Akhirnya Libas dan Tegar melanjutkan perburuannya di kota M, dengan menelusuri warung-warung kecil yang masih menjual Kretek Gadis, hingga akhirnya menemukan  tempat kretek Gadis diproduksi.
Mereka akhirnya bisa ketemu Jeng Yah, namun yang ditemui ternyata Jeng Yah 2 karena Jeng Yah yang asli sudah meninggal saat melahirlakn putri pertamanya.
Dari Jeng Yah 2 mereka mendapat cerita lengkap tentang  Jeng Yah dan Kretek Gadisnya, juga tentang Soeradja, romo mereka yang saat ini sedang sekarat.
Juga tentang luka di dahi romonya, yang ternyata terkena lemparan semprong jeng Yah, sehari sebelum romonya menikah dengan ibunya.
Belum selesai  Jeng Yah 2 bercerita tentang kakanya, Jeng Yah,  mereka ditelpon disuruh pulang oleh ibu, "Karim, pulang sekarang! Romomu anfal." begitu ibu menyampaikan.
Setelah mereka sampai di Jakarta tanpa membawa Jeng Yah Romo Soeradja meninggal, setelah pemakaman Libas yang mencoba merokok Kretek Gadis yang sempat dibeli namun belum sempat dinikmati, akhir menikmati kretek itu. Dan ternyata rasa dari Kretek Gadis ini sama persis  dengan  Kretek Djagad Raja milik mereka yang sekarang menjadi industri kretek terbesar di Indonesia.
Libas, Tegar dan Karim akhirnya menyadari kesalahan yang telah diperbua romonya karena telah mencuri resep saos Kretek Gadis. Mereka akhirnya mengutus Libas untuk kembali ke kota M dan meminta maaf secara resmi kepada keluarga Jeng Yah dan membeli resep saos yang telah dipakai selama puluhan tahun dengan harga Rp 1.000.000.000,- sekaligus membeli  Kretek Gadis untuk menjadi bagian dari Kretek Djagad  Raja.
Saat Libas disuguh teh dengan menggunakan cangkir kecil, bertuliskan Kretek Bal tiga yang merupakan hadiah dari Kretek  yang terkenal pada tahun 1880 di Kudus, yang industri Kretek bal Tiga telah tutup sejak tahun 1950 an, membuat kekaguman Libas berlipat-lipat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H