Mohon tunggu...
Sri Subekti Astadi
Sri Subekti Astadi Mohon Tunggu... Administrasi - ibu rumah tangga, senang nulis, baca, dan fiksi

ibu rumah tangga.yang suka baca , nulis dan fiksi facebook : Sri Subekti Astadi https://www.facebook.com/srisubektiwarsan google+ https://plus.google.com/u/0/+SriSubektiAstadi246/posts website http://srisubektiastadi.blogspot.co.id/ https://www.instagram.com/srisubektiastadi/

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Hanya Bisa Memandangmu...

18 Agustus 2017   07:05 Diperbarui: 2 September 2017   19:55 834
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Maka aku beranikan diri untuk menelponnya namun sampai tiga kali tidak juga diangkat, aku beralih menggunakan telpon Whatsaap juga tidak diangkat.

Tapi hanya balasan di Whatsaap,

"Maaf, belum bisa terima telpon besok aku hubungi kalau sudah ada kesempatan" walaupun balasan secuil kata namun, membuatku bahagia karena harapanku tumbuh lagi, aku ingin mendengar penjelasan Sila. Dimana dia sekarang dan kenapa dulu dia menghilang.

Tapi sayang Sila tak mau menjawab di Whatsaap, " besok saja kalau telpon aku jelaskan " katanya.

Tak patah arang aku telpon Sila kembali, sekitar jam 9 pagi, semoga kali ini Sila mau menerima telponku.

Senangnya aku ketika telpon ada yang ngangkat.

" Hallo.....Assalamu'alaikum..."

"Wa'alaikumsalam........maaf mau bicara dengan bu Sila ada.."

"Dengan siapa ya....Sila baru pergi.." Deg! Sampai pembicaraan ketiga aku baru mengenali suara itu. Itu kan suara Dirga, teman SMA ku sekelas, walau lama tak bertemu aku masih mengenali suaranya. Apa benar suami Sila itu Dirga!

Aku jadi semakin penasaran dan kacau. Betapa pedihnya hatiku yang baru tahu kalau ternyata yang mengambil kekasihku adalah teman baikku sendiri. Yang memang sudah lama tak bertemu dan berkomunikasi.

Sehari setelah itu handphoneku bunyi, nomer Sila yang tertera di layar. Aku ragu untuk mengangkat, karena takut kalau ternyata yang menelponku Dirga bukan Sila.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun