Mohon tunggu...
Sri Subekti Astadi
Sri Subekti Astadi Mohon Tunggu... Administrasi - ibu rumah tangga, senang nulis, baca, dan fiksi

ibu rumah tangga.yang suka baca , nulis dan fiksi facebook : Sri Subekti Astadi https://www.facebook.com/srisubektiwarsan google+ https://plus.google.com/u/0/+SriSubektiAstadi246/posts website http://srisubektiastadi.blogspot.co.id/ https://www.instagram.com/srisubektiastadi/

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Curhatku tentang Momen Tersulit Ramadan Tahun Ini

5 Mei 2020   23:55 Diperbarui: 5 Mei 2020   23:53 401
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebenarnya seperti pada bulan-bulan Ramadan tahun sebelumnya, setiap memasuki Ramadan saya selalu berharap agar Ramadan tahun ini bisa lebih khusuk beribadah dengan mengurangi kegiatan-kegiatan duniawi  yang tidak penting.

Saat ini Ramadan sudah masuk pada minggu ke dua, nyatanya saya masih belum bisa khusuk beribadah juga. Kalau tahun lahu bisa  tilawah sehari/ 2 hari  1 juzz, namun pada Ramadan kali ini hanya bisa seminggu 2 juzz saja. Kenapa saya masih kesulitan mengatur waktu. Walau hanya di rumah saja. Itu yang saya sesalkan.

Karena Ramadan kali ini tidak bisa ke masjid baik untuk shalat lima waktu maupun shalat tarawih, saya jadi  shalat sendiri di rumah dan karena berbagai urusan yang tidak saya hentikan  saat adzan terdengar, maka shalat tepat waktu juga  sering mundur mengerjakannya.  Bahkan sampai mundur banget karena masak atau lainnya. 

Hal itu membuat saya sedih banget. Karena saya nggak tahu sampai kapan umur diberikan Allah SWT kepada saya, apakah saya akan bisa berjumpa kembali dengan Ramadan tahun depan atau bisa  menyelesaikan Ramadan tahun ini?  Ya Allah , Ya Robb...berikan hamba umur panjang yang lebih baik.

Ramadan tahun ini kami dari Komunitas teman-teman SMA juga tidak bisa melaksanakan baksos membagi takjil kepada para penunggu pasien di Rumah Sakit kelas 3.  

Padahal kegiatan tersebut biasanya kami lalukan setiap Ramadan tiba. Jadi saya memilih berbagi secara pribadi saja, sebatas yang bisa saya lakukan .

Kondisi pandemi masih belum bisa mereda bahkan saat ini merebak di kota-kota kecil, seperti kota kami. Saya pesimis apakah saat lebaran nanti kami bisa berkumpul dengan keluarga besar, pada acara Halal Bihalal Keluarga? 

Sepertinya semua acara Halal Bihalal dibatalkan, acara saling kunjung juga mungkin tak ada pada lebaran tahun ini. Saya sangat merindukan bertemu dengan keluarga besar, bahkan dengan saudara-saudara kandung saya yang tinggal di luar kota.

Soal penghasilan yang menurun saya tak begitu sedih dan kecewa karena hal ini bukan saya saja yang mengalami, yang penting masih bisa untuk memenuhi kebutuhan hidup dan berbagi untuk yang membutuhkan. 

Tidak ada target pencapaian secara ekonomi yang saya tagetkan pada Ramadan tahun ini, biar saja mengalir, walau harus tetap berdoa dan berusaha, agar diberi kemudahan segala urusan.

Saya juga sedih kenapa pada saat  pandemi belum juga usai , masih banyak nitizen yang saling serang, saling terjang. Padahal dalam kondisi seperti ini seharus kita bersatu untuk melawan Covid 19. 

Bukan dengan cara saling ejek, saling ngeyel, tidak mau mentaati peraturan pemerintah. Padahal sudah banyak dukungan yang dilakukan pemerintah untuk membantu warganya. 

Saya sedih juga pada Ramadan tahun ini banyak pengangguran baru yang kena PHK karena dampak Covid 19, mereka yang biasanya bisa mudik berkumpul dengan keluarga untuk merayakan lebaran. Tahun ini mereka harus berjuang untuk dapat mempertahankan hidupnya dengan di rumah saja.

Pada tahun 2020 ini pula kita kehilangan satu per satu orang-orang baik yang berpotensi terhadap negara Indonesia. Meninggalnya artis-artis berbakat, seperti hari ini kita kehilangan Mas Didi Kempot, bulan lalu kita kehilangan Glenn Fredly, bulan kemarinnya lagi kita kehilangan Asraf Sinclair. 

Belum lagi  meninggalnya para tenaga medis baik itu dokter, perawat dan tenaga medis lainnya akibat terpapar covid 19. Apakah kita masih tidak mau untuk mentaati peraturan pemerintah  agar pandemi ini segera berlalu.

Pada Ramadan tahun ini, saya juga kecewa adanya pembebasan para narapidana. Karena akan menambah tingginya angka kriminalitas, kejahatan yang dilakukan oleh penjahat kambuhan yang baru saja bebas. Tingginya angka pengangguran baru  dan pembebasan narapidana membuat kita harus hati-hati  agar terhindar dari kejahatan.

Demikian curhat saya pada Ramadan kali ini, semoga pandemi Covid-19 segera berlalu. Kehidupan kembali normal, yang belum punya pekerjaan segera mendapatkan pekerjaan baru lagi. Kita bisa lebih khusuk dalam beribadah pada bulan Ramadan yang masih tersisa ini. Aamiin Ya Robb.

Kudus, 05 Mei 2020

Salam hangat,
Dinda Pertiwi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun