Mohon tunggu...
Sri Sutrianti
Sri Sutrianti Mohon Tunggu... Guru - Guru IPA SMP

tertarik belajar menulis sebagai upaya ekspresif terapi.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Bagaimana Food Combining Bisa Menjadi Jawaban untuk Remaja?

27 Juli 2024   06:24 Diperbarui: 27 Juli 2024   06:25 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bekal foodcombining dengan realfood. Dokpri

Food combining adalah metode makan yang didasarkan pada prinsip bahwa beberapa kelompok makanan lebih mudah dicerna ketika dikonsumsi bersama, sementara kombinasi makanan tertentu dapat memperlambat proses pencernaan dan menyebabkan ketidaknyamanan. Metode ini menekankan pentingnya memadukan makanan dengan cara yang optimal untuk meningkatkan pencernaan, penyerapan nutrisi, dan kesehatan secara keseluruhan. Meskipun konsep ini telah ada sejak lama, minat terhadap food combining terus meningkat seiring dengan kesadaran akan pentingnya pola makan yang sehat.


Apakah mungkin remaja Indonesia yang terbiasa dengan fast food mulai tertarik dengan metode food combining? Bagaimana paradigma berpikir masyarakat Indonesia yang masih memegang erat prinsip "4 Sehat 5 Sempurna" (dibaca: seluruh sumber gizi dimakan dalam satu waktu makan. misalnya makan siang) dapat diubah dengan pendekatan yang lebih ilmiah? Pertanyaan-pertanyaan ini menjadi relevan ketika kita menyadari tingginya konsumsi makanan olahan di kalangan remaja yang berdampak negatif pada kesehatan jangka panjang. Penelitian menunjukkan bahwa kombinasi makanan yang tidak tepat dapat memperlambat proses pencernaan dan menyebabkan ketidaknyamanan, seperti yang diungkapkan dalam studi tentang food combining. Contohnya seperti perasaan kembung setelah makan nasi dengan daging berlemak, menguatkan argumen bahwa metode ini layak dipertimbangkan. Selain itu, penelitian dari World Health Organization (WHO) menyebutkan pentingnya asupan protein yang seimbang untuk mendukung pertumbuhan remaja, dan food combining dapat membantu mencapai keseimbangan ini dengan lebih efisien.


Prinsip Dasar Food Combining

Metode food combining didasarkan pada beberapa prinsip utama:
Protein dan Karbohidrat Tidak Bersamaan: Protein dan karbohidrat membutuhkan enzim yang berbeda untuk dicerna, sehingga dianjurkan untuk tidak mengonsumsi keduanya secara bersamaan.
Kombinasi Sayuran dan Protein/Karbohidrat: Sayuran dianggap netral dan dapat dikombinasikan baik dengan protein maupun karbohidrat.
Buah Dimakan Sendiri: Buah sebaiknya dimakan sendiri, karena mereka dicerna lebih cepat dibandingkan makanan lainnya.
Hindari Makanan Olahan: Mengurangi konsumsi makanan ultra proses dan junk food yang sering mengandung banyak gula, garam, dan lemak tidak sehat.


Tantangan Penerapan Food Combining untuk Remaja Indonesia

Remaja di Indonesia, seperti di banyak negara lain, cenderung lebih menyukai fast food, junk food, dan makanan ultra proses. Makanan ini sering kali lebih praktis, lezat, dan mudah diakses. Namun, pola makan seperti ini dapat berdampak buruk pada kesehatan jangka panjang, termasuk obesitas, diabetes, dan masalah pencernaan.


Analisa Kebutuhan Protein untuk Anak Remaja

Anak remaja membutuhkan asupan protein yang cukup untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan mereka. Protein penting untuk membangun dan memperbaiki jaringan tubuh, termasuk otot, kulit, dan rambut. Menurut World Health Organization (WHO), kebutuhan protein harian untuk remaja berkisar antara 46 gram per hari untuk anak perempuan dan 52 gram per hari untuk anak laki-laki (eatright) (Hlsa Nutrition).


Dalam konteks food combining, penting untuk memastikan bahwa remaja mendapatkan asupan protein yang cukup dari sumber-sumber yang mudah dicerna dan tidak menyebabkan masalah pencernaan. Protein dapat diperoleh dari berbagai sumber, termasuk daging tanpa lemak, ikan, telur, produk susu, kacang-kacangan, dan tahu atau tempe. Misalnya, pada saat makan siang, remaja dapat mengonsumsi salad sayuran dengan tambahan ayam panggang atau tahu, memastikan bahwa mereka mendapatkan protein yang diperlukan tanpa menggabungkannya dengan karbohidrat berat.


Perspektif Food Combining dan Kebiasaan Makan 4 Sehat 5 Sempurna

Kebiasaan makan "4 Sehat 5 Sempurna" yang telah lama dianut oleh masyarakat Indonesia, menekankan pentingnya mengonsumsi makanan yang terdiri dari makanan pokok, lauk-pauk, sayur-mayur, buah-buahan, dan susu. Meskipun prinsip ini memiliki tujuan baik untuk memastikan kecukupan nutrisi, penerapannya sering kali salah kaprah. Misalnya, konsumsi nasi sebagai makanan pokok yang berlebihan dikombinasikan dengan protein dan lemak dalam satu porsi. Hal ini dapat memperlambat proses pencernaan dan menyebabkan peningkatan gula darah yang cepat.
Dalam food combining, prinsip ini dapat diadaptasi dengan cara yang lebih optimal. Misalnya, nasi sebagai karbohidrat bisa dikonsumsi dengan sayuran untuk makan siang. Sementara sumber protein seperti ikan atau ayam bisa dikonsumsi dengan sayuran pada waktu makan yang berbeda. Buah-buahan dapat dikonsumsi sebagai camilan di antara waktu makan untuk memastikan bahwa pencernaan berjalan lebih efisien.


