Mohon tunggu...
Sri Sutrianti
Sri Sutrianti Mohon Tunggu... Guru - Guru IPA SMP

tertarik belajar menulis sebagai upaya ekspresif terapi.

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Makanan Berformalin, Mengapa Masih Banyak Terjadi dan Bagaimana Mengatasinya?

25 Juni 2024   05:47 Diperbarui: 25 Juni 2024   05:58 132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Mengurangi dampak formalin setelah terlanjur dikonsumsi merupakan tindakan penting untuk meminimalkan efek buruk pada kesehatan. Beberapa langkah yang dapat diambil untuk mengurangi dampak formalin dalam tubuh kita:


1. Minum Air yang Banyak
Minum banyak air bening dapat membantu tubuh untuk mempercepat proses pengeluaran racun melalui urin. Ini adalah langkah pertama yang sederhana namun efektif untuk membantu mengeluarkan formalin dari sistem tubuh.

Makanan tinggi antioksidan dan serat. Dokpri
Makanan tinggi antioksidan dan serat. Dokpri
2. Konsumsi Makanan Tinggi Antioksidan
Makanan yang kaya antioksidan dapat membantu melawan efek radikal bebas yang dihasilkan oleh formalin dalam tubuh. Contoh makanan tinggi antioksidan meliputi buah-buahan seperti Blueberry, Stroberi, dan Jeruk, serta sayuran hijau seperti Bayam dan Brokoli.


3. Mengkonsumsi Susu atau Produk Susu
Susu dan produk susu lainnya dapat membantu menetralkan formalin di dalam perut. Susu mengandung kasein, protein yang dapat mengikat formalin dan mengurangi penyerapan formalin oleh tubuh.


4. Menggunakan Karbon Aktif

Karbon aktif adalah zat yang dapat menyerap racun dalam saluran pencernaan. Mengkonsumsi karbon aktif setelah terpapar formalin dapat membantu mengurangi penyerapan racun oleh tubuh. Karbon aktif yang mudah ditemukan adalah Norit. Bisa didapatkan di apotek dan toko obat.(Pandey et al; 2000)

Norit sebagai karbon aktif. Dokpri.
Norit sebagai karbon aktif. Dokpri.


5. Mendapatkan Penanganan Medis Segera

Jika Anda merasa telah mengkonsumsi makanan yang mengandung formalin dalam jumlah yang cukup besar, sangat penting untuk segera mencari pertolongan medis.


6. Menggunakan Suplemen Detoksifikasi
Suplemen seperti L-carnitine telah terbukti mengurangi efek negatif formalin pada parameter sperma, stabilitas kromatin, dan persentase apoptosis dalam model hewan. Suplemen ini dapat membantu dalam proses detoksifikasi formalin dalam tubuh (Ezati et al., 2020).

7. Mengkonsumsi Karbohidrat Kompleks
Makanan yang mengandung karbohidrat kompleks seperti roti gandum utuh, nasi merah, Ubi, Singkong dan oatmeal dapat membantu menyerap racun di saluran pencernaan dan mempercepat eliminasi formalin dari tubuh.

Sumber Karbohidrat Kompleks dan minuman herbal antioksidan tinggi. Dokpri.
Sumber Karbohidrat Kompleks dan minuman herbal antioksidan tinggi. Dokpri.


Mengurangi dampak formalin setelah terlanjur dikonsumsi memerlukan kombinasi langkah-langkah yang membantu tubuh menetralkan dan mengeluarkan racun.
Selalu prioritaskan pencegahan dengan memastikan bahwa makanan yang dikonsumsi bebas dari formalin.  Melalui pembelian dari sumber yang terpercaya dan pengawasan ketat terhadap makanan yang dibeli.
Makanan yang mengandung formalin memiliki dampak serius bagi kesehatan, mulai dari gangguan pencernaan hingga risiko kanker. Kesadaran masyarakat terhadap bahaya formalin dan kemampuan mengenali ciri-cirinya adalah langkah awal yang penting dalam pencegahan. Pemerintah, produsen, dan konsumen perlu bekerja sama dalam memastikan keamanan pangan dan mencegah penggunaan bahan berbahaya formalin dalam makanan. Dengan upaya kolektif, kita dapat menciptakan lingkungan pangan yang lebih sehat dan aman bagi semua.

"Many of the chemicals in processed foods are toxic to the body and can contribute to chronic diseases."_Dr. Frank Lipman_

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun