“ Buat apa aku meneruskan bekerja di sini kalau sepertinya Bos Damang lebih memihak pada Sofian dari pada percaya pada aku “ Pikir Mikun.
Setelah acara Pertemuan kemarin, Mikun langsung pulang ke Balangan dan mengemasi semua pakaiannya, pagi-pagi sekali dia menemui Nasabah yang janji akan menemuinya. Nasabah itu rupanya mau melunasi cicilannya yang masih tersisa 10 bulan di KSP Damai dan mengambil kridit baru yang lebih besar.
Uang cicilan 10 bulan dari nasabah diambil oleh Mikun selanjutnya Mikun meluncur menuju Ke Banjarbaru ke Bandara Samsudin Noor, untuk pulang ke Jawa, atau kalau perlu dia akan bersembunyi dulu di rumah saudara di suatu desa di lereng gunung Muria.
Sriono setelah mendapat penjelasan dari Bos Damang segera menyusul ke KSP Damai Balangan yang letaknya bersebelahan dengan rumah yang ditempati Mikun.
Menurut keterang Acil yang tinggal di rumah sebelahnya Pak Mikun sudah pergi pagi-pagi tadi, entah kemana Acil itu tidak tahu.
Perasaan Sriono semakin tidak enak ketika di kantor KSP sudah ada nasabah yang kemarin hendak ditemuinya.
“ Pak tadi ulun sudah membayar semua cicilan pada Pak Mikun, katanya sekarang saya boleh mengambil kridit baru lagi, ulun lagi butuh dana yang lumayan banyak buat usaha baru ulun ,”
Belum sembat ditanya nasabah itu seduh menceriterakan apa yang dikawatirkannya.
“ Maaf Pak, kapan bapak membayarkan semua cicilan pada Pak Mikun?” Tanya Sriono pada nasabah dengan nada cemas.
“ Baru pagi tadi Pak ae…Pak Mikun sendiri yang datang ke rumah ulun “
“ Maaf Pak…sekarang Pak Mikun gak ada di tempat, saya sedang mencarinya sekarang “