Mohon tunggu...
Sri Subekti Astadi
Sri Subekti Astadi Mohon Tunggu... Administrasi - ibu rumah tangga, senang nulis, baca, dan fiksi

ibu rumah tangga.yang suka baca , nulis dan fiksi facebook : Sri Subekti Astadi https://www.facebook.com/srisubektiwarsan google+ https://plus.google.com/u/0/+SriSubektiAstadi246/posts website http://srisubektiastadi.blogspot.co.id/ https://www.instagram.com/srisubektiastadi/

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Penyair yang Mati Tepat Pada Hari Puisi

26 Juli 2018   22:36 Diperbarui: 26 Juli 2018   22:46 465
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Buatkan aku selarik puisi, Mak ! " Pintamu sambil menyerutup kopi, pagi tadi.

Huzzztt...enak aja kau suruh-suruh, mana bisa aku membariskan kata-kata menjadi serupa tentara. Yang rapi tersusun dan enak dibaca

masaku berpuisi telah lewat, sejak tak ada lagi  melati dan secangkir susu murni.

huruf demi huruf yang tertimpa jemariku, sungguh tak lagi bisa tereja, apalagi dibilang bermakna.

Kegundahanku tak lagi bisa terbaca,  walau abjad demi abjad telah sebisa mungkin kumantra...

dan akhirnya....ku hapus lagi, lagi, lagi, lagi dan lagi.....

Hingga seorang penyair ditemukan telah gantung diri, tepat pada kata yang sering diabadikannya

di telapak kakinya mengempal surat wasiat buat pemuja puisinya.

" Wahai pemujaku , lihatlah ! ...ini akibat kau terlalu menyanjungku

Menempatkan aku di ujung hatimu, di lidahmu, dan di ujung uratmu

Hingga aku terhempas bagai sampah. Tanpa seorang pun bersedia memungutku

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun