Mohon tunggu...
Sri Sugiastuti
Sri Sugiastuti Mohon Tunggu... -

Saya seorang Muslimah, pemilik http//astutiana.blogspot.com.Nenek dari 3 orang cucu, mengajar di SMK Swasta Surakarta. Punya passion menulis dan berbagi kisah hidayah dari orang-orang yang ada di sekitar saya. Tidak ada kata terlambat dalam belajar, dan amat sangat berharap mendapat kemudahan dalam menggapai ridha Allah. Mempunyai moto bahwa “Hidup adalah berjuang untuk taat pada aturan Allah sampai ajal menjemput” Punya obsesi berdakwah lewat tulisan. Kontak person 085728304241 atau akun fb. http://www.facebook.com/astutiana.sugiastuti. twitter@astutianaM ...

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Yuk Berbagi

13 November 2014   02:19 Diperbarui: 17 Juni 2015   17:56 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Yuk berbagi. Kayaknya ini deh yang paling pas buat saya pribadi yang ingin action buat Indonesia tercinta. Mengapa? Mebayangkan kayanya Indonesia lalu melihat kenyataan sehari hari yang ada di depan mata membuat hati saya miris pol.

Lah katanya Indonesia itu subur makmur gemah ripah loh jinawi, tapi justru ada yang menampiknya dengan ucapan "pret".Saya bersyukur bisa makan sehari 3 kali, bisa menyekolahkan anak walau dengan menyekolahkan juga SK PNS saya di bank sebagai anggunan demi kelangsungan hidup dan masa depan anak anak kami. Nah, fenomena yang sering saya lihat kekayaan itu tidak merata alias njomplang. Masih banyak di luar sana saudara kita yang hidup tidak layak baik itu di desa maupun di kota.

Saya yang hidup pas pasan bisa berbuat apa untuk mereka? Punya ilmu, sedikit rezeki,  tenaga dan pikiran. lumayan 4 hal itu bisa jadkani modal saya untuk berbagi dan saya yakin semuanya bakal kembali lagi pada diri saya. Bahagialah kalau bisa membantu, memberi solusi, memberi semangat, dan mengurai benang benang kusut yang sering mereka hadapi.

Menyisihkan 20 kg beras untuk 10 kepala keluarga yang masing masing 2 kg  setiap bulan tidak membuat saya miskin. Memberi gizi santri TPQ dua minggu sekali dengan menu kacang hijau atau nasi soto, bisa membuat mereka tersenyum dan bersemangat. Menyampaikan satu ayat yang saya dapat dari duduk manis di Tak'lim mendengarkan kajian Al Qur'an membuat saya sadar sekaligus mengingatkan diri sendiri. Betapa meruginya saya bila menjadi orang yang bakhil, cethil bin kikir.

Andai ajakan saya ini bisa diikuti oleh tetangga yang lain dan punya visi misi yang sama duhai damainya Indonesia. Bila kita bisa melakukannya hari ini mengapa harus ditunda.Yuk berbagi. Simpel itu saja.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun