Mohon tunggu...
Sri Sutrianti
Sri Sutrianti Mohon Tunggu... Guru - Guru SMP

tertarik belajar menulis sebagai upaya ekspresif terapi.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Misteri Galaksi

8 Juni 2024   06:15 Diperbarui: 8 Juni 2024   06:58 94
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi pribadi

Pada awal sebuah pagi bunga-bunga merekah, cahaya berpendar

Titik embun berkilauan jingga menghampari semesta

Sekawanan awan berarak berlenggok menari dalam belaian angin senja
Keindahan sapuan mentari mengantar rembang petang. 

Air laut berkilau tersentuh cahaya purnama dan gugus bintang 

Galaksi begitu indah dalam keteraturan, dia melesat menjauhi titik pandang
Harmoni yang menakjubkan, semesta terpelihara dalam rengkuhan Kasih sayang
 
Apa jadinya bila bunga tak mekar malah kerontang, dan cahaya tak datang?
Apa jadinya bila mata tak bisa memandang yang terpajang?
Keindahan hanya nikmat bagi sisa nurani.


Apa jadinya bila  lintasan galaksi dan bintang-bintang  saling bertabrakan?
Apa jadinya bila langit dan bumi bertemu dan menyatu?
Hanya sebuah tanda, garis lurus yang nyata
Cakrawala.


Dunia memberiku hal-hal tak kumengerti

Kukemas menjadi sekotak misteri
 
Hidup yang dijalani hanya misteri
Segalanya tak abadi


Kesenangan berubah menjadi kesengsaraan
kemewahan berganti kemiskinan, dan senyuman bertukar tangisan.


Aku harus siap kecewa
Namun mensyukuri apa yang fana
Bukankah fana tercipta karena adanya yang baqa?

Meskipun baqa bukan kita
Tiba-tiba terasa ada yang mengalir menggetarkan dada di dalam kalbu 

Seperti ada keluasan yang menghampar
Semula kusangka  keluasan ada dalam semesta
ternyata aku keliru


:Keluasaan hanya ada di dalam kalbu


  Puisi bebas ini terinspirasi dari lagu ciptaan Gombloh yang dinyanyikan Soelih Soejatno dengan judul "Misteri Galaxy"

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun