Mohon tunggu...
Sri Subekti Astadi
Sri Subekti Astadi Mohon Tunggu... Administrasi - ibu rumah tangga, senang nulis, baca, dan fiksi

ibu rumah tangga.yang suka baca , nulis dan fiksi facebook : Sri Subekti Astadi https://www.facebook.com/srisubektiwarsan google+ https://plus.google.com/u/0/+SriSubektiAstadi246/posts website http://srisubektiastadi.blogspot.co.id/ https://www.instagram.com/srisubektiastadi/

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Sastra Sejarah dalam Restorasi Kebudayaan Bangsa

6 September 2016   15:28 Diperbarui: 6 September 2016   15:51 390
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
http://pameran.perpusnas.go.id/Festival_Naskah_Nusantara2/

Kedua, karya sastra sejarah dapat menjadi sarana bagi pengarang untuk menyampaikan pikiran perasaan, dan tanggapan mengenai suatu peristiwa sejarah.

Ketiga, seperti halnya karya sastra lainnya, karya sastra sejarah merupakan penciptaan kembali sebuah peristiwa sejarah sesuai dengan pengetahuan dan daya imajinasi pengarang.

Oleh sebab itu, suatu karya sastra sejarah mempunyai ciri-ciri atau sifat-sifat suatu karya sastra yang tercermin di dalamnya.

Naskah karya sastra sejarah tidak dapat dijadikan sebagai sumber sejarah yang bisa dipercaya begitu saja. Karena unsur sejarah yang terdapat dalam karya sastra sejarah dicampuradukkan , ditimbuni oleh unsur mite, legenda dan dongeng.

Cerita sejarah yang terdapat dalam karya sastra sejarah terdapat dalam berbagai versi, tidak terdapat angka tahun karena faktor waktu tidak memainkan peranan penting dalam masyarakat lama, padahal faktor waktu menjadi bahan utama dalam sejarah.

Penulisan sastra sejarah dalam berbagai daerah, mempunyai tujuan yang berbeda-beda. Di Melayu misalnya, tujuan penulisan Sejarah Melayu untuk memberi pelajaran bagi anak cucu, jadi rentetan peristiwa yang menjadi sebab akibat atau perkembangan kejadian-kejadian historiografi genetis, bukan pula menunjukkan fakta-fakta. Tetapi menunjukkan contohcontoh sejarah sebagai pelajaran hidup.

Penulisan babad dalam sastra Jawa biasanya ditulis untuk menambah sakti atau kebesaran raja karena raja dianggap sebagai jelmaan dewa di dunia. Ciri atau sifat dari babad adalah dunianya pulau Jawa, lingkungannya keratin, perhatiannya terutama ditujukan kepada dinasti yang sedang berkuasa pada waktu itu yang harus dibesarkan kesaktiannya, segala sesuatu di luarnya hanya dibicarakan bila penting bagi dinasti itu.

Dari penjelasan tentang sastra sejarah seperti tersebut di atas, kita bisa menggali kembali sastra sejarah untuk kepentingan restorasi kebudayaan bangsa, agar bangsa kita tidak semakin menjauh dari akar budayanya sendiri.

Semoga tulisan ini berguna bagi kita semua…

Salam budaya…

Kudus, 6 September 2016

Dinda Pertiwi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun