melepasmu hanya dengan satu kecupan
menjadikan anganku samar-samar
karena malam kian hambar
berkali-kali hasrat  terlempar
dan aku bagai petualang yang terdampar
Duhai, Kekasih
biarkan aku menuntaskan kecup
sebelum rembulan menyandra semua inginku
menyembunyikannya di gelap awan dan meluruh bersama hujan sepanjang jaman
menyamarkan isak dengan denting rinai berkepanjangan
hingga maghrib tiba,
dan engkau masih juga berkabar sia-sia
melepasmu hanya dengan satu peluk
menjadikan aku bagai mahluk yang terkutuk
yang tak bisa lepas dari sisa hangat  ranjang empuk
dan suram dinding sudah benar-benar lapuk
tetap saja aku terpuruk
Duhai, Kekasih
berjanjilah suatu saat nanti jangan engkau pergi
sebelum kau  puas memeluk
sebelum kau tuntaskan kecup
sampai kita benar-benar menua bersama
saat hangat embun pagi hari tak lagi menjadi gigil
Kudus, 05 Juli 2022
Salam hangat,
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H