Mohon tunggu...
Sri Sutrianti
Sri Sutrianti Mohon Tunggu... Guru - Guru IPA SMP

tertarik belajar menulis sebagai upaya ekspresif terapi.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Bangga Menjadi Sekolah Adiwiyata Nasional, Tanggung Jawab Menanti

27 September 2024   06:00 Diperbarui: 27 September 2024   06:02 162
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi SMPN 3 Lembang

Pagi itu, Kamis 26 September 2024 Lembang menyimpan kisah yang akan dikenang dalam sejarah SMPN 3 Lembang. Kegiatan World Cleanup Day (WDC) baru saja rampung.  Dan di tengah hiruk-pikuk  siswa serta guru setelah membersihkan sekolah, kabar menggembirakan datang dengan tiba-tiba: SMPN 3 Lembang resmi dinobatkan sebagai Sekolah Adiwiyata Nasional 2024. Sebuah pencapaian besar yang tidak hanya membanggakan, tapi juga menyiratkan tanggung jawab yang jauh lebih berat di masa yang akan datang. Sebuah pencapaian yang membangkitkan rasa bahagia dan  kebanggaan tentunya.  Namun juga mengundang kesadaran akan tanggung jawab yang semakin besar.


Siang hari datang undangan resmi dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan mendarat di meja kepala sekolah. Undangan tersebut mengabarkan bahwa penghargaan akan diberikan pada tanggal 1 dan 2 Oktober 2024 di Auditorium Dr. Ir. Soedjarwo, Gedung Manggala Wanabakti. Di balik huruf-huruf formal pada surat itu, terlukis sebuah pengakuan bahwa SMPN 3 Lembang telah menjadi bagian dari gerakan besar menjaga lingkungan hidup Indonesia.
Namun, rasa bahagia ini tak bisa sekadar disambut dengan suka cita yang berlalu begitu saja. Penghargaan ini bukan akhir dari perjalanan.  Melainkan awal dari komitmen yang lebih besar. Status Adiwiyata Nasional membawa beban moral yang tak ringan. Ini adalah beban untuk terus memelihara, bahkan meningkatkan, apa yang sudah dicapai. Menjadi Sekolah Adiwiyata bukan hanya soal kebersihan halaman atau penghijauan fisik.  Tetapi soal kesadaran mendalam akan keseimbangan hidup bersama alam.


Adiwiyata, sebuah istilah yang berasal dari dua kata, "adi" yang berarti besar atau ideal, dan "wiyata" yang bermakna tempat pendidikan, sejatinya menggambarkan sebuah mimpi—bahwa pendidikan tidak hanya sebatas ruang kelas, namun merambah ke alam, kepada kehidupan itu sendiri. ADIWIYATA artinya tempat yang besar, agung, baik dan indah yang dimana tempat itu digunakan oleh seseorang untuk mendapatkan ilmu pengetahuan, norma dan etika.

Dokumentasi SMPN 3 Lembang
Dokumentasi SMPN 3 Lembang
Penghargaan ini adalah hasil dari upaya panjang untuk menciptakan kesadaran ekologis di kalangan siswa, guru, dan warga sekolah. Menanamkan pentingnya pola hidup bersih dan hijau bukanlah tugas yang mudah. Dibutuhkan dedikasi tanpa henti, integrasi ilmu pengetahuan dengan kebijaksanaan alam, serta sikap kritis terhadap perilaku konsumtif yang selama ini seringkali melukai bumi.Goenawan Mohamad dalam esai-esainya sering berbicara tentang keterkaitan antara ruang, waktu, dan manusia—bahwa kita hidup tidak dalam ruang kosong, melainkan dalam konteks sejarah, kebudayaan, dan alam yang saling mempengaruhi. Penghargaan ini menjadi salah satu momen dalam perjalanan panjang sekolah untuk memahami ruang-ruang ekologis ini, bagaimana setiap tindakan kecil, seperti membuang sampah pada tempatnya atau merawat tanaman di halaman sekolah, memiliki dampak filosofis yang besar.


Adiwiyata adalah refleksi dari filosofi pendidikan yang holistik—bahwa sekolah bukan sekadar ruang untuk belajar, melainkan tempat di mana harmoni dengan alam dibentuk dan dipertahankan. Setiap daun yang jatuh dan setiap tanaman yang tumbuh di pekarangan sekolah mengajarkan kita bahwa manusia bukanlah pusat alam semesta, melainkan bagian kecil dari ekosistem yang lebih besar. Dari sisi ilmiah, pencapaian ini adalah buah dari proses panjang membangun kesadaran ekologis—tentang pentingnya menjaga bumi yang kita pijak.


