Mohon tunggu...
Sri Suratmi
Sri Suratmi Mohon Tunggu... Karyawan Swasta -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Selanjutnya

Tutup

Money

Indonesia Butuh Menteri Peternakan

15 Oktober 2018   16:15 Diperbarui: 15 Oktober 2018   16:17 349
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Akibat harga jagung melonjak tinggi, banyak peternak ayam menjerit. Karena 80 persen pakan ayam terbuat dari jagung.

Sumber

Jeritan para peternak itu bukan cuma karena kesakitan. Lama kelamaan, peternak jadi berteriak penuh kemarahan. Terutama karena mereka melihat, bahwa Menteri Pertanian Amran Sulaiman membanggakan ekspor jagung keluar negeri.

Sumber

Kita harus bisa ikut merasakan ketidakadilan yang diderita peternak kita.

Ekspor jagung keluar negeri, bisa dianggap makin mengurangi stok dalam negeri. Harusnya Menteri Pertanian mengarahkan supaya jagung itu dialirkan ke dalam negeri, sehingga menurunkan harganya. Bukan ekspor untuk gagah-gagahan.

Kalau sudah begini, para peternak ayam seperti terjepit di tengah-tengah. Dari bawah, harga jagung mahal. Dari atas, harga jual telur dibatasi oleh pemerintah. Bukannya untung, para peternak malah jadi buntung. Kasihan kan?

Mungkin sudah waktunya Indonesia punya pejabat khusus, yaitu Menteri Peternakan. Supaya lebih ada keberpihakan pada peternak Indonesia. Menteri Peternakan ini lah yang akan mengingatkan Menteri Pertanian, supaya peternak jangan diabaikan.

Demo Peternak Dok. Pribadi
Demo Peternak Dok. Pribadi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun