Lukisan ini terinspirasi pertama; dari Medusa, satu dari sekian banyak mitologi Yunani yang melambangkan kekuatan dan kegelapan. Tapi saya ganti rambutnya yang awalnya bentuk ular dengan bunga Matahari sebagai simbol kecerahan. Keceriaan. Harapan. Dan inspirasi kedua; dari perjuangan Ibu R.A. Kartini. Dalam sebuah catatan pinggirnya Goenawan Mohamad, seolah ingin mengingatkan pembaca bahwa Kartini yang diagung-agungkan itu adalah seorang yang gagal dalam perjuangannya, figur yang terbelah jatidirinya.
“…yang bagi saya menyentuh dalam sosok Kartini justru dirinya yang terbelah: ia menjerit dan sebab itu didengar, ia korban dan sebab itu jadi lambang. Kita tahu akhirnya ia gagal: seorang penentang poligami yang mati muda sebagai seorang madu” (Catatan Pinggir GM: “Surat”, 23 April 2007).
Tegasnya, Kartini adalah penentang poligami, yang karena tradisi sosialnya. Hidupnya juga berujung dengan menjadi istri ke sekian juga. Tapi tulisan saya bukan untuk membahas kehidupan R.A Kartini lebih jauh. Saya hanya ingin memaparkan tentang lukisan yang saya buat ini. Lukisan ini dibuat bulan April 2023. Dalam rangka Pameran Hari Kartini dengan Tema Habis Gelap Terbitlah Terang. Di Paviljoen Hotel, Bandung.
Frasa "Mata Hari" dari judul lukisan menggambarkan kekuatan dan kecantikan, yang tercermin dalam keanggunan wanita yang digambarkan dengan bunga Matahari. -Mata- bagian tubuh yang paling banyak dihubungkan dengan persepsi dan pemahaman dunia. Mata sebagai jendela dunia. Mata yang memiliki kemampuan untuk memahami. Merasakan, dan merenungkan makna yang lebih dalam di balik apa yang kita lihat. Kemudian -Hari- adalah unit waktu. Siklus alam. Sebuah perjalanan, pertumbuhan, dan transformasi. Hari membawa kita ke dalam sebuah labirin. Sebuah lorong yang serba baru. Potensi baru, kesempatan baru, dan pelajaran baru.
Bunga matahari, yang melambangkan kehangatan, keceriaan, kecerahan dan harapan, menjadi kontrapoin yang menarik terhadap konotasi yang lebih gelap dari mitos Medusa. Dengan memilih bunga Matahari, ada "bisikan" bahwa dalam kegelapan dan ketakutan, kita akan menemukan sinar matahari dan segala kebaikan.
"Kekuatan seorang wanita harus diukur bukan dengan ketidaktahuan yang dia temui, tetapi dengan tantangan yang dia hadapi." - Stephanie Lahart.
Seragam tentara yang membalut tubuh wanita memberikan dimensi beda pada lukisan ini. Seragam tentara sering kali melambangkan kekuatan, keberanian, dan perlindungan. Dengan menggabungkan elemen seragam tentara dan bunga matahari. Lukisan ini adalah gambaran seorang wanita yang kuat dan berani, yang siap untuk melindungi dan mempertahankan kebaikan dan kebahagiaan, bahkan di tengah-tengah kegelapan.
Tampilan yang kontras dramatis tergambar antara rambut bunga matahari yang cerah dan seragam tentara yang kuat dengan latar belakang jalan panjang berwarna pink. Girly banget ! 💗.
Secara keseluruhan, lukisan ini ingin menyampaikan pesan yang mendalam tentang kekuatan, keceriaan, dan keberanian di tengah-tengah kelemahan, keterbatasan seorang wanita. Mengajak penikmat lukisan melihat sisi positif dari kehidupan. Menggambarkan kemampuan seorang wanita menemukan kekuatan dan kebahagiaan. Bahkan di tengah-tengah tantangan yang sulit. Melanjutkan perjalanan hidup, di mana setiap hari adalah fragmen menuju narasi yang lebih besar dari eksistensi manusia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H