Mohon tunggu...
Sri Subekti Astadi
Sri Subekti Astadi Mohon Tunggu... Administrasi - ibu rumah tangga, senang nulis, baca, dan fiksi

ibu rumah tangga.yang suka baca , nulis dan fiksi facebook : Sri Subekti Astadi https://www.facebook.com/srisubektiwarsan google+ https://plus.google.com/u/0/+SriSubektiAstadi246/posts website http://srisubektiastadi.blogspot.co.id/ https://www.instagram.com/srisubektiastadi/

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Hari Bumi : Sayangi Bumi, Lestarikan Kehidupan di Atasnya

22 April 2016   15:27 Diperbarui: 22 April 2016   16:49 110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 

Sayangi bumi demi kelestarian kehidupan di atasnya, membuat kerusakan di muka bumi sungguh sangat dilarang dalam agama. Karena sebenarnya Tuhan telah menciptakan segala sesuatu secara keberaturan, untuk mencukupi hajat hidup manusia dan seluruh mahluk hidup di muka bumi.

Memotong dan menebas pohon untuk keperluan hajat hidup manusia memang tidak dilarang, karena semua memang diciptakan Tuhan untuk manusia, sebagai khalifah di muka bumi. Namun alangkah bijaknya kalau kita juga melestarikan keberadaan pohon-pohon tersebut dengan menanami kembali dengan pohon itu, sebagai ganti pohon yang telah kita tebas.

Akibatnya tanah-tanah tidak bisa lagi mengikat air-air yang tercurah saat musim hujan tiba, banjir melanda bukan hanya di perkotaan-perkotaan tetapi di daerah yang dulunya bekas-bekas hutan lebat. Lihat saja banjir bukan hanya melanda kota Jakarta, tertapi daerah-daerah pedalaman Sumatra, Kalimantan dan Papua pun dilanda banjir.

Terus ini salah siapa ?

Sebaiknya memang tak usah saling menyalahkan, karena semua ada keterkaitan. Mulai pembuat kebijaksanaan, pengelola atau perusahan mengeruk hasil perut bumi, maupun kita sebagai masyarakat pemakai hasil perut bumi. Kalau mau memanfaatkan kandungan isi bumi, boleh-boleh saja namun janganlah berlebihan agar anak-cucu kita nanti masih bisa turut merasakannya.

[caption caption="koleksi pribadi"]

[/caption]

Menanami bumi dengan pohon-pohon yang kita bisa petik hasilnya sebenarnya sangat menyenangkan. Misalnya dengan menanami buah-buahan atau pohon-pohon perkebunan yang mempunyai nilai ekonomi.

Untuk itu mulailah dari sekarang, jangan biarkan sejengkal tanah pun terbuka, manfaatkan sebesar-besarnya menanam pohon bukan hanya menyehatkan raga, namun juga menentramkan jiwa, menyejukkan mata dan apapun hasilnya bisa memenuhi hajat hidup kita, paling tidak kalau kita punya pohon Alpukat sendiri kita tak perlu lagi membelinya bukan?.

[caption caption="koleksi pribadi"]

[/caption]

Sayangi bumi, jangan biarkan padang-padang debu tercipta saat kemarau tiba, dan di pegunungan-pegunungan yang dulu terasa sejuk kini telah gerah bahkan pembawa petaka saat musim hujan tiba karena rawan dengan longsor. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun