“ Terus bagaimana..ulun Pak ae..?”
“ Tunggulah…Bapak silakan pulang dulu, kami akan menyelesaikan masalah dengan Pak Mikun dulu ya..” jelas Sriono pada nasabah itu.
Setelah nasabah itu pulang Sriono segera menelpon Bos Damang untuk mengabarkan yang telah terjadi dan langkah apa yang harus dilakukannya.
“ Bos ternyata kekawatiran kita terjadi, Pak Mikun sudah pergi dan pagi-pagi tadi dia ke rumah nasabah untuk mengambil uang pelunasan cicilan 10 bulan, karena rencananya si nasabah hendak mengambil kridit baru lagi, baru saja disini dan menanyakannya pada saya, tapi sidah aku suruh untuk pulang dulu sekarang,”
“ Baik Pak, saya akan segera menghubungi petugas keamanan bandara, agar mengamankan Pak Mikun sebelum dia bisa lari dari sini, “ jawab Bos Damang.
Bos Damang segera menghubungi petugas bandara yang menjadi temannya, untuk kemudian minta bantuan untuk mengamankan pak Mikun bila sudah masuk ke Bandara.
Bos Damang dengan didampingi oleh Sofian segera, mengejar Mikun dengan mengendari mobil yang cukup kencang. Tujuannya langsung ke bandara Samsudin Noor, karena Bos Damang yakin kalau Mikun pasti menuju kesana untuk kemudian pulang ke Jawa.
Sriono dan nasabah yang telah membayarkan uang pelunasan cicilan juga bergerak menuju ke Banjar, untuk menjadi saksi kalau nanti kasus ini ditangani oleh pihak Kepolisian Bandara.
Mikun dengan mengendarai sepeda motor melaju dengan kencang, karena tidak ingin ketinggalan penerbangan ke Semarang untuk hari itu, pada jam 13.40 siang. Dia rupanya tidak memperhitungkan kalau perbuatannya bisa diketahui Bos Damang lebih cepat, sehingga saat ini dia sudah menjadi buronan.
Sampai ke Bandara Mikun langsung menuju loket sebuah Maskapai penerbangan untuk membeli tiket pesawat untuk penerbangan siang itu juga. Dan ternyata di loket tiket yang dicari sudah habis, tak lama kemudian Mikun didekati oleh seorang calo tiket, yang menawarkan tiket ke Semarang untuk penerbangan hari itu dengan harga yang lebih mahal. Buat Mikun berapun harga tiket itu tidak menjadi soal yang penting bisa selamat sampai di Jawa dulu.
Baru selesai transaksi dengan seorang calo, Mikun didekati oleh 2 orang petugas keamanan Bandara. Mikun mengira petugas kepolisian itu mendekatinya karena telah membeli tiket lewat calo. Mikun diminta untuk masuk ke kantor keamanan bandara.