Seseorang datang menggamit tangankuÂ
memasuki ruangan yang dingin dan beku
Tiba-tiba dia memintaku menanggalkan baju,Â
rok, dan behaku.
Bahkan membuka peniti yang ada di penutup kepalaku.Â
Dag dig dug jantungku.
Kemudian dia memberikan selembar kain penutup tubuhku
Aku baringkan tubuh ini di atas  sebuah bangku
sebuah bangku panjang di hadapanku
Aku memakai  earphone
Kemudian dimasukkan ke dalam ruang sempit seperti kapsul
Terdengar  lagu dengan nada nada lambatÂ
diantara suara ricik air dan deru angin
Membuatku merasa berada di alam Â
dengan sungainya yang bernyanyi merdu
Di ruang sempit dengan lampu menyilaukanÂ
aku terbaring tanpa gerak
Tak lama berselang datang suara bisingÂ
yang  membuatmu pusing
Ada suara mesin pancangÂ
yang membuat bumi yang meringis
rem mobil yang  berderit  sakit
Suara sirine dengan jeritan pilu tangisnya
semua berdatangan silih berganti
Ruang sempit dengan suara- suara penuh misteri,Â
seperti lolong kematian
Namun aku tak akan letih memahami lorong rahasiamu
Ruang sempit yang menyalakan sumbu-sumbu urat darahku
Ruang sempit yang menggetarkan detak jantungku
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H