Pada proses renovasi pertama inilah, K.H.R. Asanawi menyematkan nama "Abyad" pada masjid ini , yang berarti putih. Di masjid ini pula dihuni oleh para jin Islam yang juga beribadah pada Allah SWT.
Renovasi kedua dilakukan pada tahun 2007, meliputi penggantian genteng dari yang genteng kuno menjadi yang lebih modern.
Meskipun telah dua kali mengalami renovasi, keaslian masjid ini tetap dipertahankan. Seperti seng yang melapisi bagian dalam masjid, pintu dan jendela yang terbuat dari kayu jati kuno.
Di masjid ini terdapat rak buku yang menyimpan kitab-kitab kuno yang dulu dipakai belajar oleh para santri, di sebelah kiri pengimaman terdapat ruang kelas dengan bangku-bangku dan papan tulis, yang konon katanya ruangan ini sebagai condrodimuko untuk menggodok para santri agar benar-benar menguasai kitab-kitab yang mereka pelajari dengan benar tanpa kesalahan sedikit pun.
Sedang di lantai 2-3 masjid lewat melalui samping belakang masjid terdapat ruang-ruang kelas yang terkesan masih jaman kala aku menempuh sekolah madrasah  masa kanak-kanak.
Namun di samping masjid sudah terdapat bangunan madrasah yang lebih baru dengan para satrinya yang sedang belajar.
Mbah Akhdhori juga menunjukan tahun condrosengkolo yang ada di atap masjid bagian atas menunjukan tahun pertama masjid direnovasi, yaitu tahun 1881 M.
Hampir satu jam kita berada di masjid dengan didampingi Mas Hidayat dari Lelana Tour yang siap menghantar kita menyusuri tempat-tempat bersejarah yang banyak bercerita tentang kejayaan Kudus di masa lalu.
Lain kali kita sambung lagi ceritanya ya..
Salam hangat,
Sri Subekti Astadi