Anggapan bahwa SMK merupakan pilihan kedua karena tidak diterima di SMA dan dulu waktu jaman saya sekolah, sudah tidak berlaku lagi sekarang.
Bukti sudah saya lihat sendiri tadi sepanjang pagi dan siang. Nasib baik berpihak pada saya setelah membaca postingan Mbak Wardah Fajri di IG. Mbak Wawa yang sedang berkegiatan di Kudus menarik perhatian saya untuk bisa bertemu dengan beliau dan bergabung dengan kegiatannya. Akhir gayung bersambut, Mbak Wawa mempersilakan saya untuk menemui beliau di hotel Griptha Kudus, sekaligus mengajak saya untuk mengikuti kegiatan beliau hari ini di Kudus. Al hasil ikutlah saya bersama rombongan para guru SMK se Jawa, Papua, dan Ambon serta para awak media dan blogger.
Walau sebenarnya sudah terlambat, karena kegiatan bertajuk  “ Workshop Revitalisasi SMK Bidang Tata Busana Menuju SMK Go International sudah dimulai dari kemarin tanggal 16-18 Noember 2016 di Hotel Griptha Kudus.
Tetapi tak apalah daripada tidak mengikuti sama sekali, karena ternyata kegiatan hari ini sangat menarik, rombongan segera menuju ke SMK NU Banat Kudus.
Acara segera dimulai dengan dipandu pembawa acara dari siswa SMK dengan menggunakan bahasa Inggris, dilanjutkan dengan penyambutan oleh wakil Kepala Sekolah yang berisi sekilas riwayat SMK NU Banat Kudus.
SMK NU Banat Kudus
SMK NU Banat Kudus didirikan pada tahun 2004 dan mulai bisa mandiri pada tahun 2007.  Salah satu jurusan yang menjadi faorit di SMK ini adalah Tata Busana. Kalau dulu jurusan ini hanya sekedar mengajar jahit menjahit sekarang sudah lebih dari itu. Karena  lulusan SMK sekarang diharapkan dudah memiliki standar mutu yang dapat mengahsilkan sumbet daya manusia yang lebih terampil dan berkualitas, sehingga dapat menjadi peluang dan solusi dalam mengatasi kurangnya lapangan kerja di Indonesia.
Keempat siswi yang berhasil lolos menuju CENTRESTAGE Asias Fashion Spotlight di Hongkong adalah Risa Maharani, Â Nofida Royyana, Nia Faradiska dan Rania.
Selain pandai menjadi designer busana keempat siswa tersebut juga diajarkan untuk menghadapi buyer, jadi bukan hanya sekedar mencipta tetapi bagaimana agar hasik karya mereka bisa diterima oleh masyarakat internasional. Bagaimana cara menghadapi media dan camera serta cara memperagakan busana yang mereka ciptakan.
Para peserta worksop juga dipersilahkan untuk melihat-lihat Studio Busana SMK NU Banat yang lumayan lenkap peralatannya, dan menyaksikan secara langsung para siswa yang sedang berkreatiitas di dalam studio.
SMK Negeri 1 Kudus
Kedatangan para peserta workshop disambut oleh para guru dan siswa yang langsung menggiring peserta menuju ke tenda raksasa ber-AC yang telah diubah menjadi restoran mewah.
Berbagai hidangan dari hasil racikan para siswa –siswi jurusan tata boga sungguh menarik hati untuk segera dicicipi, ditambah jam makan siang yang telah tiba. Para peserta workshop dapat menikmati dahulu es Kunyit Asam dan Bir Pletok yang bikin njes…disuasana yang panas.
Mau intip-intip dapur yang dipergunakan para siswa-siswi memasak juga diperkenankan. Jangan berpikir dengan dapur sederhana, karena siswa siswi SMK Negeri 1Kudus ini telah mempunyai dapuryang tergolong mewah, dengan peralatan masak yang serba canggih….semua itu tak lepas peran dari Dinas Pendidikan dan Bakti Pendidikan Djarum Foundation oleh PT Djarum.
Bagaimana apa masih meragukan ketrampilan dan sumber daya dari anak-anak lulusan SMK?
Setelah menyusuri dari sekolah ke sekolah SMK di Kudus ?
Kita patut bangga pada mereka dan berterima kasih  kepada para guru, Kepada Dinas dan Djarum Foundation yang  telah mempersiapkan secara matang, lulusan SMK menjadi sumberdaya manusia yang siap pakai di pasaran, dan menuju Indonesia yang makmur.
Kudus, 18 November 2016
Salam Hangat
Dinda Pertiwi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H