Pendidikan memiliki peran penting dalam kehidupan berbangsa dan bernegara dalam upaya menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas. Pendidikan merupakan suatu faktor kebutuhan dasar untuk setiap manusia sehingga upaya mencerdaskan kehidupan bangsa, karena melalui pendidikan upaya peningkatan kesejahteraan rakyat dapat diwujudkan. Pendidikan mempengaruhi secara penuh pertumbuhan ekonomi suatu Negara (daerah). Hal ini bukan saja karena pendidikan akan berpengaruh terhadap produktivitas, tetapi juga akan berpengaruh terhadap fertilitas masyarakat. Pendidikan dapat menjadikan sumber daya manusia lebih cepat mengerti dan siap dalam menghadapi perubahan dan pembangunan suatu Negara.
Hampir semua negara berkembang menghadapi masalah kualitas dan kuantitas sumber daya manusia yang diakibatkan oleh rendahnya mutu pendidikan. Hal ini ditunjukkan oleh adanya tingkat melek huruf yang rendah, pemerataan pendidikan yang rendah, serta standar proses pendidikan yang relatif kurang memenuhi syarat.
Padahal kita tahu, bahwa pendidikan merupakan suatu pintu untuk menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas. Untuk itu peningkatan kualitas sumber daya manusia mutlak harus dilakukan. Karena dengan kualitas sumber daya manusia yang berkualitas dapat memberikan multiplier efect terhadap pembangunan suatu negara, khsususnya pembangunan bidang ekonomi.
Mengutip dari okezonefinance kamis 16 Februari 2017 Presiden Bank Dunia Jim Yong Kim mengingatkan bahwa pendidikan adalah bahan bakar untuk mendorong pertumbuhan perekonomian di berbagai negara sehingga pihak swasta dan pemerintah juga harus bekerja sama meningkatkan kualitas pendidikan. "Saat kami mengejar sasaran pembangunan, sembari membangun masyarakat yang tumbuh dan berkembang, sektor swasta dan pemerintah harus bekerja bersama-sama. Jika sektor swasta adalah mesin pertumbuhan, dan pemerintah adalah pengemudinya, maka pendidikan adalah bahan bakar yang menjalankan mesinnya,"
Presiden Bank Dunia tersebut mencontohkan Korea Selatan yang merupakan tanah kelahirannya sebagai gambaran bahwa dengan pendidikan negara tersebut mampu bangkit dan berkembang hingga seperti saat ini. Di Korsel, setelah Perang Korea tahun 1950-an, ditemukan sebanyak 78 persen warga di sana ketika itu dalam kondisi buta huruf. Selain itu, ujar dia, tingkat penghasilan per kapita di Korsel pada tahun 1970an masih sekitar 200 dolar AS.
Selanjutnya Korsel kemudian menyadari bahwa pendidikan adalah cara yang paling efektif untuk keluar dari kesengsaraan kondisi ekonomi sehingga pemerintah berfokus memperbaharui sekolah dan berkomitmen meningkatkan setiap anak dengan baik. "Ditambah dengan kebijakan pemerintah yang cerdas dan inovatif serta sektor swasta yang giat, fokus kepada edukasi akhirnya benar-benar menghasilkan.” Presiden Bank Dunia mengingatkan bahwa saat ini, Korea Selatan memiliki tingkat melek huruf sebanyak 98 persen, dan negara itu merupakan negara berpenghasilan tinggi dan model bagi kesuksesan pembangunan ekonomi.
Pendidikan di Korsel sangat penting dan nomor satu hal ini dapat dilihat dari bagaimana pemerintah sangat memperhatikan kesejahteraan guru bahkan gaji guru seimbang dengan gaji dokter, hal ini sangat berbanding terbalik dengan Indonesia, nasib guru sangat miris karena pemerintah tidak begitu memperhatikan nasib mereka. Jika kita fikirkan sejenak tentang terhimpitnya kondisi finansial guru maka akan berimbas kepada tidak seriusnya memberikan pengetahuan kepada anak didiknya. Hal ini akan semakin memperburuk kondisi mutu pendidikan di Indonesia. Sudah seharusnya dan sepantasnya kalau kesejahteraan guru di Indonesia saat ini mendapat perhatian lebih dari Pemerintah. Seperti yang sudah kita tahu jika kesuksesan suatu bangsa terletak pada pendidikannya. Lalu siapa yang berperan utama dalam memajukan pendidikan suatu bangsa? Tentu saja disini guru adalah peran utamanya.
Belajar dari pengalaman Korsel semoga Indonesia meningkatkan kualitas pendidikan. Dan dengan segera memperbaiki sarana pra sarana yang dibutuhkan untuk pendidikan di Indonesai.
Pemerintah mempuayai peran aktif dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan agar SDM yang dihasilkan dapat menjadi sumber untuk pembangunan negara maupan daerah, dan salah satu usaha pemerintah untuk memajukan pendidikan yaitu dengan mencanangkan program wajib belajar sembilan tahun. Hal ini diatur dalam undang-undang, yaitu Undang-Undang No. 20 tahun 2003 yang menyatakan bahwa setiap warga negara yang berusia 7 sampai dengan 15 tahun wajib mengikuti pendidikan dasar, tidak boleh ada dropout karena alasan biaya.
Hubungan investasi sumber daya manusia (pendidikan) dengan pertumbuhan ekonomi merupakan dua mata rantai. Namun demikian, pertumbuhan tidak akan bisa tumbuh dengan baik walaupun peningkatan mutu pendidikan atau mutu sumber daya manusia dilakukan, jika tidak ada program yang jelas tentang peningkatan mutu pendidikan dan program ekonomi yang jelas.
Akhirnya dapat disimpulkan bahwa pendidikan mempunyai pengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi suatu bangsa. Implikasinya, semakin tinggi pendidikan, hidup manusia akan semakin berkualitas. Dalam kaitannya dengan perekonomian secara umum (nasional), semakin tinggi kualitas hidup suatu bangsa, semakin tinggi tingkat pertumbuhan dan kesejahteraan bangsa tersebut.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H