Mohon tunggu...
Sri Subekti Astadi
Sri Subekti Astadi Mohon Tunggu... Administrasi - ibu rumah tangga, senang nulis, baca, dan fiksi

ibu rumah tangga.yang suka baca , nulis dan fiksi facebook : Sri Subekti Astadi https://www.facebook.com/srisubektiwarsan google+ https://plus.google.com/u/0/+SriSubektiAstadi246/posts website http://srisubektiastadi.blogspot.co.id/ https://www.instagram.com/srisubektiastadi/

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Ikhlas Memaafkan adalah Penyembuh Jiwa

13 Mei 2021   23:06 Diperbarui: 14 Mei 2021   01:45 2408
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
gambar kreasi sendiri dari Canva

Siapa sih manusia yang tak lepas dari salah, baik yang disengaja maupun yang tidak sengaja, baik kesalahan yang dilakukan secara terang-terangan maupun sembunyi-sembunyi. Karena manusia adalah tempatnya salah dan gemar berbuat dosa, biasanya kesalahan dilakukan karena untuk menutupi kekurangannya. 

Khusus dosa kepada manusia, Tuhan tidak akan memaafkan bila orang yang kita sakiti tersebut tidak  mau memaafkan kita,  untuk itulah kita perlu meminta maaf kepada orang yang telah kita sakiti. Sehingga kita bisa lepas dari dosa yang telah kita lakukan terhadap orang tersebut.

Kita perlu meminta maaf dan memaafkan orang lain yang telah berbuat salah terhadap kita. Meminta maaf dan memaafkan  menjadi kebutuhan setiap manusia. Bukan hanya sebagai tanda pengakuan kalau kita telah bersalah, namun meminta maaf dan memaafkan  menjadikan kita manusia penuh dengan kelapangan, keikhlasan dan kerendahan hati.

Memang bagi sebagian orang memaafkan adalah hal yang sulit, apalagi bila kesalahan yang telah diperbuat sangat vatal dan menyakitkan apalagi sampai membuat nyawa seseorang hilang. 

Namun menyimpan dendam bukanlah hal baik karena akan membuat luka di jiwa, sehingga hidup akan menjadi terbebani bahkan akan menyebabkan sakit di jiwa yang teramat dalam. Menjadi kenangan yang amat kelam, bahkan bisa menjadi beban dalam langkah kehidupan setelahnya. Ngeri, bukan?

Jadi memaafkan kesalahan orang lain terhadap kita bukan hanya bermanfaat bagi si pelaku kejahatan  tersebut, tetapi juga bermanfaat bagi kita sendiri. Sebagai terapi jiwa  agar  kita menjadi sehat jiwa dan raga, tanpa rasa dendam, benci dan ingin menyakiti orang lain.

Walaupun terkadang kata maaf itu sulit terucap bagi mereka yang tersakiti  amat sangat menyakitkan. Berilah keilhklasan dan sabar untuk menerima sebuah takdir. Biarkan kesalahan yang telah diperbuat terhadap kita menjadi urusan dengan Tuhannya, dan kita sebagai manusia cukup mendoakan saja semoga Allah Ta'ala telah mengampuni  dosa-dosanya.

Bila kita tidak mau memaafkan seseorang, berarti kita akan menyimpan rasa sakit hati, yang akan menimbulkan dampak fisik dan psikologis. Sakit hati akan membahayakan kesehatan manusia. Sakit hati akan membuat hati  dipenuhi dengan marah, dendam dan benci kepada orang lain. Akibat seseorang bisa menjadi stress dan depresi. Memaafkan adalah proses menghentikan perasaan dendam, jengkel atau marah karena merasa disakiti atau didzalimi.  Pemaaf (forgiveness), adalah kesediaan  seseorang untuk meninggalkan kemarahan, penilaian negativ, dan perilaku acuh-takacuh terhadap orang lain yang telah menyakininya  secara tidak adil.

Memaafkan orang yang bersalah membuat kita makin bersyukur karena masih diberi kelapangan hati untuk memaafkan orang lain. 

Jangan lupa untuk memaafkan diri sendiri lebih dahulu dari semua rasa bersalah akan masa lalu, yang menyiksa selama ini. Terimalah semua keaadaan sebagai realitas hidup.

Idul Fitri menjadi moment yang tepat untuk saling bermaaf-maafan karena kita sebagai manusia terkadang malu untuk meminta maaf kepada ayah, bunda nenek, kakek, tetangga dan kerabat semua di luar Idulfitri.  Karena pada saat Idulfitri menjadi monentum  yang tepat untuk bermaaaf-maafan tanpa rasa sungkan dan malu..

Di Jawa sendiri ada tradisi Sungkeman pada saat Idulfitri seperti saat ini. Yaitu, tradisi meminta maaf kepada orang tua dengan cara kita bersimpuh  dan berlutut di kaki orangtua yang sedang duduk.  Selain meminta maaf, sungkeman dilakukan sebagai wujud bakti dan terima kasih anak kepada orang-tuanya. Sungkeman juga dilakukan istri terhadap suami, antara lemah terhadap yang lebih kuat.

Sudahkah hari ini kamu meminta maaf dan memaafkan kesalah orang lain terhadapmu. Agar langkahmu terasa lebih ringan, jiwamu bebas tanpa tertekan lagi.

Kudus, 13 Mei 2021

Salam hangat

Minal Aidzin Wal Faizin, Mohon Maaf Lahir dan Batin

Selamat Hari raya Idulfitri 1442 H

Sri Subekti Astadi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun