Mohon tunggu...
Sri Subekti Astadi
Sri Subekti Astadi Mohon Tunggu... Administrasi - ibu rumah tangga, senang nulis, baca, dan fiksi

ibu rumah tangga.yang suka baca , nulis dan fiksi facebook : Sri Subekti Astadi https://www.facebook.com/srisubektiwarsan google+ https://plus.google.com/u/0/+SriSubektiAstadi246/posts website http://srisubektiastadi.blogspot.co.id/ https://www.instagram.com/srisubektiastadi/

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Dengan Dongeng Mengajak Anak Lebih Mencintai Budaya Sendiri

15 November 2019   11:32 Diperbarui: 15 November 2019   11:40 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hari Rabu tanggal 13 November 2019  jam 7.45  kemarin, saya sudah standby di Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kudus, yang terletak di belakang GOR Wergu Wetan Kudus. Hari itu saya diminta menjadi juri pada lomba bercerita tingkat SD se Kabupaten Kudus, bersama penyair kondang Kudus Bapak Mukti Sutarman Espe dan Mbak Pipiek Isfiati yang dikenal sebagai seniman, penulis, dan  pemain teater di Kudus.

Sambil menunggu persiapan para peserta dan pembimbingnya untuk pengambilan nomer undian peserta dan lain-lain, kami bertiga para juri berembuk di lobby gedung Kearsipan untuk menentukan standar nilai, dan komponen penilaian seperti: penampilan, teknik bercerita, penguasaan materi, dan skill. Untuk lomba kali ini sesuai kesepakatan sebelumnya peserta pengambil cerita dongeng dari buku Cerita Rakyat Dari Kudus (Jawa Tengah) karangan Yudiono K.S.  dan Kismarmiati yang diterbitkan oleh Grasindo 1996.

Pada lomba kali ini setiap UPT Pendidikan kecamatan menampilkan 1 orang peserta saja, kalau di Kudus ada 9 kecamatan berarti hanya ada 9 peserta saja. Karena masing-masing di wilayah keamatan sudah mengadakan seleksi sendiri.

Kadis Kearsipan dan Perpustakaan Kudus Pak Musyudi
Kadis Kearsipan dan Perpustakaan Kudus Pak Musyudi

Jam 8.30 kami dewan juri sudah memasuki area perlombaan, yang oleh Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kudus dilaksanan secara outdoor, yaitu di halaman samping kanan gedung Perpustakaan. Tempat lomba sudah ditata secantik mungkin, ada batu bata yang ditata serupa candi  dan pohon bambu yang melingkupi menciptakan suasana bagai jaman kala dongeng itu ada. Acara dibuka oleh Kadis Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten Kudus Bapak  Drs, Masyudi,MM dan diawali dengan doa bersama lebih dahulu.

Saya sendiri kebetulan dapat tepat duduk tepat di depan panggung persis di tengah, kebetulan nih, bisa ambil gambar dan video secara leluasa, sambil melakukan penilaian para peserta tentunya. Sayangkan kalau kesempatan mengambil gambar dan video dilewatkan.


Peserta pertama Almira Farra Abdilah dari SD Unggulan Muslimat NU Kudus tampil cukup bagus dengan membawakan Dongeng Bulus Sumber. Almira tampil cukup energik dengan wayang daminya, ekspresinya untuk menggambarkan dialog tokoh-tokoh yang ditampilkan cukup baik, hanya sedikit kecepatan saja.

Penampilan kedua oleh Ikhwan Ibnu Faroid dari SD1 Prambatan Lor Kaliwungu Kudus. Ikhwan tampil ekpresif dan total menirukan dialog tokohnya dalam cerita Asal-usul Industri Kretek. Yang mengisahkan tentang hilangnya seorang putri Prabu Brawijaya yang bernama Dewi Nawangsekar. Ki Sungging Adiluwih yang dituduh membawa kabur Dewi Nawangsekar tetap pada pendiriannya, kalau bukan dia yang mencuri Sang Putri, namun Prabu Brawijaya tetap tidak percaya hingga terjadi peperangan.

Pada akhirnya Ki Sungging Adiluwih mendapat hukuman untuk menggambar layang-layang  dengan wajah Dewi Nawangsekar saat layang-layang melayang di udara. Ki Sungging dengan senang hati menerima hukuman itu. Pada saat melukis di udara dan tertiup angin kesana-kemari akhirnya kantong Ki Sungging yang berisi tembakau tercecer di udara. Maka Ki Sungging berkata daerah yang terkena ceceran tembakau kelak akan menjadi makmur dan terkenal karena tembakau atau rokoknya. Ternyata daerah itu adalah Kudus, yang sampai sekarang banyak industry rokok kreteknya. Sehingga kota Kudus makmur karena industri kretek atau rokoknya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun