Mohon tunggu...
Sri Sugiastuti
Sri Sugiastuti Mohon Tunggu... -

Saya seorang Muslimah, pemilik http//astutiana.blogspot.com.Nenek dari 3 orang cucu, mengajar di SMK Swasta Surakarta. Punya passion menulis dan berbagi kisah hidayah dari orang-orang yang ada di sekitar saya. Tidak ada kata terlambat dalam belajar, dan amat sangat berharap mendapat kemudahan dalam menggapai ridha Allah. Mempunyai moto bahwa “Hidup adalah berjuang untuk taat pada aturan Allah sampai ajal menjemput” Punya obsesi berdakwah lewat tulisan. Kontak person 085728304241 atau akun fb. http://www.facebook.com/astutiana.sugiastuti. twitter@astutianaM ...

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Jangan Menyerah, Yuk Bebenah (Refleksi Hari Sumpah Pemuda)

28 Oktober 2015   19:09 Diperbarui: 28 Oktober 2015   19:13 847
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kami putra dan putri Indonesia, mengaku bertumpah darah satu, tanah air Indonesia.
Kami putra dan putri Indonesia, mengaku berbangsa satu, bangsa Indonesia
Kami putra dan putri Indonesia, menjunjung tinggi bahasa persatuan, bahasa Indonesia

Masih ingatkah anda dengan ikrar ini? Ikrar yang dikumandangkan oleh pemuda Indonesia 87 tahun. Menoleh sejenak pada sejarah dimana Ikrar Sumpah Pemuda jadi bagian dari pergerakan dan usahapara pemuda mewujudkan kemerdekaan bangsa Indonesia.

Sumpah Pemuda merupakan rumusan dari Kongres Pemuda II Indonesia yang dilaksanakan tiga sesi di tiga tempat berbeda oleh organisasi Perhimpunan Pelajar Pelajar Indonesia (PPPI) yang beranggotakan pelajar dari seluruh wilayah Indonesia.
Kongres tersebut dihadiri oleh berbagai wakil organisasi kepemudaan yaitu Jong Java, Jong Batak, Jong, Celebes, Jong Sumatranen Bond, Jong Islamieten Bond, Jong Ambon, dsb serta pengamat dari pemuda tiong hoa seperti Kwee Thiam Hong, John Lauw Tjoan Hok, Oey Kay Siang dan Tjoi Djien Kwie.
Pada saat itu, masyarakat berbicara tentang pentingnya suatu kesatuan karena melihat kondisi kehidupan masyarakat terpecah-pecah oleh ulah kolonialisme Belanda. Masyarakat berkeinginan kuat untuk melihat bangsa Indonesia dapat bersatu. Kongres ini menginginkan terjadinya peleburan tekad dari seluruh pemuda di Indonesia untuk tetap bersatu. Di kongres ini pula terbentuk lagu kebangsaan “Indonesia Raya” dan bendera merah putih. Saat itu, para pemuda dengan kegalauan dan kerinduan akan kemerdekaan menyatukan tekad berjuang mengelorakan semangat nasionalisme dan patriotisme demi bangsa yang bersatu padu

Andil Sumpah Pemuda Pada Kemerdekaan

Andil Sumpah Pemuda pada kemerdekaan terlihat nyata ketika menjadikan Wawasan Nusantara yang merupakan satu kesatuan wilayah, wadah, dan ruang hidup. Kesatuan dan keinginan kuat mewujudkan Kemerdekaan tanah air Indonesia yang diikuti dengan rangkaian usaha pembangunan di segala sektor yang ada.
Pernyataan “Kami bangsa Indonesia dengan ini menjatakan kemerdekaan Indonesia” yang dikumandangkan pada tanggal 17 Agustus 1945. Proklamasi itu lahir dari suatu perjuangan yang berdarah darah dan mengharu biru, begitu banyak ancaman dari pihak-pihak tertentu. Pernyataan itupun harus pula segera diikuti dengan usaha “membentuk suatu pemerintah negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia” dan usaha “memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial”.

Sejak dikumandangkan Sumpah Pemuda itu maka para tokoh pergerakan berusaha dengan gigih membudayakan penggunaan bahasa Indonesia di dalam berbagai kesempatan guna menggantikan penggunaan bahasa Belanda dan berbagai bahasa daerah. Sampai dengan runtuhnya pemerintah kolonial Belanda 1942, bahasa Indonesia belum merupakan bahasa resmi di samping bahasa Jepang (Maret 1942). Dengan diproklamasikannya kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945 maka terbukalah kesempatan yang seluas-luasnya untuk memantapkan penggunaaan bahasa Indonesia sebagai bahasa kesatuan.
Tanah air, bangsa dan bahasa yang satu mampu menyatukan wawasan nusantara menjadi Indonesia yang merdeka dan kaya raya dengan kebinekatunggalekaannya. Kita rawat Indonesia agar tetap tegak dalam pelukan NKRI. Jangan lagi bangsa ini menjadi obyek penderita dari penjajah yang berabad abad menikmati kekayaan bangsa ini.

Pemuda Pra Proklamasi VS Pemuda Saat Ini

Peristiwa Sumpah Pemuda di tahun 1928 bila dikaitkan dengan kenyataan pergerakan pemuda saat ini bisa dicermati dengan membandingkan kenyataan yang ada. Sumpah Pemuda pra proklamasi memberikan kesadaran pada pemuda tentang pentingnya kesatuan dan persatuan di Indonesia. Pada zaman dulu, kesadaran akan perjuangan hanya bersifat parsial-kedaerahan. Perjuangan seperti itu telah menimbulkan kegagalan. Perjuangan harus dilandasi dengan semangat persatuan dan kesatuan secara factual- obyektif sehingga masayarakat Indonesia yang terdiri dari pluralitas suku, ras,agama, budaya dan bahasa dapat meraih kemerdekaan. Pemuda khususnya mahasiswa wajib menjadikan intektual dan moralitas sebagai modal dasar dalam mengadakan pergerakan Nasional hingga mewujudkan kemerdekaan. Pada diri pemuda tumbuh sikap dan kesadaran serta wawasan kebangsaan yang mengharuskan pemuda berjuang secara holistik, menyeluruh dalam perspektif kerakyatan, solideritas, dan keadilan sosial.

Sumpah Pemuda saat ini bak hembusan angin surga. Semua orang tahu sekarang bukanlah zaman dimana angkat senjata dan baku tembak untuk melawan penjajah. Saat ini merupakan saat kita sebagai bangsa Indonesia bergelut dalam berbagai permasalahan yang mengancam disintegrasi bangsa dimana hal tersebut merupakan musuh nyata kita saat ini. Pemuda sebagai figur teladan dan agent social of control semakin terpuruk dalam kejayaannya di masa lalu. Aksi kekerasan, korupsi, KKN yang semakin merajalela, benih-benih individualisme, rendahnya tanggung jawab sosial, sikap egois, eksklusivisme kelompok, dan berbagai ancaman lainnya telah menjadi ancaman besar bagi persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia.

Dilema yang sedang kita hadapi saat ini semakin serius bila tidak ada kepedulian dari berbagai pihak yang terkait. Dari mulai keluarga hingga jajaran pemerintah yang paling bertanggungjawab untuk bisa menyadarkan pemuda agar tidak menjadi penyebab perpecahan atau semakin amburadulnya bangsa ini.

Sumpah Pemuda di mata Pemuda Saat Ini

Pemuda saat kini terkadang tidak tergerak untuk memahami dan mendalami makna dari Sumpah Pemuda yang telah diikrarkan oleh pendahulunya. Pemuda pun mungkin sudah sangat asing dengan poin-poin Sumpah Pemuda. Kongres Pemuda II pada tanggal 28 Oktober 1928 tak pernah terlintas dalam pemikiran pemuda saat ini. Pemuda seakan membisu atau menggeleng bila ditanya apa saja poin dari Sumpah Pemuda. Hal ini tentu saja sangat merisaukan. Peran pemuda disoroti sebagai pengambil kebijakan terbaik untuk era saat kini. Ekspresi pemuda yang tidak dapat dikekang dan bersifat bebas serta terbuka dalam kondisi apapun. Wahai pemuda mana suaramu.

