokumentasi DPD PAI Jabar
Anggrek-anggrek peserta kontes. Dokumentasi DPD PAI Jabar
Hari pertama: Parade 101 Pohon Anggrek

Pada tanggal 14 Desember 2024, kontes anggrek resmi dibuka dengan keikutsertaan 30 peserta yang mempersembahkan total 101 pohon anggrek. Anggrek-anggrek ini terdiri atas 52 pohon anggrek spesies dan 49 pohon anggrek hibrida.  Setiap pohon memamerkan keunikan karakteristiknya masing-masing.

Saya berdiri di antara deretan bunga-bunga itu, Aroma anggrek menguar seperti rahasia yang terlepas dari lipatan waktu: lembut, manis, sedikit pedas, bercampur dengan udara pagi yang bersih. Ada Encyclia dengan jejak aroma citrus yang segar, ada Dendrobium yang membawa semerbak hutan basah. Sejenak, saya kehilangan pijakan, imaji liar memenuhi pikiran saya, membawa saya ke hutan tropis, di mana dedaunan berbisik dan anggrek liar menggantung di batang-batang pohon tua. Di sana, tak ada suara mesin, hanya dengung lebah dan hembusan angin yang menggetarkan kelopak bunga. Kontes ini bukan lagi sekadar acara—ia seperti menjadi portal menuju dunia yang purba, tempat keindahan dan kehidupan berbagi ruang dalam harmoni sempurna.

Para peserta  mempersiapkan tanaman terbaik mereka . Dari anggrek spesies yang masih mempertahankan keasliannya hingga hibrida-hibrida yang memadukan keajaiban alam dengan kreativitas manusia. Semua mata terpesona, menyaksikan betapa anggrek bukan sekadar bunga, melainkan representasi nilai sejarah, budaya, dan inovasi ilmiah. Di dalam kontes  ini,  setiap anggrek mengisahkan sebuah dunia, dan saya, seperti yang lainnya, hanya seorang pendengar yang terpesona.

Hari Kedua: Penghargaan untuk Anggrek Terbaik

Penghargaan  untuk Juara Umum/Best of Show dan Best of Hybrid. Dokumentasi DPD PAI Jabar
Penghargaan  untuk Juara Umum/Best of Show dan Best of Hybrid. Dokumentasi DPD PAI Jabar

Tanggal 15 Desember menjadi puncak acara, di mana para pemenang diumumkan dalam suasana penuh keramaian.  Tiga kategori utama diberikan, yaitu Best of Show, Best of Species, Best of Section dan Best of Hybrid.

Best of Hybrid dianugerahkan kepada Dendrobium Ganjar Pranowo, anggrek hasil silangan yang dimiliki oleh Ibu Maria Gorettimurniati dari Rich Orchid. Anggrek ini merupakan mahakarya hasil persilangan dari Kagama Orchids. Dendrobium Ganjar Pranowo merupakan silangan dari anggrek jenis Den Danish dengan Den Kraikan Sirirungsi. Jenis baru dari kedua bunga ini menyimbolkan cinta, kemewahan, dan keindahan.

Karakteristiknya sangat istimewa:  Pohonnya yang menjulang dengan bunga berbentuk simetris sempurna dengan kombinasi warna ungu kemerahan. Gradasi merah keunguan yang menciptakan efek gradasi lembut. Aromanya manis nan lembut dengan sentuhan rempah, mencerminkan kekayaan kultur Indonesia. Tanaman ini tahan terhadap kelembapan tinggi dan sangat adaptif di dataran rendah hingga menengah, menjadikannya simbol daya adaptasi dan inovasi.

Pemenang Best of Hybrid. Ibu Maria. Dok DPD PAI Jabar
Pemenang Best of Hybrid. Ibu Maria. Dok DPD PAI Jabar
Best of Species diraih oleh Encyclia Tampensis Var. Alba milik Wahyu Wibisono dari Wibi Orchid. Anggrek ini, yang berasal dari Florida hingga kawasan Karibia, menunjukkan keanggunan liar yang memukau. Warnanya hijau polos dan putih di bagian lip atau bibir bunga, menciptakan kesan minimalis nan elegan. Aromanya menyegarkan, seperti perpaduan citrus dan kayu hutan, memberi sensasi ketenangan. Anggrek ini tumbuh secara epifit, menempel pada pohon-pohon besar di hutan tropis, namun ia juga mampu beradaptasi dengan media tanam buatan di tangan para ahli budidaya.

Encyclia Tampensis Var. Alba tidak hanya menyandang gelar Best of Species. Dengan keunggulan estetika dan kekuatan karakter tanaman yang tak tertandingi, ia juga menyabet penghargaan Best Section dan penghargaan tertinggi, yaitu Best of Show. Kombinasi kecantikan alamiah, aroma unik, dan keanggunan varian ini berhasil mencuri perhatian dewan juri. Dengan predikat rangkap ini, Encyclia Tampensis Var. Alba dinobatkan sebagai anggrek terbaik dalam kontes dan berhak mendapatkan hadiah uang pembinaan sebesar Rp 5 juta.

Pemenang Best of Show  Wahyu Wibisono. Dokumentasi DPD PAI Jabar.
Pemenang Best of Show  Wahyu Wibisono. Dokumentasi DPD PAI Jabar.

Eksplorasi Karakter dan Pesan Keberlanjutan

Dendrobium Ganjar Pranowo tidak hanya menawan secara visual, tetapi juga menjadi representasi keberhasilan hibridisasi modern. Dinamakan  GP untuk menghormati tokoh penting ini, dimana beliau adalah ketua dari Kagama, anggrek ini merupakan hasil kerja keras para ahli botani di Kagama Orchids.(berlian media.com) Dia membawa pesan bahwa inovasi dalam dunia anggrek mampu menyelaraskan estetika dengan produktivitas, menciptakan tanaman yang tangguh.
Di sisi lain, Encyclia Tampensis Var. Alba adalah simbol kemurnian alam. Anggrek ini, yang secara alami tumbuh di hutan tropis, mengingatkan kita akan pentingnya menjaga habitat asli tumbuhan. Kemampuannya untuk tumbuh epifit menggambarkan bagaimana tanaman bisa hidup selaras dengan lingkungannya tanpa merusak tumpuan tempat ia bergantung.

Acara ini membuka mata banyak pihak akan potensi besar Jawa Barat sebagai tuan rumah anggrek spesies. Kekayaan alam, keanekaragaman hayati, dan budaya agraris masyarakat Sunda menjadi modal yang tak ternilai. Namun, menjadi pusat pengembangan anggrek bukan sekadar mimpi; ia membutuhkan sinergi yang konkret antara pakar anggrek, akademisi, dan pemerintah.

Langkah pertama yang harus diambil adalah pengadaan fasilitas laboratorium modern yang mampu mendukung riset dan pengembangan anggrek. Kehadiran tenaga ahli pertanian yang fokus pada budidaya anggrek juga menjadi kebutuhan mendesak. Jawa Barat memiliki kesempatan untuk tidak hanya menjadi pusat anggrek nasional, tetapi juga internasional, jika komitmen kolektif dapat terjalin dengan baik.

Dengan demikian, mari bersatu, menanam mimpi baru untuk masa depan anggrek yang gemilang. Anggrek bukan sekadar hiasan; ia adalah simbol kehidupan, budaya, dan harapan. ***

Kadistanhorti Jabar meninjau stand para pemenang komtes Anggrek. Dokumentasi DPD PAI Jabar.
Kadistanhorti Jabar meninjau stand para pemenang komtes Anggrek. Dokumentasi DPD PAI Jabar.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun