Bu Kanjeng memang kadang tidak bisa damai dengan Pak Kanjeng, penyebab utamanya mereka tidak punya hobi yang sama. Contohnya kejadian semalam Bu Kanjeng punya falsafah kalau malam itu harusnya damai bersama bantal dan guling. Tapi yang dilakukan Pak Kanjeng malah sibuk menyiapkan kopi dan camilannya demi perbandingan sepak bola yang tayang langsung tengah malam.
Kakinya berjingkat jungkat untuk mengantarkan tangannya menyeduh kopi. Ketika aroma telah sampai maka energy itu mengalir di lehernya. Sruputan demi sruputanmu sangat melegakan dan membuat matanya “ON”. Tayanganpun tersaji, karena yang bermain team nasional dengan team salah satu Negara timur tengah. Di babak pertama Pak Kanjeng berharap adanya permainan cantik dari team Nasional, tapi saying permainan tidak menarik, tanpa kejutan dan tidak ada nyawanya sama sekali. Padahal kopinya tinggal ampas.
Maka ketika jeda tiba,diam diam Pak Kanjeng bercumbu dengan bantal gulingnya. Dasar mata yang tidak bisa berucap terimakasih, sruputan nikmat sudah ehh mata ini malah gelap. Hingga sampai ujung jempol kakinya ditarik Bu Kanjeng “Pak nonton TV apa ditonton TV? Ingat tarif listrik selalu naik ya!” kalau sudah begitu pembicaraan Bu Kanjeng jadi panjang menjalar kemana-mana. Mestinya menikmati malam yang indah malah runyam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H