Resume Novel Sebening Sahadat
Tulislah apa yang anda sukai. Begitulah tulisan Omjay di akun Kompasiana beliau. Omjay membuka kembali tantangan menulis selama dua bulan. Temanya pun bebas. Saya mencoba ikut tantangan beliau dengan menulis dengan tema bebas dan yang saya sukai.
Kali ini saya menulis resume dari novel yang berjudul Sebening Sahadat. Novel ini ditulis oleh Diva SR dan diterbitkan oleh Media Indonesia.
Sam atau Samuel, seorang remaja nyaris sempurna fisiknya. Kaum hawa yang bertemu dengannya terpesona melihatnya. Penampilan metal, memakai anting, dan memakai kalung Rosario peninggalan mami tercinta itulah ciri khasnya. Dia berpenampilan demikian selama mencari jati dirinya. Balap liar pun dia lakoni.
Sepulang dia dari Amerika, dia melanjutkan SMA di Bandung, tempat  kelahirannya. Dia tinggal dengan pak Baskoro (papanya), bu Sindi (ibu tirinya), dan Chris (adik tirinya). Dia tidak suka dengan ibu tirinya. Dia merasa Sindi merebut posisi maminya. Pun dia sangat sayang terhadap Chris.
Suatu hari, dia terpaksa naik bus umum karena motornya rusak. Dia bertemu gadis berkerudung panjang, sangat cantik meski tanpa polesan, anggun, selalu menunduk menjaga pandangannya. Dia sangat penasaran hingga setiap hari dia rela berdesak-desakan demi bertemu dengannya.Â
Gadis itu bernama Haba. Awalnya Haba mengira dia itu orang jahat. Mereka pun berkenalan tanpa berjabat tangan. Setelah mengetahui bahwa Sam itu orang yang baik, Haba pun berteman dengannya. Akhirnya mereka bersahabat meski berbeda agama.
Di dunia balapnya dia bersahabat dengan Ali Deo, dan Andro. Ali adalah sosok yang rajin tahajud meski melakukan balap liar. Ali merupakan kakak kelas Haba. Andro adalah sahabatnya sejak kecil.
Persabatan Sam dengan Haba sangat spesial. Meski beda agama, Sam merasa nyaman ketika bersama Haba.  Mereka selalu membicarakan berbagai hal tentang Islam. Pengalaman Sam ketika ikut pak Erik (guru agama Islam) ke Garut dalam acara reuni kampus, mempertemukannya dengan  Satria.Â
Meski seorang nasrani, Sam belajar di pondok pesantren  selama 2 minggu. Dia merasa yakin hingga dia mengucapkan dua kalimat syahadat. Pulang dari pondok dia mengatakan kepada papanya, dia sudah menemukan jati dirinya yaitu menjadi seorang muslim. Baskoro langsung pingsan dan kritis.Â
Dia kembali bimbang. Sindi tetap merestui pada pilihannya dan papanya juga pasti merestuinya. Restu inilah yang dia rasakan seakan sebening kalimat  Syahadat seperti  yang dia ucapkannya  di pondok. Setelah terpisah selama 5 tahun akhirnya Sam melamar Haba dan mereka hidup bahagia.