Mohon tunggu...
Sri Suratmi
Sri Suratmi Mohon Tunggu... Karyawan Swasta -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Selanjutnya

Tutup

Money

Jangan Korbankan Pertanian demi Pembangunan

12 Oktober 2018   13:05 Diperbarui: 12 Oktober 2018   13:37 456
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ternyata, musuh dari pertanian di Indonesia adalah pembangunan itu sendiri. Salah satu contohnya adalah rencana pengembangan daerah di sekitar jalur Kereta Cepat Jakarta-Bandung, yakni di Kabupaten Karawang.

Pemerintah berencana mendirikan kawasan bernama Transit Oriented Development di sekitar kawasan yang dilewati proyek kereta cepat tersebut.

Masalahnya, di areal sekitar proyek tersebut, terdapat banyak persawahan dan lahan pertanian lainnya yang menjadi penopang produksi pangan. Khususnya untuk daerah Jakarta dan sekitarnya.

Padahal menurut informasi terakhir, ada 87 ribu hektar lahan pertanian di Kabupaten Karawang yang tidak boleh dialifungsikan hingga tahun 2030 nanti.

Pembangunan itu ibarat cendawan di musim hujan. Ia akan merembet, dan tanpa terasa akan memenuhi suatu wilayah dalam waktu singkat. Bila kita menetapkan segaris wilayah sebagai bagian dari kawasan pengembangan berorientasi transportasi, maka wilayah sekitarnya akan ikut berubah juga. Biasanya dimulai dengan kemunculan warung-warung makan bagi pekerja di kawasan yang dilewati itu.

Dari awalnya bedeng, lalu berubah jadi bangunan semi permanen. Tak lama, muncul kos-kosan untuk tempat tinggal orang-orang yang bekerja di daerah situ. Lalu setelahnya, akan mulai muncul perumahan karena orang-orang mulai memilih untuk menetap secara permanen.

Kalau sudah demikian, maka terjadilah alih fungsi di daerah sekitarnya, dan pada akhirnya kawasan pertanian menghilang seluruhnya. Ketimbang jadi petani, orang-orang di situ akan lebih memilih jadi juragan kosan atau kontrakan. Atau dalam skala kecil-kecilan, jadi penjaga parkir atau toilet umum.

Demi menjaga kesejahteraan petani dan kelangsungan pasokan pangan dari kawasan Karawang, ada baiknya Menteri BUMN Rini Soemarno dan Menteri Pertanian Amran Sulaiman duduk bersama. Merembukkan nasib para petani yang kawasannya akan dilewati oleh proyek kereta cepat itu. selain itu, ada produksi pangan yang dipertaruhkan karena banyak kawasan pertanian yang berpotensi dialihfungsikan demi pembangunan.

Emangnya, rakyat bisa makan kereta cepat bila kelaparan?

Klik link berita di sini

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun