Mohon tunggu...
Sri Subekti Astadi
Sri Subekti Astadi Mohon Tunggu... Administrasi - ibu rumah tangga, senang nulis, baca, dan fiksi

ibu rumah tangga.yang suka baca , nulis dan fiksi facebook : Sri Subekti Astadi https://www.facebook.com/srisubektiwarsan google+ https://plus.google.com/u/0/+SriSubektiAstadi246/posts website http://srisubektiastadi.blogspot.co.id/ https://www.instagram.com/srisubektiastadi/

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

[Event Semarkutiga] Ajaran Toleransi dalam Sebungkus Nasi Jangkrik

11 Juli 2019   11:36 Diperbarui: 11 Juli 2019   11:59 127
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Namanya memang Nasi Jangkrik tapi jangan lantas mengaduk-aduk nasi mencari jangkrik yang mungkin tersembunyi di segenggam nasi berbungkus daun jati ini.

Karena kamu tak akan menemukannya, jadi hilangkan dulu pikiran parno tentang jangkrik yang menempel di namanya.

Nasi Jangkrik biasanya hanya ada di bulan Sura, atau Muharram, tepatnya pada tanggal 10 Muharam saat diadakannya ritual Buka Luwur di makam Sunan Kudus. Acara Bukak Luwur sendiri biasanya dibarengi dengan penjamasan pusaka Kanjeng Sunan Kudus dilanjutkan dengan penggantian luwur atau kelambu yang mengitari makan Kanjeng Sunan Kudus. Setelah itu baru penyembelihan hewan shodakoh yang akan dimasak dalam jumlah yang banyak, dibungkus dengan daun jati dan dibagikan kepada masyarakat yang udah mengantri sejak semalam.

Nikmatnya Nasi Jangkrik ini sekarang bisa dinikmati di sebuah warung dekat dengan Menara Kudus, yang hanya buka pada malam hari.

Nasi Jangkrik berlauk daging kerbau yang berbumbu jangkrik atau bumbu campuran cabe merah, bawang merah, bawang putih, kencur, lengkuas dan santan. Kemudian dimasak selama empat jam lebih, agar bumbu meresap dan daging menjadi empuk.

Lezatnya nasi jangkrik ini bila dimakan dengan nasi yang masih hangat dan berbungkus daun jati yang menambah cita rasa tersendiri nikmatnya.

Sunan Kudus dan Ajaran Toleransinya

Sebungkus nasi jangkrik yang merupakan makanan kesukaan Sunan Kudus dan Kyai Telingsing , yang merupakan dua tokoh ulama yang berperan dalam penyebaran agama Islam di Kudus.

Nasi jangkrik ini memang khas menggunakan daging kerbau, karena hanya daging kerbau yang banyak beredar di Kudus. Karena pada waktu itu, untuk menghormati pemeluk agama Hindu yang saat itu menjadi agama mayoritas di Kudus.  

Sunan Kudus melarang penyembelihan sapi, yang menjadi binatang keramat bagi umat Hindu. Walaupun saat itu Sunan Kudus sedang menyebarkan agama Islam, namun tetap menghargai penduduk yang beragama lain. Tidak ada pemaksaan dalam berdakwah, bahkan dengan menarik simpati agar lambat-laun masyarakat terbuka dan mau memeluk agama Islam.

Sampai saat ini penyembelihan hewan sapi masih jarang dilakukan di kota Kudus, sehingga yang banyak beredar adalah daging kerbau. Walaupun saat ini agama Islam sudah menjadi agama mayoritas di Kudus, namun ajaran Sunan Kudus tentang pelarangan hewan sapi masih ditaati sampai sekarang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun