Setiap lebaran tiba ada momen paling mengharukan yaitu saat kita saling memaafkan dengan berjabat tangan atau dengan jongkok dan bersimpuh di pangkuan orang yang lebih tua atau yang sering kita anggap sebagai orang tua.Â
Namun begitu, ada satu kata 'maaf' yang hanya kita sendiri yang mampu mengukur dan mengucapkan dengan tulus ikhlas atau tidak, Â sekedar seremoni belaka atau bukan.Â
Apakah maaf itu  sekedar kata-kata atau bukan,  hanya dari lubuk hati yang dalam yang tahu,  apakah kita sudah  mengihklaskan kesalahan orang lain yang pernah melukai hati kita atau tidak.
Kadang ada orang yang bilang, "Aku sudah memaafkanmu, tapi tidak dengan melupakan kesalahan itu". Memaafkan yang demikian terjadi karena rasa sakit yang ditimbulkan terlalu dalam, sehingga susah untuk melupakan.
Melupakan adalah bentuk mengikhlaskan, kita mengembalikan kejadian itu sebagai bagian dari Kehendak Allah SWT karena segala sesuatu terjadi atas ijin Allah Ta'ala , itu yang harus kita yakini terlebih dahulu.
Sebagai seorang muslim, memaafkan kesalahan orang lain sebagai salah satu akhlak mulia, yang perlu  kita tanamkan pada diri sendiri.  Sesuai dengan tuntunan yang ada dalam Al-Qur'an dan Hadist .
Rasulullah SAW telah banyak memberi tauladan bagaimana kita memaafkan orang lain yang telah berbuat salah pada kita.
Memaafkan dalam bahasa Arab : Al Afwu yang bermakna menggugurkan (tidak mengambil) hak yang ada pada orang lain. Yang menjadi bukti mulianya sikap pemaaf. Karena kita telah menggugurkan dosa orang lain atas kesalahannya. Masya Allah..
Lalu apa sih manfaatnya bagi kita yang telah memaafkan orang lain itu?
Maaf adalah kata yang mengandung kekuatan hebat pada diri seseorang., meleyapkan hal-hal yang bersifat negatif yang berpengaruh terhadap kesehatan jiwa dan raga.