Kami di grup pun langsung berkoordinasi, siapa saja yang bersedia turun ke lapangan untuk mengantar bantuan. Alhamdulillah ada Mbak Prapti, Mbak Eni , Mbak Ririk dan Mas Annas yang bersedia mengorbankan hari minggunya untuk terjun ke lapangan, untuk memberikan bantuan langsung kepada masyarakat yang terdampak  bencana, rencananya pagi itu kita akan mengirimkan 100 bungkus nasi siap makan, teh cup siap minum dan makanan lainnya.
Hari Senin tanggal 1 Pebruari kami mendapat kabar kalau sebagian masyarakat desa Setro Kalangan sudah mengungsi dan sudah dibuka dapur umum untuk menyediakan makan bagi penduduk yang terdampak banjir, baik yang mengungsi maupun masih bertahan di rumah masing-masing.
Posko Dapur Umum didirikan oleh para  relawan di Masjid Al- Islam Kedongdowo, Kaliwungu, Kudus, disana para relawan memasak sendiri untuk kebutuhan 4000 bungkus nasi untuk sekali makan untuk warga Desa Setro kalangan, Karangturi dan Banget.
Alhamdulillah kami mendapat amanat dari FKMK atau Forum Komunikasi Masyarakat Kudus yang tinggal di Jabodetabek  untuk disampaikan pada korban banjir terdampak.  Pak Ketua Arief Adrianto memberi tugas kepada Mbak Prapti sebagai koordinator lapangan tim baksos Kudus 84 agar segera membelanjakan bahan-bahan mentah untuk di drop di bagian logistik dapur umum yang berlokasi di Masjid Al-Islam Kedungdowo Kaliwungu Kudus.
15 menit perjalanan kami sudah sampai di posko dapur umum Masjid Al- Islam Kedungdowo, Kaliwungu Kudus,  untuk mengantar bahan makanan titipan dari  teman-teman FKMK Jabodetabek. Kami diterima langsung oleh ketua logistik relawan dari PMI  yang sedang berada di sana.
Sebagian lagi relawan dari BNPB dan relawan dari berbagai organisasi kemasyarakatan lainnya, sedang memasak dan membungkus makanan untuk makan siang sebanyak 4000 bungkus nasi untuk sekali makan, siang itu.