Presiden Joko Widodo dan keluarganya berlibur di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur. Presiden dan keluarganya hampir menyantap buah yang mengandung formalin, zat kimia berbahaya yang biasanya digunakan untuk pengawetan.
Baru-baru ini, beberapa bulan yang lalu, terjadi insiden yang cukup mengkhawatirkan saat
Kronologi Kejadian
Selama kunjungannya dari 22 hingga 25 April 2023, Jokowi dan keluarga menikmati liburan di Labuan Bajo sekaligus meninjau persiapan venue untuk Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN yang akan datang. Di tengah kegiatan ini, tim Balai Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) melakukan pengujian rutin terhadap makanan yang akan disajikan kepada presiden dan rombongan.
Pada salah satu pengujian tersebut, ditemukan bahwa buah yang akan disajikan kepada Presiden Jokowi mengandung formalin. Beruntung, temuan ini terjadi tiga jam sebelum jadwal makan presiden, sehingga buah tersebut dapat segera dipisahkan dan tidak jadi disajikan.
Insiden ini menyoroti pentingnya pengawasan ketat terhadap makanan yang dikonsumsi oleh pejabat negara dan masyarakat umum. Formalin adalah zat yang sangat berbahaya bagi kesehatan manusia. Menyebabkan berbagai masalah serius  untuk saluran pencernaan, kerusakan organ tubuh hingga penyakit Kanker.
Formalin, atau formaldehida, adalah bahan kimia berbahaya yang sering disalahgunakan sebagai pengawet makanan.Para pedagang nakal sengaja memilih formalin karena harganya yang lebih murah jika dibanding pengawet makanan yang diperbolehkan, seperti asam sorbat atau natrium benzoat. Selain murah, formalin juga lebih irit, mudah digunakan karena berbentuk larutan serta mudah didapatkan di toko-toko kimia.
Ciri-ciri makanan yang mengandung formalin sangat penting untuk menghindari risiko kesehatan. Berikut adalah beberapa ciri yang dapat dikenali secara sepintas berdasarkan beberapa penelitian :
1. Tahan Lama di Suhu Ruang
Makanan yang mengandung formalin biasanya tahan lebih lama di suhu ruang dibandingkan dengan makanan segar pada umumnya. Contoh: ikan, daging, atau tahu yang tidak mudah busuk meskipun dibiarkan di luar lemari es selama beberapa hari.(Permana & Irmasyanti, 2023).
2. Tekstur yang Lebih Kenyal dan Keras
Formalin dapat membuat makanan memiliki tekstur yang lebih kenyal dan keras dari biasanya. Misalnya, tahu atau daging yang terlalu kenyal dan tidak wajar bisa menjadi indikasi adanya formalin.(Permana & Irmasyanti, 2023).
3. Bau Menyengat dan Tidak Sedap
Makanan yang mengandung formalin seringkali memiliki bau yang menyengat dan tidak sedap, berbeda dengan bau alami dari produk tersebut.(Kahar & Rondonuwu, 2019).
4.Warna yang Tidak Alami
Formalin bisa membuat warna makanan menjadi lebih cerah atau tampak lebih segar daripada seharusnya. Contoh: ikan yang tampak terlalu putih atau berkilau, atau tahu yang terlihat sangat putih. (Hanifah et al., 2023).
5. Tidak Disukai Serangga
Makanan yang mengandung formalin biasanya tidak akan disukai oleh serangga seperti lalat. Jika Anda melihat bahwa makanan dibiarkan di tempat terbuka namun tidak ada lalat atau serangga yang mendekat, ini bisa menjadi tanda adanya formalin.(Sidoretno et al., 2018).
Kemudian apa yang harus dilakukan ketika kita terlambat mengetahui, jika makanan atau minuman yang sudah kita konsumsi mengandung formalin? Misalnya ikan setelah dimasak malah terasa sangat keras. Â Atau kita ingin melakukan pencegahan jangan sampai formalin betah bercokol dalam tubuh kita.
Mengurangi dampak formalin setelah terlanjur dikonsumsi merupakan tindakan penting untuk meminimalkan efek buruk pada kesehatan. Beberapa langkah yang dapat diambil untuk mengurangi dampak formalin dalam tubuh kita:
1. Minum Air yang Banyak
Minum banyak air bening dapat membantu tubuh untuk mempercepat proses pengeluaran racun melalui urin. Ini adalah langkah pertama yang sederhana namun efektif untuk membantu mengeluarkan formalin dari sistem tubuh.
Makanan yang kaya antioksidan dapat membantu melawan efek radikal bebas yang dihasilkan oleh formalin dalam tubuh. Contoh makanan tinggi antioksidan meliputi buah-buahan seperti Blueberry, Stroberi, dan Jeruk, serta sayuran hijau seperti Bayam dan Brokoli.
3. Mengkonsumsi Susu atau Produk Susu
Susu dan produk susu lainnya dapat membantu menetralkan formalin di dalam perut. Susu mengandung kasein, protein yang dapat mengikat formalin dan mengurangi penyerapan formalin oleh tubuh.
4. Menggunakan Karbon Aktif
Karbon aktif adalah zat yang dapat menyerap racun dalam saluran pencernaan. Mengkonsumsi karbon aktif setelah terpapar formalin dapat membantu mengurangi penyerapan racun oleh tubuh. Karbon aktif yang mudah ditemukan adalah Norit. Bisa didapatkan di apotek dan toko obat.(Pandey et al; 2000)
5. Mendapatkan Penanganan Medis Segera
Jika Anda merasa telah mengkonsumsi makanan yang mengandung formalin dalam jumlah yang cukup besar, sangat penting untuk segera mencari pertolongan medis.
6. Menggunakan Suplemen Detoksifikasi
Suplemen seperti L-carnitine telah terbukti mengurangi efek negatif formalin pada parameter sperma, stabilitas kromatin, dan persentase apoptosis dalam model hewan. Suplemen ini dapat membantu dalam proses detoksifikasi formalin dalam tubuh (Ezati et al., 2020).
7. Mengkonsumsi Karbohidrat Kompleks
Makanan yang mengandung karbohidrat kompleks seperti roti gandum utuh, nasi merah, Ubi, Singkong dan oatmeal dapat membantu menyerap racun di saluran pencernaan dan mempercepat eliminasi formalin dari tubuh.
Mengurangi dampak formalin setelah terlanjur dikonsumsi memerlukan kombinasi langkah-langkah yang membantu tubuh menetralkan dan mengeluarkan racun.
Selalu prioritaskan pencegahan dengan memastikan bahwa makanan yang dikonsumsi bebas dari formalin. Â Melalui pembelian dari sumber yang terpercaya dan pengawasan ketat terhadap makanan yang dibeli.
Makanan yang mengandung formalin memiliki dampak serius bagi kesehatan, mulai dari gangguan pencernaan hingga risiko kanker. Kesadaran masyarakat terhadap bahaya formalin dan kemampuan mengenali ciri-cirinya adalah langkah awal yang penting dalam pencegahan. Pemerintah, produsen, dan konsumen perlu bekerja sama dalam memastikan keamanan pangan dan mencegah penggunaan bahan berbahaya formalin dalam makanan. Dengan upaya kolektif, kita dapat menciptakan lingkungan pangan yang lebih sehat dan aman bagi semua.
"Many of the chemicals in processed foods are toxic to the body and can contribute to chronic diseases."_Dr. Frank Lipman_
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H