Contoh Kasus Menu Makan yang TIdang Menggunakan Metode Food Combining

Nasi dan Daging Rendang dalam Satu Porsi
Masalah: Nasi (karbohidrat) dan rendang (protein dan lemak) membutuhkan enzim yang berbeda untuk dicerna. Ketika dikonsumsi bersamaan, pencernaan bisa melambat dan menyebabkan rasa penuh atau kembung.
Dampak: Peningkatan gula darah yang cepat diikuti oleh penurunan yang drastis, menyebabkan rasa lelah dan mengantuk setelah makan.
Burger dengan Roti Putih dan Daging
Masalah: Kombinasi roti putih (karbohidrat olahan) dan daging (protein dan lemak) tidak hanya sulit dicerna bersamaan tetapi juga tinggi kalori dan lemak jenuh.
Dampak: Risiko peningkatan berat badan dan masalah pencernaan seperti sembelit atau diare.
Susu dan Buah dalam Smoothie
Masalah: Buah sebaiknya dimakan sendiri karena mereka dicerna lebih cepat. Susu (protein dan lemak) memperlambat proses pencernaan buah.
Dampak: Bisa menyebabkan fermentasi di dalam perut, yang mengakibatkan gas, kembung, atau ketidaknyamanan perut.
Makan Malam dengan Nasi, Ayam Goreng, dan Sayur Lodeh
Masalah: Kombinasi karbohidrat, protein, dan lemak dalam satu waktu makan memperberat kerja sistem pencernaan.
Dampak: Pencernaan yang lambat, penyerapan nutrisi yang tidak optimal, dan risiko gangguan pencernaan seperti asam lambung naik.


Strategi Penerapan Food Combining untuk Remaja
Edukasi dan Kesadaran: Langkah pertama adalah meningkatkan kesadaran tentang manfaat food combining. Orang tua dan guru dapat memainkan peran penting dengan memberikan informasi mengenai bagaimana kombinasi makanan yang tepat dapat meningkatkan energi, konsentrasi, dan kesehatan secara keseluruhan.
Penggantian Secara Bertahap: Menggantikan makanan cepat saji dengan pilihan yang lebih sehat dapat dilakukan secara bertahap. Misalnya, mengganti burger dengan roti gandum dan daging tanpa lemak atau mengganti soda dengan jus buah segar.
Membuat Makanan Sehat Menjadi Menarik: Menyiapkan makanan sehat dengan tampilan yang menarik dapat membuat remaja lebih tertarik untuk mencoba. Misalnya, membuat salad dengan berbagai warna dan tekstur, atau smoothie bowl yang dihias dengan buah-buahan segar.
Mengajarkan Memasak: Melibatkan remaja dalam proses memasak dapat meningkatkan minat mereka terhadap makanan sehat. Mengajarkan resep sederhana dan lezat yang mengikuti prinsip food combining dapat menjadi aktivitas yang menyenangkan dan mendidik.
Memberikan Contoh Nyata dalam Keseharian: Mengintegrasikan prinsip food combining dalam menu sehari-hari, seperti mengonsumsi nasi dengan sayuran tanpa lauk protein berlebih, atau menikmati buah sebagai camilan antara waktu makan, bisa menjadi langkah konkret yang mudah diikuti.


Contoh Penerapan Food Combining dalam Kehidupan Sehari-Hari

Sarapan: Smoothie yang terdiri dari buah-buahan segar dan sedikit sayuran hijau, tanpa tambahan protein atau karbohidrat berat.
Makan Siang: Salad sayuran dengan quinoa atau nasi merah, ditambah dengan sedikit ayam panggang atau tahu sebagai sumber protein.
Cemilan Sore: Buah potong seperti apel, jeruk, atau pisang yang dimakan sendiri tanpa tambahan makanan lain.
Makan Malam: Sayur sop dengan tambahan tempe atau tahu, tanpa nasi atau roti.


Penerapan food combining untuk remaja di Indonesia memerlukan pendekatan yang kreatif dan edukatif. Dengan meningkatkan kesadaran akan pentingnya kombinasi makanan yang tepat, mengganti makanan cepat saji dengan pilihan yang lebih sehat, dan melibatkan remaja dalam proses memasak, kita dapat membantu mereka mengadopsi pola makan yang lebih sehat. Melalui langkah-langkah kecil namun konsisten, food combining dapat menjadi bagian dari gaya hidup sehari-hari yang mendukung kesehatan jangka panjang. Memastikan asupan protein yang cukup sesuai dengan kebutuhan remaja juga menjadi kunci untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan optimal mereka. Dengan menyesuaikan prinsip "4 Sehat 5 Sempurna" ke dalam metode food combining, kita dapat menciptakan pola makan yang lebih sehat dan efisien untuk generasi muda Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun