Mohon tunggu...
Sri Subekti Astadi
Sri Subekti Astadi Mohon Tunggu... Administrasi - ibu rumah tangga, senang nulis, baca, dan fiksi

ibu rumah tangga.yang suka baca , nulis dan fiksi facebook : Sri Subekti Astadi https://www.facebook.com/srisubektiwarsan google+ https://plus.google.com/u/0/+SriSubektiAstadi246/posts website http://srisubektiastadi.blogspot.co.id/ https://www.instagram.com/srisubektiastadi/

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

[KPK WFH Event] Sayur Kothoan Cambah Wuku Feet Iwak Kebo Khas Kudus

23 April 2020   12:49 Diperbarui: 23 April 2020   13:00 511
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
bumbu dan bahan membuat kothoan dimasukan satu persatu foto pribadi

Siapa yang sudah pernah makan jenis masakan Kothokan ini, yang tinggal di sekitar Pantura atau Jawa Tengah utara mestinya banyak yang tahu. Sayur kothokan ini sepertinya menu paling irit untuk sarapan di wilayah kota Kudus dan sekitarnya. Apalagi bila kothokan itu hanya berupa tahu dan tempe yang dibuah sayur kuah dengan santan. Sudah mewakili makan sayur berkuah sekaligus sebagai lauk. Irit bukan ?

Kali ini saya ingin memadukan bumbu Kothokan ini untuk mengolah kecambah wuku yang dipadu dengan daging kerbau (khas Kudus tentunya) dan tempe. Oh iya, sudah tahu kan dengan kecambah wuku, yaitu kecambah yang dibuat dari biji kapas bukan dari biji kedelai seperti biasanya. Ikuti yuk bahan yang dibutuhkan dan cara memasaknya.

bahan untuk membuat kothoan cambah wuku
bahan untuk membuat kothoan cambah wuku
Bahan yang dibutuhkan:
  • Kecambah wuku 2 tuyuk ( beli 4000 rupiah saja )
  • Daging kerbau 1 ons ( harganya 13,000 rupiah), cincang halus biar cepet empuk. Karena tekstur daging kerbau lebih kasar daripada daging sapi.
  • Tempe 1 potong ( harga  2000 rupiah)
  • Kelapa parut seperempat butir ( harga 2500 rupiah), buat santan secukupnya.
  • Bawang merah 7 siung , iris tipis-tipis
  • Bawang putih 4 siung, iris tipis-tipis
  • Cabai merah/ hijau? Rawit ( sesuai selera), iris serong
  • Lengkuas sekerat
  • Daun salam 2 lembar
  • Garam, penyedap rasa dan gula putih secukupnya sesuai selera.

Cara Membuatnya:

Tumis Bawang merah sampai harum, masukkan bawang putih dan cabai iris sampai semua layu. Kemudian masukkan daging kerbau, oh iya kenapa saya memilih daging kerbau karena memang yang beredar di pasar --pasar Kudus kebanyakan daging kerbau sesuai dengan petuah Sunan Kudus, sebagai bentuk toleransi dengan agama lain pada jaman dahulu kala. Jangan lupa masukan juga tomat, daun salam dan lengkuas.

bumbu dan bahan membuat kothoan dimasukan satu persatu foto pribadi
bumbu dan bahan membuat kothoan dimasukan satu persatu foto pribadi
Tambahkan air secukupnya, masak dengan api kecil sampai daging matang dan empuk.  Jangan lupa masukkan tempe yang sudah diiris-iris agar tempe ikut matang juga. Setelah daging benar-benar empuk ( karena sudah dicacah tentu akan lebih cepat), masukkan kecambah wuku yang sudah dibersihkan kedalam masakan. Terakhir masukan santan sambil diaduk-aduk terus agar santan tidak pecah dan kuah jadi ambyaar kurang nikmat. Tambahkan garam, penyedap rasa dan sedikit gula.

Tunggu sampai benar-benar matang, silakan hidangkan untuk menemani sarapan atau makan siangmu. Kalau masih sisa bisa dipanasin lagi buat makan berikutnya. Kurang ngirit gimana coba!

Sajian kothoan cambah wuku feet iwak kebo foto dokpri
Sajian kothoan cambah wuku feet iwak kebo foto dokpri
Ayo, dicoba. Kalau di tempatnu nggak ada daging kerbau bisa di ganti daging sapi. Tapi yang namanya masakan tradisional khas suatu daerah ya...enaknya sesuai warisan leluhur dong!

Untuk lebih jelasnya boleh klik video ini, sila disubscribe juga ya...terima kasih.


Masakan ini bisa juga untuk  menemani  makan sahurmu besok yang sudah memasuki bulan Ramadan, bikinnya sore hari tinggal dipanasi sebentar buat makan sahur. Praktis dan bergizi tentunya...

Terima kasih, selamat memasuki bulan Ramadan bagi umat Muslim, semoga dapat beribadah dengan lebih khusuk  dari tahun-tahun sebelumnya.

foto dokumen KPK Kompasiana
foto dokumen KPK Kompasiana
Kudus, 23 April 2020

Salam hangat,

Dinda Pertiwi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun