Masih ingat Fisikawan Stephen Hawking ? Hawking (69), yang telah bertahan selama hampir lima dekade dengan penyakit syaraf motoriknya , ia tidak takut mati. Ia mempercayai bahwa konsep surga hanyalah sebuah 'cerita dongeng' bagi orang yang takut mati. Dalam sebuah wawancara yang diterbitkan Guardian, Senin (16/5), Hawking - penulis buku terlaris 'A Brief History of Time' mengatakan bahwa orang mati ketika otak berhenti berfungsi, dia juga menambahkan bahwa otak sebagai komputer yang akan berhenti bekerja ketika komponennya gagal, sehingga tidak ada surga atau akhirat untuk komputer rusak. Bahwa itu adalah kisah peri bagi orang-orang yang takut gelap.
Sementara kita umat Islam percaya seratus persen dan yakin bahwa kehidupan sesudah mati itu ada. Karena di dalam Al Qur’an, Allah memberikan petunjuk, peringatan sekaligus kisah kisah kaum terdahulu dari mulai Nabi Adam hingga Nabi Muhammad SWA terangkum dengan jelas dalamAl Qur’an. Salah satu contoh kisah yang terangkum di Al Qur’an adalah kisah kaum nabi Luth AS.
Dalam QS. Al Ankabut : 28-30.Ayat ini berkisah tentang Nabi Luth, saudara dari Nabi Ibrahimhijrah dari Negeri Babil ke Negeri Syam. Nabi Luth diutus Allah untuk berdkwah di Negeri kaum Sodom dan Amurah yang gemar melakukan kerusakan dan lebih suka menikah dengan sesama jenis.
Nabi Luth AS, selalu menasehati mereka, tetapi mereka malah mengejek Nabi Luth, “Ngapain sih capek capek ngurus orang lain,urus saja dirimu sendiri dan keluargamu..!” itulah jawaban Kaum Nabi Luth yang Hombreng
“ Allah nanti memberi peringatan dan turunkan Azab lho…! Bila selalu saja membuat kerusakan dan bersifat keji” Tidak putus asaNabi Luth terus saja mengingatkan.
“Coba saja datangkan siksa, siapa takut…, bila memang ucapanmu benar Luth.” Mereka menantang Nabi Luth.
Nabi luth pasrah dan Berdoa” Yaa Allah tolonglah aku, menghadapi kaum yang berbuat kerusakan di negeri ini” Ternyata doa Nabi Luth didengar Allah.
Maka di QS.Al-Ankabut 33-35. Allah mengutus dua malaikatyang mengatakan bahwa hukuman Allah akan datang menimpa kaum Nabi Luth. Malaikat itu menjelma menjadi dua orang pemuda yang amat rupawan,tentu saja membuat ngiler kaum Nabi Luth yang Hombreng. Mereka berusaha untuk mendapatkan kedua pemuda jelmaan itu untuk dinikahi.
“ Wahai kaumku,nikahilah anak perempuanku, sesungguhnya dia lebih suci bagimu, dan takutlah pada Allah, dan jangan macam macam dengan tamuku yaa” Begitulah Nabi Luth memperingatkan mereka.
“ Yaa ampun Luth,kamu kan tahu kalau kami sukanya sama sejenis, koq ditawari anak gadismu…tidaklah yauh…” Jawab kaum Nabi Luth
Kemudain di QS. Al-A’raaf: 80-84. Malaikat yang melihat kegelisahan di wajah Nabi Luth berusaha menenangkannya: “ Tenanglah Luth, mereka tidak akan bisa berbuat jahat padamu, nanti malam pergilah kamu dari rumahmu, tanpa menoleh ke belakang. Kamu akan selamat, kecuali bila istrimu berkhianat. Dia jugalah yang memberitahu tentang kedatangan kami. Peringatan dari Allah akan segera datang.” Hati Nabi Luth menjadi lega dan sekaligus becampur sedih karena istrinya akan terkena azab itu,tapi semua sudah menjadi ketentuan Allah yang harus diterima dengan sabar.
Di tengah malam pekat Nabi Luth pergi meninggalkan kaumnya, dan esok pagi bencana itu datang. Saat kaum Nabi Luth masih tertidur lelap, Allah menggoncangkan bumi, batu-batu berjatuhan menimpa kaum Nabi Luth yang durhaka. Dalam sekejab kaum Nabi Luth yang membangkang binasa.
Ternyata belajar dan mengkaji Al Qur’an itu mengasyikkan dan menenangkan hati, di dalamnya selain ada punishment, reward,warning, dan bagaimana seharus kita hidup sebagai hamba Allah yang beruntung dan dimuliakan-Nya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H