Mohon tunggu...
Sri Sugiastuti
Sri Sugiastuti Mohon Tunggu... -

Saya seorang Muslimah, pemilik http//astutiana.blogspot.com.Nenek dari 3 orang cucu, mengajar di SMK Swasta Surakarta. Punya passion menulis dan berbagi kisah hidayah dari orang-orang yang ada di sekitar saya. Tidak ada kata terlambat dalam belajar, dan amat sangat berharap mendapat kemudahan dalam menggapai ridha Allah. Mempunyai moto bahwa “Hidup adalah berjuang untuk taat pada aturan Allah sampai ajal menjemput” Punya obsesi berdakwah lewat tulisan. Kontak person 085728304241 atau akun fb. http://www.facebook.com/astutiana.sugiastuti. twitter@astutianaM ...

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Donoloyo Hutan Jati Keren di Slogohimo

26 Agustus 2016   02:45 Diperbarui: 26 Agustus 2016   03:19 229
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Wisata. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Buat saya dan mas Hubby silahturahim dan jalan jalan itu penting. Kami menggunakan istilah ngerabuk nyowo untuk bisa menikmati kebersamaan kami yang hampir 30 tahun tepatnya besok tanggal 19 Oktober 2016. Nah karena alasan ini juga kami bisa menikmati keindahan hutan jati Donoloyo. Ini bukan kebetulan tapi izin Allah lah yang mengantarkan kami bisa sampai di hutan jati yang keren dan eksotik.

Kami berangkat dari Solo sudah agak sore menempuh jarak kurang lebih 110 KM. Jalan menuju Slogohimo lumayan mulus tapi penuh dengan tanjakan dan tikungan mesra. Alhamdulillah kami ngga kesasar walau sempat panik antara sudah kelewatan atau belum sampai. Cipika cipiki saya helo, langsung naruh barang cuci kaki cuci tangan dan muka, dengan sedikit basa basi langsunga aja deh ke acara makan malam. Tadi magrib baru sempat berbuka puasa dengan segelas teh anget dan sepotong roti sekedar buat membatalkan puasa sunnah saya.

Menu yang dihidangkan cukup nendang nih, ada oseng kulit melinjo yang dicampur kikil dengan ranjau cabe rawit, plus kulupan /urap daun khas dari gunung yang seger dan telur dadar. Menu ini bikin makan semakin gembul lagi dan lagi. Setelah makan kami masih ngobrol asyik hingga larut sambil merencanakan acara kami besok pagi. Nah yang jadi tujuan kami besok salah satunya ya hutan Donoloyo

Keponakan saya dan suaminya berbaik hati mau mengantar kami ngebolang Keberadaan hutan jati Donoloyo ada di Desa Watusono, Slogohimo, Wonogiri, Jawa Tengah, tidak terlalu jauh dari rumah keponakan saya..melewati jalan kampung yang cukup mulus. Kami melewati rumah penduduk yang masih memiliki kebun yang luas. Suasana memperingati hari kemerdekaan sangat terasa aromanya kemeriahan bendera dan umbul umbul memenuhi jalan jalan kampung yang kami lalui. Kami beristirahat sejenak sambil mendengarkan asal muasal hutan ini dan juga kisah mistisnya. Hampir semua pohon jati yang besar besar memiliki nama seperti berbagai tokoh yang ada. ada jati petruk, jati wedok, jati semar dan berbagai nama lain’

Konon Donoloyo menyimpan kisah bersejarah tentang kerajaan Majapahit.Hutan ini dulunya merupakan pemasok kayu jati untuk kerajaan Majapahit, yang dipimpin Raja Airlangga.

Koq dikasih nama Donoloyo sih? Tepatnya si Ki Ageng Donoloyo seorang laskar kerajaan Majapahit yang sengaja menanam pohon jati di desa itu untuk persediaan bahan bangunan kerajaan. Setelah Majapahit runtuh, kayu jati dari Donoloyo masih digunakan di era Wali Songo, tepatnya untuk pembangunan Masjid Demak dan Keraton Surakarta.

Kualitas kayu dari hutan Donoloyo khususnya di kawasan Punden memang tak perlu diragukan. Kayu jati di hutan tersebut rata-rata memiliki tinggi 10 meter dengan diameter 1 meter. Tak heran jika bangunan tempo dulu dengan bahan kayu jati asal alas Donoloyo tidak lapuk meski sudah berumur puluhan tahun.

Di sbelah hutan jati ada hutan pinus yang tertata rapih.

Hutan ini dianggap sakral dan cukup angker. Tidak semua orang bisa membawa pulang atau menebang kayu jati sembarangan di hutan ini. Pernah ada pencuri kayu dari luar kota yang membawa kayu jati dari hutan Donoloyo, ternyata kayu jati tersebut raib alias kembali ke tempat asalnya di Donoloyo.

Ada juga yang mengisahkan bila mengambil kayu tersebut untuk pembangunan masjid di Demak atau di Surakarta, ketika membawanya harus diiringi gamelan lengkap dengan ledek/sinden agar tidak sia-sia.Penduduk setempat dan yang masih percaya akan kesaktian dari Ki Ageng Donoloyo sering mengadakan upacara di pesanggarahan tersebut sambil mengadakan ritual menyembelih kambing. Para penziarah atau pengunjung biasa para pengusaha yang bergerak di bidang perkayuan. Merka sengajaja datang untuk ngalap berkah.

Kisah lain yang tak kalah seru konon sebagian penduduk dan penziarah menyakini bahwa Ki Ageng Donoloyo masih hidup. Denagn alasan bahwa mereka tidak menemukan makamnya. atau Ki Ageng Donoloyo menjelma jadi salah satu pohon jati yang dikeramatkan. Itulah sebabnya setiap jelang malam juat kliwon dan jumat pon hutan ini rami dikunjungi penziarah yang punya maksud lain. Meraka berkeyakina bila datang dan berdoa di hutan Donoloyo usaha mereka akan berhasil dan jadi orang sukses.

Biarkan lah mereka mempercayai semua itu., bagi saya yang terpenting adalah menikmati keindahannya dan takjub dengan ciptaan Allah. Jati merupakan salah satu kekayaan bangsa kita yang harus dilestarikan.

Rasanya ingin berlama lama di hutan itu, tapi mengingat masih ada lagi yang harus kami datangi, setelah puas berfoto ria dan mengamati berbagai bentuk pohon jati yang begitu mempesona, kami lanjut perjalanan ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun