Mohon tunggu...
Sri Sutrianti
Sri Sutrianti Mohon Tunggu... Guru - Guru IPA SMP

tertarik belajar menulis sebagai upaya ekspresif terapi.

Selanjutnya

Tutup

Book

Musyawarah Burung

5 Juli 2024   06:17 Diperbarui: 5 Juli 2024   06:28 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Buku Musyawarah Burung. Dokpri

"Musyawarah Burung" atau "The Conference of the Birds" adalah salah satu karya sastra Persia paling terkenal yang ditulis oleh Fariduddin Attar, seorang penyair dan mistikus dari abad ke-12. Buku ini mengisahkan perjalanan spiritual burung-burung yang dipimpin oleh Hudh untuk mencari raja mereka, Simurgh. Buku ini penuh dengan simbolisme dan alegori, yang merefleksikan perjalanausia menuju penemuan diri dan Tuhan.

Attar menggunakan bahasa yang sangat indah dan puitis dalam karyanya. Pilihan kata-katanya kaya akan makna simbolis dan penuh dengan metafora yang mengajak pembaca untuk merenung lebih dalam. Gaya bahasanya yang mengalir dan ritmis membuat pembaca terpikat dari awal hingga akhir. Jujur, perlu waktu cukup lama supaya bisa menikmati isi dari tulisan ini. Seringkali saya ingin kembali ke beberapa halaman sebelumnya untuk menikamti keindahannya.


Buku ini sarat dengan nilai filosofis yang mendalam. Perjalanan burung-burung melambangkan perjalanan spiritual manusia menuju pengetahuan dan pencerahan. Setiap burung dalam cerita ini mewakili berbagai sifat manusia, dan tantangan yang mereka hadapi. Mencerminkan rintangan-rintangan dalam perjalanan spiritual seseorang. Pesan dari  buku ini adalah pentingnya pengorbanan diri, kerendahan hati, dan pencarian kebenaran yang sejati.
Karakter Setiap burung dalam cerita mencerminkan berbagai tipe manusia dan pendekatan mereka terhadap kehidupan dan spiritualitas. Hudhud, sebagai pemimpin, menunjukkan kebijaksanaan dan kepemimpinan yang inspiratif. Sementara burung-burung lainnya memperlihatkan keraguan, ketakutan, dan keinginan duniawi yang harus dibatasi.


Kekurangan dari buku ini adalah kompleksitas bahasa. Terutama yang tidak familiar dengan budaya dan bahasa Persia klasik.  Bahasa dan gaya Attar bisa terasa kompleks dan sulit dimengerti. Diksi yang kaya dan penggunaan metafora yang padat memerlukan pemahaman yang mendalam tentang konteks historis dan budaya untuk sepenuhnya mengapresiasi pesan yang disampaikan.


Buku kecil dan tipis ini ternyata cukup panjang dan penuh dengan detail yang bisa membuat beberapa pembaca merasa kewalahan. Cerita-cerita di dalam cerita utama kadang-kadang terasa membingungkan dan memerlukan konsentrasi tinggi untuk mengikuti alur dan maknanya. "Musyawarah Burung"  menawarkan wawasan yang mendalam tentang kondisi manusia dan perjalanan spiritual. Gaya penulisan Attar yang puitis dan alegoris menciptakan lapisan-lapisan makna yang kaya.  Memungkinkan pembaca untuk menemukan makna baru setiap kali membaca ulang buku ini. Penggunaan alegori dalam menggambarkan perjalanan spiritual adalah salah satu kekuatan terbesar dari karya ini.  Menjadikannya relevan sepanjang zaman dan lintas budaya.

Dalam "Musyawarah Burung," setiap burung yang mengikuti perjalanan untuk mencari Simurgh memiliki karakteristik dan simbolisme unik yang mencerminkan berbagai tipe manusia dan pendekatan mereka terhadap kehidupan dan spiritualitas. Berikut adalah uraian karakter beberapa burung utama dalam buku tersebut:


Hudhud (Burung Hudhud)
Hudhud adalah pemimpin dan pemandu bagi burung-burung lainnya dalam pencarian mereka. Dia dikenal karena kebijaksanaannya, pengetahuannya yang mendalam, dan kepemimpinannya yang kuat.
Hudhud melambangkan kebijaksanaan dan spiritualitas yang sejati. Dia adalah pemandu yang menunjukkan jalan menuju pencerahan dan pengetahuan tentang Tuhan.


Bulbul (Burung Bulbul)

Bulbul dikenal sebagai burung yang sangat emosional dan penuh gairah, sering kali menyanyikan lagu-lagu cinta yang merdu.
Bulbul melambangkan cinta dan kerinduan, tetapi juga menunjukkan betapa cinta duniawi bisa menjadi penghalang dalam pencarian spiritual yang sejati.