Dalam  pemikiran yang lebih mendalam, keberhasilan ini menantang kita untuk tidak berhenti pada langkah-langkah kecil. Ada semacam kesadaran  yang harus muncul—bahwa menjaga lingkungan bukan hanya soal disiplin, tetapi juga soal memahami kehidupan itu sendiri. Lingkungan yang bersih dan hijau adalah refleksi dari jiwa yang terjaga, dari pikiran yang sadar akan tanggung jawabnya sebagai bagian dari bumi.
Tanggung jawab ini tidak hanya ada pada pihak sekolah. Guru, siswa, staf, bahkan masyarakat sekitar. Semua memiliki peran agar SMPN 3 Lembang tetap menjadi contoh ideal. Penghargaan Adiwiyata Nasional harus dipandang sebagai landasan untuk melangkah lebih jauh: menuju Adiwiyata Mandiri. Sebuah predikat yang hanya bisa dicapai oleh sekolah yang mampu membuktikan keberlanjutan komitmen lingkungannya secara mandiri, tanpa ketergantungan pada dorongan dari pihak luar.


Untuk mencapai Adiwiyata Mandiri, ada beberapa langkah yang dapat dilakukan sekolah. Pertama, membangun green leadership di kalangan siswa. Generasi muda harus dilatih tidak hanya memahami pentingnya kebersihan dan penghijauan, tetapi juga  menjadi pemimpin yang mampu menggerakkan orang lain di sekitarnya. Proyek-proyek mandiri yang dirancang oleh siswa—seperti pembuatan kebun sekolah, pengelolaan bank sampah, hingga kampanye hemat energi—akan menjadi bukti nyata bahwa kepedulian terhadap lingkungan telah menjadi nyawa dalam budaya sekolah.
Selain itu, sekolah juga  memperluas jangkauan gerakan lingkungan ini kepada  masyarakat sekitar. Melibatkan orang tua siswa, warga sekitar sekolah, sampai  pemerintah setempat. Dan ini  akan memperkuat  sinergi yang lebih luas dalam menjaga kebersihan dan keberlanjutan lingkungan. Sekolah menjadi pusat edukasi lingkungan, tidak hanya bagi siswa, tetapi juga bagi komunitas yang lebih besar.

Dokumentasi SMPN 3 Lembang
Dokumentasi SMPN 3 Lembang
Penting juga untuk merawat keberlanjutan secara menyeluruh. Melihat alam sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari yang membutuhkan pemahaman dan perhatian khusus. Setiap pohon yang ditanam, setiap sudut yang dibersihkan, setiap langkah kecil yang diambil adalah bagian dari upaya menyelamatkan masa depan. Bukan hanya bagi kita, tetapi bagi generasi mendatang.Dalam rasa  bangga ini, terdapat  harapan besar. Harapan agar SMPN 3 Lembang tidak hanya menjadi Sekolah Adiwiyata Nasional. Tetapi juga berkembang menjadi sekolah yang mampu menginspirasi sekolah-sekolah lain. Harapan agar budaya bersih dan hijau yang telah terbangun ini tidak hanya menjadi program sementara, melainkan menjelma menjadi nilai yang mendarah daging dalam setiap individu yang terlibat.


Di atas segalanya, harapan yang paling mendasar adalah bahwa penghargaan ini bukanlah akhir, melainkan awal dari perjalanan yang lebih panjang. Bahwa keberlanjutan lingkungan adalah misi bersama yang memerlukan kerja keras, konsistensi, dan komitmen. Lingkungan bukanlah sesuatu yang bisa diperbaiki sekali saja, melainkan sesuatu yang terus-menerus perlu dijaga, diperbaharui, dan dilestarikan. Dengan rahmat Allah Yang Maha Kuasa SMPN 3 Lembang telah memulai langkah pertamanya dengan sukses.  Dan kini saatnya menjaga langkah-langkah tersebut tetap tegak, menuju masa depan yang lebih hijau, lebih bersih, dan lebih lestari.
Setiap helai daun yang berguguran, setiap embun yang jatuh di pagi hari, dan setiap langkah kecil yang kita ambil untuk menjaga bumi ini adalah bagian dari perjalanan besar kita bersama. Penghargaan ini adalah awal dari sebuah tanggung jawab, sebuah pengingat bahwa merawat bumi adalah tugas yang tak pernah usai.

"Nature does not hurry, yet everything is accomplished."— Lao Tzu

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun