Awalnya menjadi tagline iklan dari sebuah perusahaan minuman yang semarak di televisi selama bulan Ramadan, Â menjadi seolah-olah anjuran dari Rasulullah. Apalagi kata-kata itu sering diucapkan oleh selebritis yang minim ilmu dan dai yang kurang mengerti. Â Akhirnya masyarakat menjadi salah kaprah menerimanya. Menganggap itu hadist dari Rasulullah. Padahal sebenarnya tak ada hadist yang mengatakan demikian. Dan ini menjadi kesalahan fatal, yang beredar di masyarakat.
Padahal sebenarnya Rasulullah memberi tuntunan tentang berbuka, sebagai berikut
"biasanya Rasulullah Shallallahu'alaihi Wasallam berbuka puasa dengan ruthab sebelum shalat (Maghrib). Jika tidak ada ruthab (kurma muda) maka dengan tamr (kurma matang), jika tidak ada tamr maka beliau meneguk beberapa teguk air " (HR. Abu Daud 2356, dishahihkan Al Albani dalam Shahih Sunan Abi Daud ).
Sebagaian ulama meng-qiyas-kan kurma dengan yang manis-manis, karena yang manis-manis itu menguatkan tubuh dan air membersihkan tubuh.
 Namun Kurma, walau manis tetapi tidak bisa di-qiyas-kan dengan makan manis lainnya, seperti kolak, es buah dan lain sebagainya. Kurma itu memiliki keberkahan-keberkahan khusus yang mempengaruhi hati dan membersihkannya. Sedang makanan manis-manis lainnya tidak mempunyai keberkahan walaupun halal dimakan. Bila tidak ada kurma maka baru berbukalah dengan air karena air itu membersihkan.
" Terus kalau pas tidak punya kurma gimana , dong " tanya Lisa karena dia tidak biasa mempunyai stok kurma.
" Lebih baik minum air dulu, lisa.." Karena yang lebih afdol setelah kurma adalah air. Bukan kolak, es buah dan sebagainya, walaupun tidak haram juga kita makan kolak, es buah dan sebagainya " jelasku pada Lisa.
"Lebih bagus lagi, bila ada air zam-zam , Lis..."
"Jadi kita tak perlu susah -- susah bikin kolak pisang, dong " Lisa memperjelas pertanyaanya.
" Tak ada yang salah dengan kolak, bubur dan es buahmu, Lisa. Tapi untuk pembatalkan puasa kita pertama kali, alangkah baiknya kita mencontoh Rasullullah Shallallahi'alaihi wassalam. Baru setelah shalat maghrib kita menikmati hidangan lainnya sebagai tambahan saja.
" Sama-sama manis, kenapa harus kurma ?" tanya Lisa lagi