Tuyuh (Burung Francolin)
Tuyuh adalah burung yang sangat materialistis dan terikat pada hal-hal duniawi.
Tuyuh melambangkan orang-orang yang terlalu terikat pada harta benda dan kekayaan, sehingga mereka sulit untuk melepaskan diri dan mencari makna spiritual yang lebih dalam.


Huma (Burung Phoenix)
Huma adalah burung yang jarang terlihat, dianggap sebagai burung mitos yang membawa keberuntungan.
Huma melambangkan ambisi dan pencapaian, tetapi juga kesadaran bahwa ambisi duniawi tidak selalu membawa kebahagiaan atau pencerahan.


Bazi (Burung Elang)

Bazi adalah burung yang bangga dan sombong, sering kali merasa lebih tinggi daripada burung-burung lainnya.
Bazi melambangkan kesombongan dan ego, yang sering kali menjadi penghalang dalam perjalanan spiritual seseorang.


Kakaktua
Kakaktua adalah burung yang sangat cantik, tetapi juga dikenal karena kesombongannya terhadap penampilannya.
Kakaktua melambangkan orang-orang yang terobsesi dengan penampilan dan citra diri, yang menghalangi mereka untuk melihat kebenaran yang lebih dalam.


Kijang (Burung Kijang)
Kijang adalah burung yang sangat cepat dan lincah, tetapi juga mudah tergoda oleh keindahan duniawi.
Kijang melambangkan ketidakkonsistenan dan ketidakmampuan untuk fokus pada tujuan spiritual karena godaan duniawi.


Secara keseluruhan, cerita ini menyampaikan beberapa makna utama:
Perjalanan Spiritual
Perjalanan burung-burung untuk mencari Simurgh adalah alegori dari perjalanan spiritual manusia menuju penemuan diri dan Tuhan. Setiap burung mewakili berbagai tipe kepribadian dan tantangan yang dihadapi seseorang dalam perjalanan ini.
Perjalanan ini penuh dengan rintangan dan godaan yang harus diatasi, mencerminkan kesulitan-kesulitan yang dihadapi seseorang dalam mencari pencerahan dan kebenaran spiritual.


Pencarian Jati Diri

Simurgh, burung yang mereka cari, ternyata adalah refleksi dari diri mereka sendiri. Ini menunjukkan bahwa jawaban dari pencarian spiritual sebenarnya ada di dalam diri kita masing-masing. Ini adalah simbol dari konsep bahwa Tuhan atau kebenaran tertinggi tidak ditemukan di luar diri kita, tetapi melalui pemahaman dan penemuan diri.


Kebijaksanaan dan Pengorbanan

Sepanjang perjalanan, burung-burung harus menunjukkan keberanian, pengorbanan, dan kebijaksanaan. Mereka harus melepaskan ego, ketakutan, dan keinginan duniawi. Ini menggambarkan bahwa untuk mencapai pencerahan spiritual, seseorang harus mengorbankan kepentingan pribadi, melewati berbagai cobaan, dan belajar dari setiap pengalaman.


Kesatuan 
dengan Tuhan

Kesatuan burung-burung dengan Simurgh pada akhirnya menggambarkan konsep kesatuan dengan Tuhan (Tauhid) dalam ajaran sufi. Attar menunjukkan bahwa tujuan akhir dari pencarian spiritual adalah menyatu dengan Tuhan, di mana individu kehilangan identitas egois mereka dan menjadi satu dengan yang ilahi.


Keragaman dalam Pencarian Kebenaran
Setiap burung memiliki sifat dan tantangan yang unik, menunjukkan bahwa jalan menuju kebenaran dan Tuhan berbeda-beda bagi setiap individu. Ini menekankan pentingnya toleransi dan pemahaman bahwa setiap orang memiliki jalannya sendiri dalam mencapai pencerahan.

Karya Fariduddin Attar Ini adalah mahakarya sastra yang menawarkan perpaduan antara nilai filosofis dan keindahan bahasa. Meskipun kompleksitas bahasa dan panjang cerita dapat menjadi tantangan. Kekayaan diksi dan kedalaman pesan membuat buku ini layak untuk dibaca dan dipelajari. Buku ini tidak hanya memberikan hiburan, tetapi juga pelajaran berharga tentang kehidupan dan spiritualitas yang dapat mencerahkan pembaca di setiap zaman. Sebuah cerita alegori  tentang perjalanan spiritual dan pencarian jati diri. Melalui simbolisme burung dan perjalanan mereka, Attar menyampaikan pesan bahwa pencarian Tuhan dan kebenaran adalah proses internal yang memerlukan kebijaksanaan, pengorbanan, dan pemahaman diri yang mendalam. Cerita ini mengajarkan bahwa meskipun perjalanan ini penuh dengan rintangan dan tantangan, tujuan akhir dari kesatuan dengan Tuhan adalah pencapaian tertinggi yang membawa kedamaian dan pencerahan sejati.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun