Mohon tunggu...
Sri Sutrianti
Sri Sutrianti Mohon Tunggu... Guru - Guru IPA SMP

tertarik belajar menulis sebagai upaya ekspresif terapi.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Ritus Beluk dalam Perspektif Estetika Paradoks

26 Juni 2024   10:20 Diperbarui: 26 Juni 2024   10:27 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Pupuh-pupuh ini tidak hanya sekadar teriakan berirama, tetapi sarat dengan nilai filosofis dan seni. Ritus Beluk dijadikan media doa. Baik untuk kelahiran, bercocok tanam, maupun panen raya. Kehidupan dimaknai sebagai realitas kosmis.  Di mana hubungan manusia dengan alam menjadi substansi utama. Anton Bakker dalam bukunya "Kosmologi Ekologi" menyatakan bahwa substansi harus berkorelasi, begitu pula aktivitas manusia yang harus terjadi dalam korelasi dengan alam.

NILAI ARTISTIK PADA SENI BELUK

Seni Beluk lahir dari masyarakat agraris yang hidup di tengah hutan. Kondisi ini membuat mereka harus saling menjaga satu sama lain, yang diwujudkan melalui tembang atau pupuh dengan nada tinggi tanpa alat musik. 

Selain aspek suara, seni Beluk juga mengandung unsur sastra yang dalam, dengan dasar filosofis terkait proses kehidupan. Seni Beluk juga termasuk seni sastra wawacan, yang artinya memberi tahu pada yang belum tahu, disajikan tanpa panggung dalam berbagai acara adat.

SISTEM RITUS SENI BELUK

Setiap upacara ritus memiliki tata cara yang diturunkan dari leluhur. Sebelum pertunjukan, persiapan sesajen menjadi keharusan untuk menghormati leluhur dan menyampaikan rasa syukur kepada Pencipta Semesta. 

Sesajen ini berisi makanan dan minuman yang disukai oleh leluhur saat masih hidup, menunjukkan rasa hormat dan keyakinan pada kekuatan yang lebih besar. Alat-alat kecantikan tradisional seperti sisir, cermin, minyak wangi, bedak, dan lain-lain juga digunakan sebagai bagian dari upacara adat untuk mengundang Nyi Pohaci (Dewi Padi) turun ke bumi guna menghadiri upacara yang memerlukan sentuhannya.

KESADARAN FUNGSI EKOLOGI DAN RITUS BELUK

Ritus Beluk menunjukkan kesadaran masyarakat Ciapus tentang pentingnya hubungan harmonis antara manusia dan alam. Para petani di Ciapus memahami fungsi alam sebagai habitat yang harus dimanfaatkan dengan bijak. 

Mereka tidak hanya menggunakan alam untuk keberlanjutan hidup, tetapi juga merenungkan dan menyikapi keterhubungan antara diri mereka dan alam sebagai bentuk keyakinan atas makna hidup. Kepercayaan pada pemilik alam dan roh-roh yang masih bisa berhubungan dengan kehidupan diwujudkan melalui media upacara ritus, seperti sesajen dan pupuh yang dinyanyikan.

FENOMENA NAMPAK DAN TIDAK NAMPAK DALAM RITUS BELUK

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun