Mohon tunggu...
Sri Sutrianti
Sri Sutrianti Mohon Tunggu... Guru - Guru IPA SMP

tertarik belajar menulis sebagai upaya ekspresif terapi.

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Pageblug di Hastinapura (I)

19 Agustus 2024   06:06 Diperbarui: 19 Agustus 2024   06:09 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Syahdan......Citraksi , Citraksa dan Durmagati sedang diskusi dalam acara TIVI, ohh,...... dengarkanlah wahai penduduk negeri, mereka selalu membanggakan diri lebih demokratis daripada masa pemerintahan The great Alexander yang diasuh oleh filosof Aristoteles dari Yunani. 

Mereka membual telah berbuat banyak untuk negeri.Mereka mengaku putih bersih dan tidak pernah berbuat dosa , tidak terlibat kasus minyak goreng langka ( yang saking langkanya, minyak jlantah-pun tidak ada), juga kasus timah dan Nikel, maaf itu adalah seingat mereka. Mereka semua meyakinkan, dibelakang faksi mereka banyak cerdik cendekia tamatan universitas paling ternama dari Eropa dan para spiritualis yang berwajah melankolis dan suka menangis, dan di faksi yang lain ada juga berwajah bengis dan sibuk membebatkan kain dari kepala juga diseluruh tubuh mereka sebagai lambang kesalehan dan keluasan ilmu yang tiada tara.

Dan sudah sangat dimaklumi, dalam setiap pertikaian faksi seperti ini, pasti akan menarik narik orang berkuasa di pemerintahan yang sedang berjalan.
Bahkan Pandita Durna yang berilmu tinggi, baik dalam ilmu seni berperang juga mantera dan suwuknya yang mandi ( mujarab-) dan sudah terkenal ke manca negarapun tidak luput dari intrik ini.
Bahkan jubahnya yang berwarna merah dengan bunga bunga kecil putih dan dibuat matching dengan susah payah oleh perusahaan garment ternama yang baru saja membeli mesin band knife dari Amerika pernah sobek disana sini, karena ditarik tarik oleh Citraksa dan Citraksi. Sedang Durmagati agak sedikit menahan diri untuk tidak berbuat seperti adik adiknya itu. Dia memang lebih kalem dibanding mereka, meskipun sebenarnya daya destructive-nya lebih luar bisa.
Sebenarnyalah bahwa Pandita Durna yang sejak awal tidak ingin cawe cawe dalam masalah ini, karena dia ingin pensiun dengan damai dan bersahaja dengan mengasuh cucu dari anaknya Aswatama.
Namun dari berbagai statement dia di semua media massa sebagai Cerdik cendikia yang berpengaruh di seantero negeri "meskipun juga banyak membingungkan", seperti manjadi magnet tersendiri untuk diperebutkan dan diklaim sudah memihak mereka.

Setelah rapat terbatas para pembesar Kurawa selesai, press conference dimulai dan di putuskan oleh Mantri Durmagati sebagai pemimpin koalisi, pageblug tidak sedramatis yang ada dimedia massa dan faksi faksi itu telah membuat konklusi, semua akan segera teratasi, tenang kita masih baik baik saja!!

Tapi dari jajak pendapat dari metode termutakhir, para cerdik cendekia di luar sana, sedang menyimpulkan, bahwa Hastinapura tidak sedang asyik asyik saja,..

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun