Selain pelarangan penyembelihan hewan sapi oleh Sunan Kudus, bentuk toleransi beragama diwujudkan dengan bentuk bangunan Menara Kudus, yang menyerupai candi, dan ornament masjid Al Aqsho Menara Kudus yang kental nuansa budaya Hindu, Budha, Jawa dan Tiongkok.
Beruntung sekali saya bisa menikmati sebungkus nasi jangkrik yang lezat ini, dan disuguhkan langsung dari Yayasan Menara Kudus di rumah Bapak H EM Nadjib Hassan yang letaknya persis di sebelah Menara Kudus.Â
Tepatnya pada saat selesai berlangsungnya Panggung Penyair Asia Tenggara yang digelar di kaki Menara kudus atau halam depan Menara kudus. Kami beserta para Penyair yang hadir dari berbagai Negara, seperti Malaysia, Singapura, Brunai Darussalam, Thailand dan Indonesia sendiri setelah acara selesai digiring menuju rumah Kyai Nadjib untuk disuguhi nasi Jangkrik, teh hangat dan kacang rebus sambil bercengkerama dengan para penyair kondang. Rasanya nyaman sekali, nikmat nasi Jangkrik telah perpadu dengan suasana yang rileks dan santai.
Kamu pingin menikmati lezat Nasi Jangkrik, datang saja yuuk ke Menara Kudus, tapi harus malam hari ya... Karena Warung Nasi Jangkrik yang ada di sekitar Menara atau tempat di Jalan Sunan Kudus hanya buka malam hari jam 19.00 sampai jam 23.00 saja.
Sampai Jumpaaa...
Tulisan ini hanya untuk Event Makanan Tradisional oleh Semarkutiga.
Salam hangat,
Dinda Pertiwi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H