aku yang menyapamuÂ
ketika kau hanya terdiam memandangiku
seolah lelah mengamatiku
kamu gagu, seolah ragu
bahwa aku akan abaikanmu.
tak tahukah kau, Â aku juga mengkwatirkanmu
walau hanya seulas nampak di kerlingmu
bunga-bunga yang bermekaran di hatimu mengirimiku haru
sehingga kau berusaha jaga sendu
agar puisi tak bisa bercerita tentang rindu
atau  rasa yang terbata-bata...
bila kau sudah tahu jalanmu
tak usah bergegas ambil langkah seribu
masih ada bermil-mil kelokan yang harus kau lalui
belajarlah untuk tetap terjaga
karena  bulan bisa saja menghilang
dan air mata tak lagi  membelamu
buat benteng  antara hatiku dan hatimu
tak perlu kau ungkap
aku bukan penyair yang baru lahir
berlembar-lembar puisi telah aku sesapi
kadang manisnya sampai diujung kaki
walau lebih banyak getir, pahit dan masam mendominasi
sudahlah, tak perlu ada yang dimulai
Karena cerita usang telah lama diakhiri
Kudus, 8 Agustus 2018
Salam hangat selalu,
Dinda Pertiwi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H