Sungguh amat disayangkan, kondisi pemuda saat ini. Mengapa mereka sangat arrogant, cepat sekali terpicu emosinya. Pemuda saat ini mengadopsi budaya asing sesukanya. Bhinneka Tunggal Ika sangat sulit tercermin dalam diri pemuda dikarenakan jiwa-jiwa mereka masih terbelenggu dengan permusuhan-permusuhan yang terjadi antar mereka. Makna Sumpah Pemuda yang merupakan bukti pengakuan kemajemukan Indonesia kian memudar, khususnya di era reformasi yang semestinya menjadi momentum penting bagi persatuan bangsa. Pemuda saat ini masih terkotak -kotak dalam suatu kemajemukan. Hal ini berdampak pada hilangnya kepribadian bangsa menuju penegakkan etika dan moral politik yang demokratis karena masing-masing pihak merasa benar sendiri dan tidak menghargai keberadaan orang lain.

Masalah etika dan moral bangsa sangat bergantung pada perilaku pemuda sebagai tunas bangsa. Pemuda harus merenungi makna Sumpah Pemuda untuk menjawab tantangan masa depan dalam era reformasi untuk membentuk suatu masyarakat yang demokratis. Pemuda harus ambil bagian saling bahu membahu demi ikrar sumpah pemuda itu dan menjadikan bangsa ini kuat dan bermartabat.

Pemuda Indonesia saat ini mengalami kelumpuhan sosial dan berusaha mencari pegangan guna menghadapi masa yang tak tentu dalam era reformasi sehingga diperlukan adanya suatu kepatuhan dalam mengikuti norma atau aturan untuk menyelesaikan agenda reformasi demi masa depan bangsa Indonesia. Makna yang terkandung dalam Sumpah Pemuda di era reformasi ini berupa tekad pengakuan membara atas kemajemukan masyarakat Indonesia untuk sama-sama menjawab tantangan reformasi dan membenahi sistem aparat pemerintahan yang ada. Pemuda harus menanamkan upaya mengakar dalam pribadi masing-masing untuk memperbaiki pranata sosial dan mengembangkan kebudayaan bangsa karena yang mampu mewujudkan Indonesia yang besar dan bermartabat.

Apa Yang Diharapkan dari Pemuda Saat Ini?

Saat ini, kita dapat melihat dan mendengar bagaimana media massa telah memberitakan berbagai macam tindakan kekerasan dan kericuhan yang diwarnai oleh kehadiran pemuda Indonesia berupa tawuran antara pelajar salah satu sekolah dengan sekolah yang lain hanya karena masalah sepele. Pemuda baik ataupun pelajar SMA sering mangadakan demo – demo yang tidak sesuai dengan aturan dan berakhir dalam tindakan kekerasan, tidak bermoral, kontraproduktif, dan pidana. Pemuda sebagai agen pembaharu (agent sosial of change) dianggap telah kehilangan nilai-nilai kemanusiaannya

Ikrar Sumpah Pemuda itu sudah selayaknya dijadikan pemicu semangat untuk menjadikan bangsa ini menjadi bangsa yang bermartabat. Sosok pemuda merupakan sosok yang mampu mengadakan suatu tindakan revolusi besar dari zaman ke zaman melalui tindakan dan pemikirannya yang brilian. Bangsa ini membutuhkan sosok pemuda yang energik, progresif, intelektualis, dan kritis. Pemuda diharapkan tidak hanya bergerak di bidang akademik saja melainkan mampu memperjuangkan nilai-nilai kemanusiaan yang saat ini sangat memprihatinkan. Nilai-nilai kemanusiaan seperti keadilan, kebenaran, kebijaksanaan, dan objektivitas harus ditegakkan, Pemuda sebagai pengukir bangsa seharusnya selalu berpegang teguh pada nilai-nilai tersebut. Nilai-nilai kemanusiaan yang diharapkan menjelma menjadi nilai -nilai idealisme yang wajib dimiliki oleh setiap pemuda Indonesia.

Mari bertanya pada diri kita masing masing! Apa yang sudah kita berikan pada bangsa ini? Sudahkah kita ajak generasi penerus untuk tetap bersatu? Mengajak mereka agar bangga dengan tanah airnya, bangsa dan juga bahasanya. Jangan pernah menyerah mari kita bebenah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun