Mohon tunggu...
Sri Subekti Astadi
Sri Subekti Astadi Mohon Tunggu... Administrasi - ibu rumah tangga, senang nulis, baca, dan fiksi

ibu rumah tangga.yang suka baca , nulis dan fiksi facebook : Sri Subekti Astadi https://www.facebook.com/srisubektiwarsan google+ https://plus.google.com/u/0/+SriSubektiAstadi246/posts website http://srisubektiastadi.blogspot.co.id/ https://www.instagram.com/srisubektiastadi/

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

[Tantangan Menulis Novel 100 Hari FC] Mendulang Asa di Bumi Borneo /10/

16 April 2016   20:54 Diperbarui: 17 April 2016   05:51 133
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 [caption caption="fc"][/caption]

Sampai di rumah Sofian langsung menuju ke kamar mandi, untuk mandi dan membersihkan diri serta berwudhu. Karena di ruang tengah Bapak, ibunya, Imoeng dan anak-anaknya sedang menunaikan sholat Maghrib. Semenjak ada bapak dan ibunya datang keluarga Sofian membiasakan sholat Maghrib berjamaah di rumah. Kalau Sofian sedang di rumah, ia yang menjadi imamnya, namun bila tidak ada bapaknya biasa menggantikan posisinya menjadi iman sholat.

Sofian cepat-cepat mandinya sehingga sempat mengikuti sholat berjamaah walaupun hanya satu rekaat saja.

Usai sholat berjamaah biasanya dilanjutkan dengan makan malam bersama. Karena setelah itu Ayuk dan Ais harus segera belajar dan menyiapkan buku-buku yang harus dibawa ke sekolah esoknya.

Sambil membereskan bekas makan malam Imoeng menyempatkan menanyakan tugas-tugas dan PR yang mungkin ada pada Ayuk dan Ais.

“ Ais…PR sudah dikerjalan belum ?”

“ Sudah Buk..ae…oh iya besok disuruh membawa kertas karton berwana emas dan merah Buk..untuk membuat prakarya di sekolah besok..” kata Ais.

“ Kenapa baru bilang sekarang Ais…lihat tuuh, di toko masih ada kadak..?”

Ais segera berlari ke ruang depan yang digunakan sebagai toko oleh ibunya.

“ Ada..hanya merah Buk..ae..yang emas kadadak..”

“ Boleh ulun nukar di toko depan sana Buk..ae..”

“ Sudah malem Ais, biar nanti diantar Mas Dwi kalau sudah pulang”

“ Kelawasan Buk ae…Mas Dwi belum tentu pulang cepat “

“ Ya sudah kalau sudah selesai biar ibuk saja yang menukar “

Usai membantu anak-anaknya menyiapkan keperluan sekolahnya.Imoeng mendekati suaminya yang sedang berbincang-bincang dengan bapak mertuanya.

 

“ Bagaimana Pak ? sudah pamit sama Bos Damang?” Tanya Imoeng pada suaminya.

“ Sudah Buk, tapi kata Bos Damang besok pagi saya harus ke kantor dulu untuk menyerahkan laporan-laporan sekaligus Bos Damang akan menelitinya kondisi keuangan kantor ,”

“ Semoga tak terjadi apa-apa Pak, semua lancar, toh selama ini kita sudah jujur dengan semua pembukuan di KSP ‘Damai’ semoga juga tak ada yang menyalahi  kita “ Jawab Imoeng yang sudah duduk di samping suaminya.

“ Wong kerjo kuwi ati-ati Le, ojo nyalah-nyalahi uwong, mengko mundak awak dewe disalahi wong liyo, angger nandur apik, mbesok leh panene apek, wis percoyo kuwi wae..” nasehat Bapaknya Sofian yang ikut mendengarkan cerita-cerita dari anak dan menantunya.

“ Iya..Pak..maturnuwun nasehatnya, aku ingat-ingat selalu…”

Mereka berbincang-bincang sampai jam 9 malam, karena Sofian juga sudah mengantuk setelah seharian keluar kota menjemput bos Damang dan istrinya.

Esok paginya jam 7 pagi Sofian sudah berada di Kantor KSP Tabalong, menyiapkan laporan-laporan dan berkas-berkas yang hendak diserahkan pada Bos Damang sekalian menyerahkan Surat Pengunduran Diri yang sudah dipersiapkan beberapa hari sebelumnya.

Betapa kaget Sofian karena buku laporan keuangan bulan ini yang kemarin sudah dipersiapkan ternyata tidak ada, siapa yang mengambil ya…gunam Sofian dalam hati. Sofian mulai terasa was-was jangan-jangan ada yang hendak menyalahinya…dengan mengubah data keuangan di buku itu.

Sofian mulai menelisik satu-satu laporan keungan harian, sepertinya ada yang beda dengan yang telah dia buat kemarin. Ada banyak selisih –selisih antara uang yang masuk dari para petugas lapangan dengan catatan yang ada buku dan uang yang telah disetorkan pada Bos Damang.

“ Kok..Jadi seperti ini ya…kemarin-kemarin klop, tak ada masalah..” lama…Sofian memperhatikan satu-satu angka-angka itu..seperti ada bekas tipe-ex yang samar sekali.

Belum sempat Sofian berpikir lebih panjang , Bos Damang sudah masuk ke dalam ruang kerjanya.

“ Selamat pagi…Mas Sofian..waah..pagi-pagi sudah siap di kantor niih…” Sapa bos Damang yang membuyarkan pikiran Sofian.

“ Selamat pagi juga Bos…iya ini saya mau menyiapkan berkas-berkas dan laporan keuangan pada Bos Damang…pagi ini, tapi…”

“ Tapi…kenapa  Mas? Ada yang belum selesai…ya sudah diselesaikan dulu, saya juga tidak buru-buru kok…”

“ Bukan begitu Bos..kemarin sudah saya siapkan semua, dan klop semua..tapi kenapa  jadi..begini ya..” Jelas Sofian pada Bos Damang.

‘ Memang kenapa Mas? Biasanya tak ada masalah kan..? Coba diteliti lagi satu-satu, kalau perlu kita panggil kepala cabang-kepala cabang yang ada di wilayah Kalsel, atau mungkin ada laporan salah satu dari mereka yang tidak beres..”

“ Kasih saya waktu untuk merunut satu-satu Bos..biar kelihatan kesalahan terletak dimana ?”

“ Iya..monggo silahkan selesaikan dulu..kalau perlu bantuan saya ada di ruang sebelah ya..”

“ Terima kasih Bos..”

Sofian segera meneliti satu-satu laporan harian dari tiap Unit Cabang , bahkan kalau perlu merunut sampai laporan harian petugas lapangan. Dari situ Sofian jadi ingat Kepala Unit Cabang Balangan yang bernama Mikun. Dia ingat kata-kata dan juga tatapan penuh iri dari Mikun pada waktu rapat koordinasi bulanan KSP Damai se wilayah Kalsel. Entah kenapa Mikun tidak suka padanya. Padahal mereka sama-sama berasal dari desa yang sama di Kudus. Mungkin Mikun tidak menyukai karir Sofian begitu baik, bahkan Mikun mendengar kalau tak lama lagi Sofian akan mendirikan KSP sendiri di Kaltim.

Sehari sebelumnya, saat Sofian pergi ke Banjar untuk menjemput Bos Damang, Mikun memang datang ke KSP Tabalong, dengan alasan ingin melarat laporannya, Mikun masuk ke ruang kerja Sofian dan mendapati tumpukan laporan yang sepertinya baru dibuat oleh Sofian, maka dengan berhati-hati mikun mengganti angka-angka yang sudah tertera di laporan keuangan yang dibuat Sofian, dengan maksud agar Bos Damang melihat kalau laporan tidak sesuai dengan kenyataan uang yang telah disetor pada Bos Damang. Yang berarti uang itu telah dipakai Sofian. Begitu pikiran Mikun untuk menjatuhkan Sofian.

“ Mbak Sofi…apa kemarin Pak Mikun datang kemari..?” Tanya Sofian pada Sofi yang berstatus sebagai sekretarisnya di KSP Damai.

“ Iya..Pak, kemarin Pak Mikun kesini, bahkan masuk ke ruang bapak, tapi saya tidak tahu apa yang dilakukan di dalam, karena ruangan ditutup, tapi Pak Mikun bilang ada laporan bulanan KSP Damai Balangan yang salah, dia ingin membetulkan sedikit katanya ,” jawab Sofi pada atasannya itu.

“ Memang kenapa Pak..”

“ Ada data keuangan yang sengaja dia ganti, entah apa maksudnya, saya akan melapor ke Bos Damang, dan Mbak Sofi nanti yang jadi saksi ya, kalau Pak Mikun kemarin masuk ruangan saya “ Sofian merasa mendapat jalan keluar dengan masalah yang dihadapinya sekarang.

“Baiklah kalau begitu, saya akan membuat laporan keuangan lagi yang benar, tapi saya tetap akan melaporkan tindakan Pak Mikun pada Bos Damang, agar ke depannya tidak akan mengulangi lagi tindakannya “ kata Sofian sambil berjalan menuju ruangannya kembali.

“ Silakan pak..!”

Sofian segera kembali ke ruang kerjanya untuk membuat laporan keuangan bulan itu dengan hati-hati dan teliti. Belum sampai selesai Laporan Keuangan itu selesai dikerjakan Bos Damang kembali masuk ke dalam ruangannya.

“ Bagaimana Mas Sofian ada sesuatu sepertinya ya..” Tanya Bos Damang.

“ Iya Bos, ternyata ada yang dengan sengaja mengubah laporan yang kemarin sudah saya buat.”

“ Looh…siapa? Ada buktinya, atau yang melihat kah ?

“ Bos bisa lihat sendiri..ini bekas tipe-ex tipis-tipis dan timpaan tulisan tidak pas sehingga masih kelihatan kalau itu hasil revisi, padahal saya tidak pernah membuat laporan keuangan dengan kesalahan apalagi main tipe-ex,…” kata Sofian sambil menyodorkan selembar kertas Laporan keuangan itu pada Bos Damang.

“ Iya..bener kelihatan kalau ada yang sengaja mengubahnya, siapa ya..”

“ Saya sudah tahu orangnya Bos, saya juga sudah mendapatkan saksi kalau orang yang bersangkutan kemarin masuk ke ruangan ini ketika saya menjemput Bos ke Banjar kemarin “ jelas Sofian.

“ Siapa orangnya Mas? Ada perlu aku memanggilnya “ Bos Damang jadi ikut gemes dengan orang seperti itu.

“ Sebaiknya kita adakan pertemuan dengan para Kacab se wilayah Kalsel secepatnya Bos… dia salah satu dari Kacab, coba nanti Bos Tanya sendiri, ada yang mau ngaku tidak “

“ Baiklah Mas ..sekalian kalau Mas Sofian mau pamit kepada mereka, Mbak Sofi suruh ngatur tempat yang enak buat acara pertemuan ini, biar yang jauh-jauh disiapkan tempat untuk menginap juga,” perintah Bos Damang.

Sofian segera memanggil Sofi sekretarisnya untuk bisa datang ke ruangannya.

“ Duduk sini Mbak Sofi”  kata Bos Damang.

“ Mbak Sofi kami ingin mengadakan rapat untuk seluruh kacab KSP Damai se Kalsel, tolong disiapkan tempat pertemuan yang kira-kira untuk 50 orang, sekalian untuk tempat penginapnya ya..kasihan mereka datang jauh-jauh kalau tidak disediakan tempat untuk istirahat yang layak” kata Bos Damang kepada Sofi.

“ Baik ..Pak, kalau kita menyewa hotel Tanjung kira-kira bos setuju tidak, atau nanti siang saya akan survey ke beberapa hotel di Tabalong ini “

“ Iya Mbak, tolong disurvey dulu yang kira-kira bagus dan sesuai dengan bugded kita, anggarannya masih sama yang tahun kemarin ya Mbak Sofi “ jelas Bos Damang pada Sofi.

“ Saya akan mensurvey siang nanti, semoga sore nanti saya sudah bisa membuat laporan pada Bos sore hari nanti, sebelum jam pulang kantor “

“ Terima kasih Mbak Sofi, lebih cepat lebih baik , Mbak sofi bisa minta antar Pak Leman nanti ya..” tambah Bos Damang.

“ Baiklah Pak, saya akan melanjutkan kerjaan saya dulu, permisi…” kata Sofi sambil bangkit dan berjalan menuju ruangannya sendiri.

Sambil mendengarkan pembicaraan antar Bos Damang dan Sofi, Sofian melanjutkan kerjaannya untuk membuat Laporan Keuangan yang baru.

“ Sudah selesai Bos…silahkan Bos periksa semua, terima kasih bos mau mengadakan acara pertemuan untuk perpisahan saya “

“ Saya bawa ke ruangan saya dulu ya Mas laporannya, sambil saya periksa disana “

‘ Baik Bos monggo..”

Bos Damang pun kembali ke ruang kerjanya sendiri, yang sekaligus menjadi kamar pribadinya bila kebetulan sedang berada di Tabalong jadi tidak perlu menginap di hotel atau penginapan.

Sofian terus menyiapkan surat-surat dan lain-lain untuk nantinya diserakan kembali pada Bosnya, bagi Sofia nada perasaan sedikit haru karena mau keluar dari tempat kerja yang telah membesarkannya, mengajarinya banyak hal tentang bisnis, dan kehidupan. Pekerjaan yang bisa membawanya sampai di Kalimantan, dan membawa kemajuan dalam hidupnya. Namun bagaimana lagi, Sofian ngin kehidupan yang lebih baik dengan mendirikan usaha KSP sendiri.

Untuk itu Sofian tidak ingin bersaing dengan bosnya, dia ingin mendirikan KSP di Kaltim saja,agar tidak bersaing dengan KSP miling Bos Damang. Karena KSP Damai tidak mempunyai cabang di Kaltim.

 

Tunggu lanjutannya yaaa..

 

Kudus, 16 April 016

'salam fiksi

Dinda pertiwi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun